Pagi hari yang cerah untuk kota pelajar saat ini. Angin sepoi-sepoi melewati pepohonan, serta burung gereja berkelompok terbang kemana saja. Kota Jogja hari ini sedang ramai, ramai oleh pelajar, pekerja, turis, dan bus pariwisata yang membawa pelajar dari berbagai daerah untuk tour di kota ini.
Jogja is never lonely and will never leave it lonely.
Itulah kalimat yang baru saja ditulis oleh Mozza, perempuan cantik dengan rambut di cepol asal yang berada di dalam kamarnya.
Sebelum pergi dari tempat kelahirannya, ia mengenang beberapa tempat yang sering ia singgahi bersama teman ataupun sendiri. Tentu saja akan sangat ia rindukan nanti setelah berada di Jakarta.
Vera, ibu Mozza datang menghampiri anak bungsunnya itu bersama Putra, bapak Mozza. Anaknya langsung menutup laptop lalu tersenyum manis kepada orang tuanya. Vera dan Putra duduk di tepi kasur berukuran queen yang sebentar lagi akan ditinggalkan oleh pemiliknya.
"Dek, kamu yakin mau sekolah di Jakarta?" Tanya Vera memastikan kembali putrinya itu.
"Mozza yakin bu, gak apa-apa kan kalau aku di Jakarta?" Jawab Mozza sambil menyakinkan kembali izinnya untuk ke Jakarta.
"Gak apa-apa, Oja. Kami masih sehat, jadi jangan terlalu mengkhawatirkan bapak, ibu. Kalau kamu yakin untuk ke Jakarta, silakan. Tapi kamu harus bisa jaga diri, jangan melakukan hal aneh-aneh yang membuat orang tua kamu ini kecewa... " Ujar Putra lalu menggenggam kedua tangan anaknya. "... bapak, ibu percaya sama kamu. Dan jika kamu ada masalah apa pun, jangan lupa ceritakan ke kami, ya?"
Mozza tersenyum kembali. "Terima kasih pak, bu udah percaya sama Mozza. Aku janji gak akan pernah mengecewakan bapak, ibu."
Gadis itu bersyukur memiliki orang tua yang sangat memperhatikan dan sangat mengerti apa yang ia inginkan. Tentu saja Mozza akan tau diri karena diberi kebebasan oleh orang tuanya.
"Bagaimana dengan motor kamu di sini? Apa mau kamu bawa ke sana?" Kali ini Vera yang bertanya.
"Aku sudah tanya temanku, katanya bisa di paketkan. Nanti di kirim paket saja biar gak ribet."
"Semua persiapan kamu sudah selesai?"
"Sudah semua, bu."
"Ya udah kamu istirahat dulu, nanti bapak antar ke bandara."
Mozza menganggukkan kepala. Kedua orang tuanya pergi keluar kamar gadisnya untuk memberi waktu istirahat. Ia meraih ponsel yang ada di sebelah laptop dan mencari aplikasi whatsapp untuk memberi kabar kepada kekasihnya.
Mozza :
Fero, sore ini aku terbang ke Jakarta. Kemungkinan sampai sana pagi, kamu bisa jemput aku nggak?Fero :
Maaf sayang. Besok aku harus anterin mamah, ada arisan keluarga.Mozza :
Hmm, yaudah deh. See you soon, by. :)Fero :
See you, take care yaa💕Ponselnya di taruh dengan kasar lalu bangkit dan menjatuhkan dirinya ke kasur. Ia lelah dengan sikap Fero yang akhir-akhir ini sering cuek kepadanya, jarang memberi kabar dan sangat susah untuk dihubungi. Jika ditanya alasan, pasti ia jawab sedang sibuk untuk ujian di kuliah.
Mozza dan Fero sudah menjalin hubungan sekitar 2 tahun lamanya. Saat itu Fero study tour ke Jogja dan bertemu Mozza yang sedang bolos sekolah. Sejak saat itu Fero menyukai Mozza karena perbuatan baik yang mau menolong seorang nenek menyebrang. Ia meminta nomor telepon gadis itu dan jadilah pasangan kekasih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mozzazura
Teen FictionMengisahkan gadis cantik berusia 17 tahun yang baru saja pindah sekolah karena suatu tujuan. Tetapi dibalik itu semua, ada pengalaman yang baru saja di dapat dari orang baru yang masuk di kehidupannya. Apakah Mozza mampu jatuh cinta lagi pada orang...