Attention

248 105 11
                                    

sorry sebelumnya, gue cuma mau kasih tahu kalau di part 5- One Direction itu, ada bagian yang nggak gue masukin karena kecerobohon gue. Jadi gue harap kalian mau ngebaca ulang. 

itu bagian yang nggak gue masukin, part antara Niall sama Fay. kalau nggak mau baca ulang, ini nih gue tarok sini aja bagiannya.


#

Masuk ke kelas kedua-ku hari ini. kuedarkan pandanganku berkeliling dan kutemukan Niall duduk di sudut belakang sedang memainkan ponselnya. Aku berjalan menghampirinya dan duduk di sampingnya. Ia mengalihkan pandangan sepenuhnya dari ponsel kepadaku setelah aku duduk.

"Hai," sapa Niall dengan senyuman, kubalas dengan meliriknya sinis. Kalian tahu kenapa aku begitu? Karena aku ngambek.

Aku mengeluarkan buku dari tas tanpa mempedulikan Niall dengan tampang bingungnya.

"Fay, kau kenapa?" tanyanya, aku hanya menggeleng, "Kau marah denganku?" tanyanya lagi, aku mengangguk, dari sudut mataku kulihat dia menaikan alisnya, "Kenapa?" aku menggeleng, dan kupastikan sekarang ia kesal dengan sikapku, terbukti dengan dia memegang bahuku dan mengarahkan kearahnya.

"Ada apa sih Niall?" tanyaku pura-pura tak tahu, kutatap matanya yang membulat mendnegar pertanyaanku, lalu ia menghela nafas.

"Seharusnya aku yang bertanya seperti itu, kau kenapa?"

"Aku? Aku kesal denganmu," jawabku.

"Apa yang kuperbuat?"

"One Direction," jawabku acuh, dan kulihat Niall agak heran sebelum akhirnya ia menggumam sudah mengerti.

"Oh jadi itu, kau sudah menemui Mr. botak itu ya?" aku mengangguk, "Lalu kau kesal denganku itu kenapa?" tanyanya.

"Tolong jelaskan padaku kenapa aku harus bergabung dengan band kalian?!" tuntutku dengan memberi penekanan pada kata bercetak miring.

"Karena kami diberi misi dan misi itu mengharuskan kami untuk mencari seorang..." Niall menggantung kalimatnya, ia mengedarkan pandangannya berkeliling lalu memajukan wajahnya kepadaku, "Agen perempuan," bisiknya.

"Ya, tapi kenapa?"

"Karena kalau tidak misi itu akan diberikan pada band lain," jawab Niall.

"Biarkan sajalah, daripada melibatkan aku," ucapku kesal, dan Niall malah tertawa.

"Maaf kalau itu membuatmu kesal, tapi ayolah Fay menjadi agen rahasia tidak seburuk yang kau pikirkan, ini cukup menyenangkan, apalagi kau bergabung bersama kami dalam misi besar," jelas Niall, membuatku menaikan sebelah alis.

Apanya yang menyenangkan? Misi besar?!

Duh...

"Apanya yang menyenangkan?" tanyaku kesal.

"Kau lihatsaja nanti Fay."

"Terus, apa yang kau maksud misi besar?" selidikku, Niall mengedikan bahunya.

"Aku juga belum tahu misi apa itu, bukannya besok Mr. botak itu akan memberitahunya kan?" aku mengagguk, "Yasudah, tunggu besok saja."

Aku mencibir kesal, kenapa harus selalu saja aku harus menunggu untuk menjawab semua rasa penasaranku. Tidak Mr. Marvell, Harry, Niall semuanya bilang aku harus menunggu.

"Baiklah," ucapku akhirnya dan membetulkan posisi dudukku. Sepertinya aku harus mencari informasi mengenai band mereka pada orang lain, aku harus menanyakan apakah mereka -orang lain- tahu tentang 'band' One Direction mengingat mereka punya markas di kampus.


Devil Or Angel (The Secret Agent) (h.s/z.m)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang