Aku pun menenangkan Vinka dan memberinya minum.
"Lo kan ada Tio Vin, dia suka banget sama lo, lo kan pernah cerita ke gue kalo dia ngajak lo balikan" ucap ku.
Vinka hanya terdiam sambil terus meneteskan air matanya. Aku menghela nafas sejenak, membuat pikiran ku sendiri untuk lebih tenang.
"Coba deh lo pikirin lagi, lo milih Adrian yang cuma anggep lo sahabat atau Tio yang bener-bener suka sama lo bahkan masih nungguin lo sampe sekarang?" sambung ku.
"Iya sih Rin, harusnya gue liat Tio aja.. gue ngerasa salah sama Tio, ada orang yang jelas-jelas nunggu gue tapi gue malah nunggu orang lain"
"Nah itu lo ngerti, udah sekarang lo jangan nangis lagi, udah sore nih ayo pulang".
Esok harinya. Aku menjadi mc diacara demo eksktrakurikuler sekolahku hari ini. Adrian juga tampil dalam tim ekstrakurikulernya. Kami pun saling menyemangati. Selesai acara aku langsung mencari Adrian untuk sekedar memujinya, namun bak hilang ditelan bumi Aku tidak bisa menemukannya. Aku pun memutuskan untuk pulang.
Sesampainya di rumah Aku langsung membersihkan diri dan makan. Tiba-tiba handphone ku berbunyi menandakan ada chat masuk.
Adrian: Airin
Aku: Iya?
Adrian: Gak jadi deh
Aku: Hmm... Tadi lo keren loh pas tampil
Adrian: Ngakuin juga kan lo kalo gue keren
Aku: Yeuuuu, gue tarik kata-kata gue
Adrian: Yah ngambek
Aku: Enggak juga sihh
Vinka: PING!!!
Tiba-tiba Vinka mengirim chat padaku, padahal biasanya dia paling jarang chat dengan ku. Vinka lebih sering berbicara langsung kalau ada yang ingin dibicarakan.
Aku: Iya vin? Tumben chat? Biasanya ngomong langsung?
Vinka: Itu Adrian pasang status '5' tau enggak maksudnya apa?
Aku pun langsung melihat status di profile Adrian, dan ternyata benar dia memasang status '5'
Aku: Gak tau deh, tanggal lahirnya mungkin
Vinka: (Read)
Aku pun melanjutkan chat dengan Adrian.
Seminggu kemudian. Jam sudah menunjukkan pukul 18.30 pertanda jam les ku sudah habis. Aku keluar dari tempat les dan langsung pulang. Dari jam les tadi hingga sekarang aku masih chat dengan Adrian, membicarakan beberapa pelajaran yang membuat kami sama-sama pusing.
Sesampainya di rumah aku langsung berganti baju dan mengambil beberapa camilan untuk dimakan di kamar. Sambil menunggu Adrian membalas chat aku melihat recent updates. Mataku terpaku melihat foto profile teman sekelasku. Foto itu adalah screenshot chatnya dengan temannya yang bernama Ghina. Kalian tahu apa yang membuat mataku terpaku melihatnya? Status Ghina juga '5' ! Aku ingat status Adrian juga '5'. Aku langsung mengirim chat kepada Vinka
Aku: PING!!!
Vinka: Kenapa Rin?
Aku: Status Ghina '5' sama kayak Adrian, jangan-jangan mereka... Wkwk
Vinka tidak tahu aku dekat dengan Adrian, jadi aku bertanya sebisa mungkin terlihat bercanda agar Vinka tidak curiga
Vinka: Mereka emang udah jadi kali Rin
Aku: Hah? Seriusan? Kapan? Kok gue baru tau yaaa wkwk
Vinka: Pas kita demo ekstrakurikuler itu loh Rin
Aku: Oalahh oke lahhh nanti gue mau minta pj ke Adrian wkwk
Tiba-tiba sesuatu yang hangat mengalir dipipiku dengan deras. Bak air terjun yang airnya tidak bisa berhenti mengalir. Keluargaku sudah tidur semua, aku pun bisa menangis tanpa ketahuan siapa pun. Hampir sekotak tissue aku habiskan
Adrian: Mbb, sama Bu Siska mah cepet ngajarnya
Aku: Lo jadian sama Ghina?
Adrian: Lo tau darimana?
Aku: Lo gak ngasih tau gue, lupa atau sengaja?
Adrian: Gue gak mau lo tau Rin
Aku: Selamat ya, semoga langgeng sama Ghina, pj jangan lupa weh, gue tau lo gak mau gue tau biar gue gak minta pj kan? Rese lo, pokoknya pj nya gue tunggu, wajib!
Adrian: Gue takut lo salah paham Rin
Aku: Salah paham apa deh, udah ah gue ngantuk mau tidur
Adrian: Yaudah deh, good night Rin
Aku: NiteMataku benar-benar sudah berwarna merah dan bengkak, kamar ku penuh dengan tissue. Aku langsung membuang sampah-sampah tissue ke tempat sampah di kamar ku agar tidak ketahuan keluargaku. Aku mengirim chat pada Seilla tapi ternyata Seilla sedang off. Tiba-tiba salah satu temanku Ariel mengirim chat padaku.
Ariel: Rin, lo deket enggak sama Nisa? Bantuin gue dong plis
Aku: Deket tapi enggak deket-deket banget, jarang main bareng soalnya
Ariel: Mau bantuin gue enggak?
Aku: Apa?
Ariel: Gue ada sesuatu yang mau dikasih ke dia, lo yang ngasihin mau enggak?
Aku: Enggak tau deh
Ariel: Kok enggak tau? Biasanya lo kalo jawab 'iya' atau 'enggak'
Aku: Lagi bingung mau bantu atau enggak
Ariel: Lo kenapa sih? Ini bukan Airin banget cara jawabnya, ada masalah? Cerita sama gue
Aku: Enggak, makasih
Ariel: Lo kayak baru kenal sama gue aja, lo tau kan gue orangnya jaga rahasia banget, gak usah takut mau cerita sama gue
Akhirnya aku pun menceritakan semuanya pada Ariel sambil terus meneteskan air mata. Semenjak itu aku dan Ariel mulai dekat sebagai sahabat. Aku selalu menceritakan tentang Adrian, sedangkan Ariel selalu menceritakan tentang Nisa. Nisa adalah teman kecilku sekaligus teman smp ku. Kami mulai dekat ketika smp karena Nisa berpacaran dengan Ariel.
Sebulan kemudian.
"Rin, main basket yuk" ajak Ariel."Kapan?"
"Pulang sekolah, gue lagi bawa bola basket nih"
"Oke"
Setelah bel pulang berbunyi aku pun langsung menuju lapangan sekolah. Ariel sudah menunggu di sana. Jujur saja aku paling lemah dalam hal olahraga, karena itu Ariel mengajakku bermain basket untuk mengajariku, ya setidaknya supaya ada beberapa teknik yang aku bisa lah walaupun tidak jago.
Satu jam berlalu. Aku dan Ariel memutuskan untuk istirahat.
"Eh, lo mau kemana?"
"Beli minum di warung depan"
"Nitip dong Rin"
"Enak aja nitip, ayo lah ikut kalo mau"
"Iya deh"
Kami pun ke depan sekolah melewati koridor. Mataku menangkap sesosok lelaki yang sangat ku kenal. Adrian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hot Chocolate
Genç KurguKisah seorang remaja yang masih tidak bisa melepaskan asmara dunia putih birunya. Adrian, first love Airin sukses membuat Airin bingung antara bertahan, atau melepaskan. Kisah ini tak hanya membahas tentang sebuah asmara, tetapi persahabatan, dan ai...