Satu Bulan Kemudian...
Tak terasa hari operasi untuk Dinara semakin dekat.Dan itu berarti ia harus menginap di Rumah Sakit.Tak disangka,selama menjalani pengobatan,Bintang selalu menemaninya.Begitu juga Revan.Membuat Dinara benar-benar dilema.
Saat ini Dinara sedang terbaring diranjang kamar inapnya di Rumah Sakit.Dan Bintang duduk disofa sebrang ranjang sambil membaca buku.
"Eh,Tang!"Panggil Dinara tiba-tiba.
"Hmm?"Sahut Bintang masih tetap fokus pada bukunya.
"Kalo akhirnya operasi nanti berjalan dengan lancar,gue mau orang yang pertama kali gue liat pas gue bangun selain orang tua gue itu...lo!"Pinta Dinara.Bintang sentak berhenti membaca dan kini tatapannya beralih pada Dinara.
"Apa itu adalah janji yang harus gue tepatin?"
"Yup!Lo harus janji kalo lo bakalan jadi orang pertama itu!"
"Hmmm....oke!Gue janji!Gue bakal terus ada disamping lo sampai selesai operasi!"
"Janji adalah utang!Dan utang harus dibayar!"
***
Dua hari kemudian...
Hari dimana keesokannya Dinara akan menjalanai operasinya.Dan Dinara diminta untuk istirahat yang cukup.
RIING!RINGG!Ponsel Bintang tiba-tiba saja berbunyi saat ia sedang duduk disofa kamar inap Dinara.
"Halo,Ma?...Pulang?Kenapa?...oke.Bintang pulang sekarang!"
Setelah menutup telfon,Bintang segera bergegas pergi.
~~~
"APA?BALIK KE AMERIKA?"
"Iya,Bin..."
"Tapi kenapa,Ma?"
"Ini permintaan Papa kamu.Beliau minta kamu buat balik dan sekolah disana,setelah itu melanjutkan perusahaannya di sana..."Jelas Mama.
"Tapi kenapa harus malam ini dan tiba-tiba kayak gini?Sebelum aku balik ke Jakarta,Papa udah setuju kalau aku milih buat ngelanjutin sekolahku di Jakarta?Dan...Apa mama gak tau besok itu hari operasi Nana?Aku harus dateng!"Bintang masih bersikeras dengan keinginannya.
"Mama tau!Tapi ini perintah Papa kamu.Kamu tau sendiri kan sifat Papa kamu yang keras?Jadi Mama mohon,ikutin apa kata Papa kamu..."Pinta Mama penuh harap.Bintangpun tidak mungkin menolah permintaan ibunya.
Ia menghela nafas pasrah."Jam berapa aku berangkat?"
"Tengah malam nanti."
***
Bintang hanya berdiri membeku didepan ranjang Dinara yang sedang tertidur pulas.Melihat itu semua,membuat Bintang teringat akan permintaan Dinara padanya.Dirinya telah berjanji.Tapi pada kenyataannya ia tak akan mungkin menepati janji yang telah ia buat itu.Bintang benar-benar menyesal atas keputusan yang ia ambil ini.Tanpa sadar,air matanya jatuh membasahi pipinya.Bintangpun mendekati Dinara dan dengan lembut ia mencium kening Dinara lalu mengelus rambut Dinara.
Maafin gue,Na...
Dengan langkah perlahan ia berjalan pergi keluar dari kamar Dinara.
***
Waktu operasipun tiba.Dinara dibawa masuk kedalam ruang operasi.Dalam hati ia benar-benar cemas.Akankah operasi ini berjalan lancar?Akankah ia dapat membuka matanya lagi dan melihat kehadiran Bintang?Hanya mukjizat dari Yang Maha Kuasa yang bisa nenjawabnya.Waktu berjalan begitu saja.Tak terasa 4 jam lebih telah berlalu.Operasipun selesai.Para keluarga tengah menunggu hasil dari dokter.Tiba-tiba Dokterpun keluar dari ruang operasi.
"Gimana,dok keadaan Nana?Apa operasinya lancar?"Tanya sang ibu harap-harap cemas.Disana ada Ayah Dinara,Revan dan juga orangtuanya.
"Alhamdulilah,berkat doa dari orang-orang tersayang Dinara,operasi berjalan dengan lancar dan sesuai dengan apa yang kita harapkan..."Jelas Dokter senang.Orang-orang yang menunggu Dinara disitupun sentak mengucap syukur.
"Kapan kita bisa ketemu Nana?"Tanya Ayah Dinara.
"Sebentar lagi,Dinara akan dipindahkan ke ruang inapnya."
***
"Ibu?Ayah?"Panggil Dinara dengan suara serak saat ia tersadar."Iya,Na.Ini Ibu."
"Revan?Om dan Tante?"Dinara terus mencari sosok yang ia harapkan dapat muncul."Bintang mana?"
Ibu dan Ayah Dinarapun terdiam.Saling pandang satu sama lain.Tapi tak ada yang mau menjawab.
"Kita permisi dulu..."Kata orangtua Revan.Revanpun mengikuti.
"Ini.Ibu nemuin ini pas lagi bersihin ranjang kamu disini."Kata Ibu sambil menyerahkan sebuah amplop putih pada Dinara.Dan setelah itu Ayah dan Ibu keluar.
Dinara terus memperhatikan amplop tersebut.Amplopnya bukan amplop tipis yang hanya berisikan selembar kertas.Tapi ini terlihat tebal dan keras.Perlahan,Dinarapun membuka amplop itu.Ternyata didalamnya Dinara menemukan sebuat iPod Touch dan headsetnya.Dan ada juga secarik kertas.Yang pertama kali ia ambil adalah kertas tersebut.
Hai,Na.Gak sepantasnya gue bilang 'Hai' diawal surat ini.Yang seharusnya gue bilang itu Maaf.Yaa...harusnya gue minta maaf.
(Untuk selengkapnya,lo bisa liat di iPod itu.)-Bintang"Nih anak kenapa sih?"
Dinara mengambil iPodnya.Dinyalakannya iPod tersebut.Dicamera roll hanya ada satu video.Ia lantas mengklik video itu.
"Na...gue bener-bener minta maaf...Gue gak bisa jadi orang pertama yang lo liat setelah operasi...Gue minta maaf,karena gak bisa tepatin janji gue...Gye bener-bener nyesel.Bokap minta gue buat balik ke Amerika dan...dan ngelanjutin semuanya disana.Gue gak tau kapan gue bisa balik ke Jakarta.Maafin gue,karena gak pamit dulu sama lo.Gue tau lo pasti marah banget sama gue.Dan gue gak akan ngehalangin lo selama itu yang buat lo puas.Na,kalau aja kita bisa ketemu lagi,apa kita bakal deket lagi?Dan...apa..lo..bakal denger apa yang mau gue ungkapin?"
Video itupun berakhir.Tangis Dinara tak terbendung selama melihat video itu.Ia benar-benar sedih dan kecewa karena Bintang tidak menepati janjinya.Ia juga sangat kecewa karena Bintang meninggalkannya begitu saja.Padahal dirinya disini sangat berharap kalau Bintang mempunyai rasa yang sama dengannya.
"Gue benci sama lo,Bintang...Gue gak mau ketemu lo lagi sampe kapanpun!"ikrarnya dari hatinya yang paling dalam.
To be continue...
*************
Haiii guysss.Apa kabar??kapan terakhir kali aku publish chapter 12?udah lama banget yaa.Maaff buat yang udah nunggu kelanjutan chapter 13 ini alias chapter terakhir disiniii.
But,don't worry!Karena kisah Dinara dan Bintang akan dapat kembali kalian baca di BAD DESTINY 2!!!
So,sampai ketemu lagi di Bad Destiny 2!
Terimakasih...
Salam,
Larasati Ramdhani
**************
Bad Destiny 2
"Hmm...long time no see..."Kata Bintang membuka percakapan.
Setelah bertahun-tahun menghilang,tanpa kabar,kini sosok itu muncul kembali dan menghancurkan segalanya.
Tembok besar yang telah kubangun dengan susah payah itu runtuh dan hancur berkeping-keping,tak bersisa.Aku harus bagaimana?
Membangunnya kembali agar ia tak bisa masuk lagi,atau membiarkannya hancur agar ia bisa datang dan masuk kembali?
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Destiny
Romance"Kenapa kita harus bertemu?" "Kenapa hal tak terduga harus terjadi diantara aku dan kamu?" "Kenapa dunia ini terlalu sempit?" "dan,kenapa harus kamu yang kutemui?" Dinara,seorang gadis berusia 17 tahun yang merasa hidupnya terasa kacau setelah berte...