Aku tersenyum bangga melihat namaku tertera jelas disalah satu artikel yang dimuat disalah satu sisi papan kayu berwarna yang dibalut kaca bening ini, yup lebih tepatnya mading utama sekolah besar nan elit Taruna Bangsa.Awalnya memang aku agak kurang srek dimasukan kesekolah yang tingkat elitnya lumayan tinggi. Aku terkadang iba melihat mama yang bekerja sendirian.
Semenjak meninggalnya papa 4 tahun yang lalu. Aku sempat berfikir agar mama menyekolahkanku disekolah yang biasa saja, tapi dia selalu bilang 'mama mau liat kamu sukses sayang jadi mama rela ngelakuin apa aja biar kamu bahagia', terkadang aku tersenyum sendiri mengingat - ngingat kenangan - kenangan indah masa lalu keluarga kecil kami.
Tiba - tiba seseorang menepuk pungguku, yang membuat aku agak terlonjak. Aku menoleh ternyata laeela sahabat ku dari kecil, dia cewek imut yang banyak diincar kaum adam walaupun tidak sebanding denganku jika dibandingkan dalam hal apapun, contohnya popularitas dan jabatan nya dibagian osis, pasti aku lebih unggul. Mungkin karena dirinya lebih tertutup pada orang yang belum ia kenal.
"Udah jangan diliatin mulu, kayak baru pertama kali aja profi lo dimuat dimading sekolah. Emang kalo lo liatin mulu tuh artikel berubah jadi duit atau emas, enggak kan?" Gurau nya sambil menarik tangan ku untuk menjauhi papan kaca itu.
"Siapa yang ngeliatin mulu, baru sekali gue liat tuh mading gak nyangka aja ternyata muka gue disitu agak gendutan kayaknya gue harus diet deh" ucapku sedikit berbohong.
"Kita mau kemana sih, gak usah digeret juga kali emang gue kambing" lanjutku sambil melepaskam tangannya yang betah banget nempel di tanganku yang mulus ini. Kan gawat aja tiba- tiba ada gosip 'tidak pernah digosipkan dengan cowok, Alina cantika ternyata berpacaran dengan seorang perempuan', OGAH deh."Kok lo jadi alay gitu sih, emang kalo lo gendut ada yang merhatiin lu, ge-er banget lo jadi cewek!" Cetus nya, sambil mendaratkan jitakan tepat diubun ubun kepalaku. Aku hanya meringis kesakitan. "Sadar gak sih lu ini jam berapa? Jangan sok amnesia deh, lo kebanyakan makan rumus kimia sih makannya memory otak lu tinggal 2 gb" celotehnya gemas.
"Heh banyak ya yang merhatiin gue, elonya aja yang matanya rada - rada, cewek seperfect gue mah langka" ujarku bangga.
"Baru jam set 3, ada apaan sih?" Tanyaku bingung.
Lee menghembuskan nafas panjang, melihatku dengan tajam "LO INGET GAK SIH PAK GHOOSE BLACK MANGIL LO KERUANGANYA TADI?" jawabya sambil menekan kata - katanya.
Aku menepuk jidat ku gemas, kenapa aku baru inget, aku dipanggil guru paling langka sedunia 'pak ghoose black' pembina osis kita tercintah.... "Oiya astapirullah lupa gue, buruan yuk. Keburu kena ceramahannya yang ditambah ujan lokal" kataku, kemudian menyeret lee tanpa babibubebo keruang osis yang berada dilantai 1.
Aku berlari dengan semangat sambil mengeret lengan lee yang mengikuti langkahku dibelakang.
Semua anak - anak yang sedang ekstralulikuler bingung melihat aku dan lee berlari seperti dikejar setan. Tiba - tiba lee menghetikan ku.
"Bentar - bentar al, capek gue" ucapnya sambil mengatur napasnya.
"Aduh lee kalo kita kelamaan entar keburu tuh guru manggil kita lewat speaker, malu gue dikiranya entar kita bikin masalah" jelasku, ikut mengatur nafas juga.
"Alina Minami, Alina minami" ucap suara berat di speaker sekolah yang lumayan kencang.
"Mampus gue, gue duluan aja ya" kataku, lalu segera berlari meninggalkan sahabatku itu dibelakang.
Akhirnya aku sampai didepan ruang pak chris atau lebih tepatnya pak ghoose black karena kulitnya yang hitam menyala dan orangnya yang agak aneh yang seperti jelangkung tiba - tiba muncul dan tiba - tiba ngilang. Jadi gak salah kalo dia dipanggil sang Ghoose black.
KAMU SEDANG MEMBACA
Me Vs You and Ur time
Teen Fiction"Siapa sih lee yang gak kenal gue, dari tukang cireng depan sekolah sampe kepsek pasti kenal gue semua" jelasku bangga pada sahabatku yang heran akan kesombonganku. "Iya iya... tau deh mba KETUA OSIS" desisnya sebal, sambil memanyunkan bibirnya kede...