Pic: Kim Yerim
Happy Reading (^-^)
“Kim Yerim-ssi, guru Ahn memanggil mu” ujar seorang gadis berambut pendek sebahu. Gadis yang di panggil Kim Yerim mendesah dan menutup buku tebal yang tengah dibacanya. Denggan enggan ia berjalan keluar dari kelas, kemudian menuju ruang guru.
“Oh, kau sudah datang” ucap guru Ahn sedikit terkejut begitu melihat kehadiran Yerim yang tiba-tiba berdiri disamping nya seperti patung.
“Ne(ya)”
“Ini hasil ujian tengah semester mu. Aku yakin kakak mu sangat bangga padamu. Nilai mu selalu menjadi yang terbaik”
Yerim mengangguk dan menerima lembar yang berisi semua nilai-nilai ujian tengah semester nya. Entah kenapa, wajahnya nampak muram dan terlihat tak senang.
***
Tepat pukul 9 malam, kelas Yerim baru dibubarkan setelah mendapat jam tambahan. Tentu banyak yang mengeluh, namun Yerim, dia hanya menghela nafas dan mengikuti peraturan yang telah ditetapkan.
Baru saja Yerim mengemas barang-barangnya, sebuah tangan meremas cukup kuat bahunya.
“Datanglah ke ruang musik sebelum pulang. Ada yang harus kita bicarakan” seru Sooyoung melempar sedikit senyuman tipisnya dan berjalan mendahului Yerim.
“Tidak bisakah bicara disini saja?” tanya Yerim yang sama sekali tak dihiraukan oleh Sooyoung.
Yerim mendesah, dan dengan ogah-ogahan pun menuruti kemauan Sooyoung dengan mengikutinya dari belakang.
***
Sampai diruang musik, Yerim dibuat kesal dengan kebohongan Sooyoung yang mengatakan kata ‘kita’.
“Apa kau tidak bisa mengartikan kata ‘Kita’ ?” desah Yerim terdengar meledek.
Sooyoung tertawa renyah dan menyuruh Yerim untuk mendekat dengan menggunakan isyarat tangan.
“Apa kau tidak mau kemari?” tanya Sooyoung setelah cukup lama menjumpai Yerim tetap berdiam diri di tempatnya.
“Aniya (tidak)”
“Kalau begitu kami yang akan pergi ke sana”
Yerim sedikit terguncang, kedua tangannya memeluk erat buku-buku tebal yang ada di pelukannya. Karena selama ini yang ia tau Sooyoung bukanlah gadis yang akan bermain-main dengan ucapannya. Tidak peduli apa konsekuensinya, Sooyoung akan bertindak hanya demi kepuasannya.
“Kau tau bukan kenapa aku membawa mu kemari?” tanya Sooyoung semakin mendekat untuk meraih pundak Yerim.
“Aku tidak suka jika nilai mu lebih tinggi dariku. Tidak peduli itu 1 ataupun 2 angka. Aku tetap harus menjadi yang nomor satu. Aku cantik, aku kaya, aku juga pintar. Tapi sejak kau datang, kau mengambil semua itu dariku”
Yerim mendesah dan menyingkirkan tangan Sooyoung dari pundaknya “Jadi, apa yang kau inginkan ? Nasi sudah berubah menjadi bubur. Semua orang berpihak padaku. Mereka lebih memilih ku karena aku pintar. Bukan! Tapi karena aku bisa di andalkan. Kau membawa ku kemari hanya untuk mengatakan hal ini? Hah! Buang - buang waktu saja”
Sooyoung pun tak dapat lagi menahan kejengkelannya. Dengan bantuan dari kedua temannya, Sooyoung mendorong Yerim dan memojokkannya.
“Aku akan membuat mu terlihat seperti boneka usang yang selalu di permainkan dan di hina oleh orang lain. Kau akan merasakan apa yang ku rasakan selama ini. Orang-orang akan menjauhi mu, dan mereka akan memperlakukan mu seperti kau tidak pernah ada di sekitar mereka!!!!” amuk Sooyoung mulai memotong setiap sudut rambut Yerim dan membuatnya menjadi acak-acakkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
What My Heart Want To Say
FanfictionSejak kecil Yerim tinggal dengan kakak perempuan nya. Tapi semenjak kakaknya menikah dan mempunyai anak, Yerim merasa kakak nya berubah. Dibalik semua itu, ternyata kakak perempuan nya menyembunyikan sesuatu yang sangat fatal.