Amnèsie

116 12 4
                                    

Seharusnya Kim Seokjin bisa pergi saja...
Meninggalkan gadis itu
Toh dia juga sudah menemukan pengganti seorang Kim Seokjin di hatinya.
Tidak ada lagi yang bisa dipertahankan dari hubungan ini.

Tapi andai bisa sesederhana itu.
Andai bisa segampang itu,
meninggalkan orang yang sudah mengisi relung hatimu selama 3 tahun terakhir.

Melupakannya sedetik saja dari otaknya, Kim Seokjin tidak rela.
Apalagi jika harus menghapus gadis itu dari hidupnya?



Pria itu mengawasi gadis yang terduduk di salah satu bangku di koridor rumah sakit itu.

Gadis itu mengenakan baju pasien dari rumah sakit tersebut. Raut wajahnya nampak sedikit pucat namun tetap nampak cantik di mata seorang Kim Seokjin. Tanpa sadar, seutas senyum terukir di wajah rupawannya.

Namun langsung lenyap saat melihat siapa yang mendekati gadis itu dan duduk dengan santainya di samping gadis itu. Seakan-akan itu memang sudah sepantasnya. Sudah seharusnya.
Seakan-akan menunjukkan bahwa gadis itu adalah miliknya.

Ah, tapi hal itu memang benar.

Bau antiseptik yang dibencinya dan warna putih pucat khas rumah sakit membawanya berkelana ke masa-masa beberapa bulan yang lalu.


Amnesia.

Seokjin tak bisa percaya orang terpenting dalam hidupnya mengalami musibah itu. Amnesia. Yang sering mereka berdua temukan di dalam film-film dan drama yang sering mereka berdua tonton.

"Ingatannya selama 5 tahun terakhir terhapus."

Seokjin menggigit bibirnya begitu mendengar ucapan dari dokter di hadapannya tersebut.

"Tak ada yang bisa kami lakukan selain menunggunya untuk pulih sendiri. Amnesia berupa trauma pada otak, kami tim medis tidak bisa melakukan apa-apa untuk mengembalikan ingatannya selain atas kemampuannya sendiri."

Seokjin menarik nafas terlebih dahulu sebelum berbicara, kenapa rasanya sakit sekali hanya untuk bernafas?
"Tapi, ingatannya pasti akan kembali kan? Maksudku, dalam kurun waktu tertentu, ingatannya pasti akan kembali lagi kan?"

Dokter itu menghela nafas pelan, "Kami tak bisa menjaminnya Tuan Kim. Memang banyak penderita amnesia yang pada akhirnya bisa mengembalikan keseluruhan atau setidaknya separuh ingatan mereka. Tapi juga tidak sedikit kasus yang pada akhirnya, penderita amnesia itu sendiri tidak berhasil mengembalikan ingatannya, barang secuil pun."

Seokjin merasa ada begitu banyak bongkahan batu yang menimpa dadanya saat itu juga.

Bagaimana jika ingatan Hyunri tak pernah bisa kembali?

"Aku hanya memberi saran." Dokter itu mengeluarkan suara setelah tercipta keheningan di antara mereka untuk beberapa saat "Sebaiknya kau mencari penggantinya saja. Menunggu penderita amnesia mendapatkan kembali ingatannya itu adalah penantian yang tidak pasti. Kau akan membuang-buang waktumu untuk hidup jika menunggunya."

Mencari penggantinya?

Seokjin terpekur untuk beberapa saat. Apa dia sanggup?

Dia mendongakkan kepalanya, balas menatap dokter di hadapannya itu lalu menggelengkan kepalanya, "Tidak, dokter, aku akan menunggunya sampai ingatannya kembali. Atau setidaknya, hingga ia kembali mencintaiku seperti sebelumnya."



"Lupakanlah saja dia Seokjin-a!" suara Yoongi menyadarkan Seokjin dari lamunannya, Seokjin mengangkat kepalanya dan berhadapan dengan wajah kesal Yoongi.

"Hmm? Melupakan apa?"

"Tentu saja gadis itu! Han Hyunri. Dia telah menemukan penggantimu, apa lagi yang bisa kau harapkan? Memorinya tentangmu sama sekali tidak ada. Kau jelas kalah telak dari Kim Taehyung itu!"

Begitukah? Apakah dia betul-betul sudah tidak ada kesempatan lagi?


"Dia cinta pertamaku, oppa..."

Seokjin merasa senang melihat gadis itu tersenyum sekaligus mengasihani dirinya sendiri karena tahu yang dimaksud oleh gadis itu bukan dirinya.

"Hari ini, dia menyatakan perasaannya padaku. Ternyata perasaanku selama ini terbalaskan."

"Kau... mencintainya?"

"Hm... tentu saja. Kurasa aku harus cepat-cepat memberitahukan hal ini pada Taehyung."

Dan itu berarti seorang Kim Seokjin ini benar-benar sudah tidak mempunyai kesempatan lagi.
Artinya seorang Kim Seokjin benar-benar sudah tak berarti di mata gadis itu.


"Hyung... kau yakin tidak mau ikut?" Jimin sudah siap dengan dandanannya yang biasa, bersiap-siap pergi ke salah satu klub.

Seokjin menggelengkan kepalanya.
"Tidak. Aku mau menjenguk Hyunri di rumah sakit saja."

"Untuk apa hyung? Hyunri sudah punya Taehyung, kan?" Namjoon langsung menoyor kepala Jimin tepat setelah Jimin selesai bicara yang menimbulkan seruan protes dari Jimin.

Seokjin hanya dapat tersenyum, sebagian dari dirinya kembali mengasihani diri sendiri, sadar betul bahwa apa yang dikatakan Jimin itu ada benarnya. Tapi Seokjin tidak pernah bisa berhenti peduli pada seorang Han Hyunri. Sekalipun Han Hyunri sendiri barangkali tidak menghiraukannya lagi.

Gadis itu sibuk mengisi hari-harinya dengan Kim Taehyung. Cinta pertamanya di SMA dulu.

Dan Seokjin tak bisa melakukan apapun saat dia kalah cepat dari seorang Kim Taehyung.

Dia memang sudah kalah telak dari Taehyung. Sudah jelas Hyunri akan lebih memilih Taehyung daripada dirinya. Taehyung masih melekat jelas di memori gads itu lima tahun yang lalu. Sedangkan Seokjin baru datang 2 tahun kemudian, yang otomatis terhapus dari kepingan memori Hyunri.


Banyak yang mengatainya bodoh.

Kenapa kau masih terus menunggu gadis itu? Carilah orang yang lain, dia tidak akan pernah berpaling kepadamu.

Aku tau ini terdengar kejam Seokjin-a, tapi itulah kenyataannya.

Carilah kebahagiaanmu sendiri Kim Seokjin!

Mereka tidak mengerti...

Orang-orang itu tidak mengerti.

Bahwa kebahagiannya hanya satu di dunia ini.

Gadis itu.

Bagaimana dia bisa bahagia jika dia harus melepaskan gadis itu?

Tapi, cinta itu bukan berarti harus memiliki kan?

Jadi, seorang Kim Seokjin akan terus seperti ini. Memandangi gadis itu dari jauh. Mencintainya dari jauh tanpa bisa memilikinya.

Bagi seorang Kim Seokjin itu tidak masalah. Asalkan seorang Han Hyunri bisa bahagia, walaupun tak harus bersama dia.

Walaupun dia harus mengorbankan perasaannya.


---FIN---


A/N :

Huwaaa...

Apa ini???

Moga aja angsty-nya dapet ya.

AmnèsieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang