"Aw," Rebecca memegang jarinya yang memerah dan bengkak akibat paruh pinguin itu yang mengigit jarinya saat ia memberi makan pinguin.
Justin tersadar dari lamunannya, "ada apa?" Ia melihat jari Rebecca, "ini tidak apa, cukup diberikan es maka akan sembuh. Sudah ku bilang tidak usah melihat apalagi memberi makan hewan bodoh sialan ini. Ayo kita makan, aku akan meminta es batu lalu mengobati jarimu."
Mereka berdua berjalan ke stand makanan dan food truck yang ada di karnaval ini, sungguh beraneka ragam. Mereka pun melihat-lihat menu yang tertulis dan memesan yang menurut mereka unik, "bisa minta es batu mu? Jika kau punya." Orang yang ada di food truck itu memberikan mangkuk yang berisikan es batu.
Justin dan Rebecca duduk didepan food truck, "berikan jarimu." Rebecca pun mengulurkan jarinya yang memerah dan bengkak. Justin mengusapkan es batu itu diseluruh jari Rebecca yang bengkak, "Aw." Pekik Rebecca.
"Pelan-pelan." Justin dengan hati-hati dan pelan-pelan mengusapnya. Wajahnya terlihat begitu serius.
"Selesai. Biarkan saja dulu karna lama-kelamaan ini akan membaik."
"Terima kasih." Justin membalasnya dengan tersenyum. Lalu makanan mereka pun tersaji. Dengan lahap mereka memakannya hingga tak bersisa, "Bagaimana jika kita mencoba yang lain?" Usul Justin.
"Boleh juga." Mereka pun berkeliling mencari dan mencicipi makanan sehingga perut mereka tidak dapat menampung masuknya makanan lagi.
"Sial, aku tidak dapat bergerak akibat kekenyangan tapi ku akui makanan itu sangat enak." Mereka duduk dibangku yang tersedia.
"Rebecca, ayo kita pulang. Aku ingin buang air besar."
"Apa kau baru saja buang angin?" Rebecca menutup hidungnya.
"Ti-tidak."
"Ah, aku tahu itu kau. Ayo kita pulang sebelum bukan angin lagi yang keluar."
"Sial." Ucap Justin. Kali ini mereka tengah berada diperjalanan pulang.
"Ku mohon, cari kamar kecil. Aku sangat ingun buang air." Justin terlihat berkeringat.
"Kau menyusahkan saja." Rebecca menepi disebuah restaurant yang terdapat dipinggir jalan.
"Permisi, bolehkan kami memakai kamar kecil?" Ucap Rebecca tenang, sedangkan Justin dibelakang sudah menahan sesuatu yang hendak keluar.
"Tapi kau harus memesan makanan baru bisa memakai kamar kecilnya."
"Persetan! Aku pesan satu, makanan yang istimewa." Justin langsung melewati mereka dan berlari menuju kamar kecil yang tertulis disamping pintu masuk.
"Dibungkus saja." Timpal Rebecca. Lalu pelayan itu pergi untuk memberitahukan juru masak mereka untuk membuatkan pesanan Justin.
Sudah lebih dari sepuluh menit dan pesanan Justin juga sudah tersedia tapi Justin belum keluar dari kamar kecil. Rebecca mencoba mengiriminya pesan singkat walau ia tahu bahwa ini adalah ide yang bodoh,
Hey, kenapa lama sekali?
Tak perlu waktu lama Justin membalasnya,
Sial, perutku masih sakit. Aku akan keluar beberapa menit lagi.
Rebecca terkekeh sendiri melihat balasan dari Justin. Ternyata Justin masih sempat memainkan handphonenya ketika situasi genting seperti ini.
Sudah lime menit akhirnya Justin keluar memegang perutnya, "Perutku masih sakit." Ucapnya.
"Kalau begitu bayar makanan ini lalu kita pulang, dengan begitu kau bisa berurusan dengan perutmu hingga selesai."
KAMU SEDANG MEMBACA
Naughty Couple
FanficDua orang yang gemar mengkoleksi tato diseluruh badan mereka, bukankah itu unik? Ciri khas mereka sendiri. Awalnya biasa saja, namun keduanya merasakan sesuatu yang sama. Sifat Justin yang berbanding terbalik dengan Rebecca. Akan kah perbedaan dapat...