Putra pov
Aku Putra Arrasyid hanya seorang manager terapi listrik korea.. sebenarnya aku tak ingin bekerja seperti ini aku ingin menjadi seorang pelaut tapi permintaan ibuku yg tidak mengizinkanku untuk menjadi seorang pelaut. Aku baru di jadikan seorang manager seminggu yg lalu karena sebelumnya aku hanyalah kepala teknisi saja aku jg tidak mengerti kenapa aku bisa diangkat menjadi seorang manager di sini. Hmm jangan salah ya jadi seorang manager disini tidak memalukan karena kalian tahu gajinya ya memuaskan karena orang yg terapi disini orang orang berada semua jadi biaya terapinya cukup mahal tapi walaupun cukup terbilang mahal terapi ini menjanjikan untuk kesembuhan.
huuh siang ini rasanya aku malas sekali untuk masuk ruangan terapi tapi apa daya ini sudah tugas ku memberikan presentasi mengenai manfaat manfaat terapi disini..
Kubuka pintu ruangan sehingga memecahkan keheningan di dalam ruangan. Aku sedikit kaget melihat seorang remaja ada di ruangan ini tapi entah kenapa aku langsung memalingkan wajahku untuk fokus ke pasien yg sedang terapi dan memulai presentasi ku. Ditengah tengah presentasiku gadis kecil itu berdiri dan langsung keluar begitu saja tanpa bilang apa apa..
Dasar anak sekolah jaman sekarang gatau tata krama.
Setelah aku presentasi aku keluar dan langsung ke meja resepsionis..
" ki , tadi ko ada anak sekolah kesini ? Ngapain dia? " pertanyaan ku mungkin ga berbobot tapi aku ga peduli.
"Ko tau masih anak sekolah? Gue aja ga tau bos.. " polos kiki jawabnya..
" yaelah masa dari tampang, lo ga bisa lihat si, dia masih kecil. Apa dia sakit?"
" ya dia sakit tumor ".
" ahh serius lo anak sekecil dia bisa kena penyakit gituan? " aku sangat terkejut sebenernya ada apa denganku yaa..
" yee penyakit mana ada yg tau".
Aku hanya diam saja lalu pergi meninggalkan kiki,aku langsung masuk ke ruangan kerjaku..
Aku duduk dan termenung ketika melihat selembar foto jatuh dari buku catatanku ya foto mantan kekasihku Yang duly sangat aku cinta.Flashback on
"Apa ? Kamu di pecat? Kenapa bisa kamu di pecat? " yunna bertanya dengan nada yg tinggi membuat aku semakin kesal.
" asal kamu tau ya ada karyawan baru yg mau di perkosa sama si bos hidung belang itu ,apa aku harus diam saja melihat kejahatan itu. " kujawab dengan nada tinggi juga.
" hah? Jadi cuma itu alasan sehingga kamu sampai harus kehilangan pekerjaan? Heii ini udah zaman modern kamu ya urusin urusan kamu ngapain kamu ikut campur harusnya kamu biarin aja anggep aja kamu ga lihat apa apa kan ga bakal sampai kehilangan pekerjaan kaya gini!! ". Dia berkata kata tanpa pakai otak hanya emosi saja.
" kalo kamu di posisi dia? Bagaimana ?? Kalo bicara pake otak jangan pake emosi ".
" maaf ya aku sudah lelah sama kamu .. aku mau kita putus."
Seperti tersambar petir aku mendengar samar samar apa yg dia katakan...
"Apa ppp..uutt..tus???" Aku sangat sulit mengatakan kata itu.
"Iya aku udah ga tahan sama sikap kamu aku lelah.. jangan kejar aku dan jangan cari aku lagi.. aku harap kamu segera dapat perempuan yg memang selalu bisa mengerti kamu,selamat tinggal putra terimakasih selama ini kamu tlah banyak membantuku".
" ga yun.. ga bisa. Kenapa cuma gara gara aku kehilangan pekerjaan kamu langsung tinggalin aku. . " aku memohon seperti pengemis cinta.
"Maaf putra mungkin kita belum berjodoh..."Flashback off.
Huh sungguh menyakitkan sangat menyakitkan..
"Lebih baik aku robek saja foto ini.."******