Liburan Bersama Teman-Teman

394 0 0
                                    

"Anak-anak, mulai Hari Senin nanti, sekolah diliburkan tanpa PR. Sekolah harus direnovasi dan sedikit di perbaiki." Kata mrs. Trisha.
Teman-teman tau gak? Sebulan lalu (karena ini 4 bulan kemudian), Sophia pindah kesini.
Aku punya tiga sahabat paling baik di sekolah. Sophia, Yuuko, dan Larissa. Kalau sahabat baik di rumah, banyak termasuk Sophia yang jadi tetanggaku.
Jam istirahat, kami berkumpul di perpustakaan yang kebetulan hanya ada kami berempat dan Allah.
"Teman-teman, aku punya ide gila, nih!" Kataku.
"Apa?" Tanya Larissa penasaran.
"Sebelum itu, aku ingin tahu uang tabungan kalian." Kataku.
"6 juta." Kata Larissa.
"4 juta." Kata Sophia. "Nabung 5 tahun tuh." Lanjutnya.
"3 juta." Kata Yuuko.
"Hmmm," aku berhitung sebentar.
"Uang tabunganku 5 juta. Ya, aku harap kalian mau. Mau enggak, kalau kita pergi ke kota lain. Seperti ke, Surabaya?" Usulku.
"Wess, seru juga tuh. Jauh kan dari sini ke Surabaya." Sophia terlihat berpikir. Apa yang ia pikirkan. "Tapi berapa biayanya?" Tanya Sophia.
"Besok kan sabtu. Sabtu kan sekolah kita libur, oh iya! Larissa, kamu dirumah sendirian kan? Orangtuamu di Singapura 2 minggu dan kamu anak tunggal, kan?" Kataku sambil menunjuk Larissa.
"Lalu?" Larissa terlihat bingung ala Dijah Yellow (bayangkan kalau dia bingung).
"Aku, Yuuko, dan Sophia bisa beralasan kalau kita menginap di rumah Larissa. Insya Allah kita pergi Selasa. Dari Sabtu hingga Senin kita bisa menginap sekalian berdagang. Bisa medan tiket, dan lain-lain." Ceritaku.
"Bagaimana kalau orangtua kita ke rumah Larissa dan tidak ada orang?" Tanya Yuuko.
"Kalian pikirkan sendiri." Aku kehabisan ide. "Aku sih tidak akan, karena orangtuaku orangnya percaya padaku. Paling aku hanya di telepon." Lanjutku.
"Bukankah kalau bohong dosa?" Tanya Sophia.
"Gunakan logika untuk menjawab." Jawabku. "Seperti, kalau misalnya bertanya mau kemana, jawab ke rumah Larissa. Benar kan, walaupun tak sepenuhnya? Nanti begitu sudah pulang, kita akan jujur." Usulku. Sebaiknya adegan ini jangan dicoba. Diculik gawat loh! Ini kan hanya cerita.
"Oke, lalu bagaimana dengan uangnya?"
"Jika ditambah-tambah, menjadi 18 juta(salah hitung sorry), mungkin kita butuh 7 juta. Jadi, Larissa bawa 2 juta, Sophia 2 juta, Yuuko 1 juta, dan aku 2 juta. Tapi, bawa saja kartu ATM." Usulku bertele tele.
"Wuih, Yuuko untung!" Keluh Sophia.
"Berarti, Yuuko harus kasih aku permen." Kata Cessie bercanda.
"Oh, oke. Aku minta izin nanti. Kita kan punya grup di <nama jejaring sosial> yang anggotanya hanya kita berempat, nanti deh aku kasih tahu." Kata Yuuko.
Yap, semua setuju. Mereka berusaha tidak berbohong tapi tidak ketahuan. Satu lagi, untuk para pembaca yang baik, jangan ditiru ya! Nanti gak jadi murid teladan loh!
Akhirnya, bel berbunyi. Aku berharap, rencana ini berhasil. Karena, aku bosen banget kalau selama libur hanya dirumah.
Besoknya di rumah Larissa ...
"Apa yang kita lakukan untuk menambah uang jajan?" Aku berpikir.
"Waah, petualangan yang seru nih!" Larissa terlihat bersemangat.
"Aku ada ide!" Yuuko mengangkat tangannya. Aku dan ketiga sahabatku menoleh.
"Apa?" Tanya Sophia.
"Apakah kalian bisa membuat macaron dan cookie?" Tanya Yuuko.
"Aku tahu ide kamu. Kita akan membuat dan menjual, kan? Lagian kedua makanan itu digemari banyak orang." Tebak Sophia.
"Pintar kamu!" Puji Yuuko.
"Ayo, siapa yang mau menemaniku ke mini market untuk membeli bahan-bahan?" Tanya Larissa.
Aku mau.
Oke, akhirnya aku dan Larissa ke mini market.
Kami berbelanja bahan disana, lalu kami membuat kue dan menjualnya.
Hingga harinya tiba ...
Di dalam pesawat (karena naik pesawat).
"Semoga lancar." Doaku.
Di Surabaya, kami jalan-jalan. Gak cuma itu, kami juga ke sekitar Jawa Timur.
Kami ke Galaxy mall, WBL, jembatan Suramadu, Pantai Kenjeran, dan lain-lain.
From author
Kelanjutannya masih ada ya! Maaf ceritanya gak lucu. Hehe

CessieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang