Sky High School
"Rahanel Alvin Wijaya, lagi-lagi Pak Rizal menyuruh kita untuk interview dia sebagai Student of The Month bulan depan" ujar Chelsea selaku ketua redaksi di sekolahnya sambil melempar map ke atas meja.
"Hahhh??" Para anggota redaksi sekolah hanya menganga tidak percaya.
Alvin yang mereka bicarakan tadi adalah seorang cowok yang multitalenta, ia pernah beberapa kali memenangkan lomba olimpiade tingkat provinsi, maka dari itu ia sangat berpengaruh bagi Sky High School.
Selain ia berprestasi dalam bidang akademik Alvin juga berprestasi dalam hal non akademik dan organisasi sekolah, terbukti dengan ia menjabat sebagai Ketua Ekskul Basket dan merupakan Wakil Ketua Osis di Sky High School.
Namun, dibalik prestasinya tersebut ia merupakan sosok yang dingin dan cuek juga jarang berbicara kecuali di dalam kelas dan bersama teman-temannya Bagas, Rendi, dan Alfa.
Alvin juga orang yang anti publikasi, ia tidak mau diinterview karena menurutnya itu adalah hal yang tidak penting, terbukti sudah 5 kali Tim Redaksi Sekolah ingin mewawancarainya namun ia terus menolak.
Maka dari itu para anggota redaksi sangat terkejut ketika Pak Rizal selaku pembimbing redaksi sekolah menyuruh mereka untuk me-interview Alvin -lagi- .
"Pak Rizal kenapa sih?? Kenapa Pak Rizal nyuruh kita untuk me-interview Alvin, Si Makhluk Es itu lagi??" Ujar salah satu anggota redaksi Rena.
"Ya, mau gimana lagi Alvin udah ditetapkan sebagai student of thr month" ujar Chelsea lesu.
Tiba-tiba masuklah seorang gadis cantik dengan memakai seragam basket putri Sky High School. Anak-anak rambut yang terlepas dari ikatannya menambah kesan manis untuk gadis ini.
"Hey... hey... kalian kenapa?? Kok mukanya pada ditekuk gitu??" tanya gadis tersebut yang bernama Marsha.
Rena menyodorkan sebuah map dan foto Alvin, dari sana Marsha sudah tahu apa yang terjadi. Pak Rizal pasti menyuruh Tim Redaksi untuk me-interview Alvin.
Marsha menghembuskan napas dan langsung mengambil map dan foto yang diatas meja tadi.
"Biar gue yang interview dia" ujar Marsha sambil keluar dengan kesal.
***
Setelah mencari sosok Alvin hampir disetiap tempat yang ada disekolah ini, Marsha tidak juga menemuinya. Sudah setengah dari jam istirahat yang ia habiskan demi mencari makhluk es satu itu, tapi hingga sekarang hasilnya tetap nihil, tak ada hasil. Bahkan Marsha tidak melihat teman-teman Alvin.
"Kemana mereka??" batin Marsha.
Tidak jauh dari tempat Marsha berdiri, disebrang lapangan basket, tepatnya dibawah pohon palem yang terdapat didepan kelas X, Marsha dapat melihat dengan sangat jelas, Bagas -salah satu teman Alvin- tengah merayu seorang adik kelas berwajah imut yang bernama Oliv.
Marsha berkacak pinggang, ia lalu melangkah besar-besar menghampiri Playboy yang sedang melancarkan aksinya itu.
"Ehem..." Marsha berdehem sedikit keras. Bagas bersama Oliv yang setengah takluk itu menoleh secara bersamaan kearah Marsha. Bagas tersenyum lebar tanpa melepaskan genggaman tangannya dari tangan Oliv.
"Alvin mana??" Tanya Marsha sedikit ketus.
"Wihii... Nggak biasanya nih nyariin Alvin. Ada apa?" Tanya Bagas.
"Gue nggak mau ada urusan sama lo, sekarang mending jawab gue, dimana Alvin??" Tanya Marsha sekali lagi dengan seringai tajamnya.
"Hahaha... santai Sister! Santai... Alvin hari ini nggak masuk karena dia ikut olimpiade di Singapura" jawab Bagas pada akhirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Believe
Teen FictionTuhan selalu punya rencana yang indah buat setiap umatnya, walaupun terkadang untuk menggapainya kita harus melalui beberapa ringan yang disiapkan-NYA. Terkadang juga kita sebagai umatnya selalu menyalahkan Tuhan, menyebut Tuhan tidak adil. Namun pe...