Part 2: Dikala Senja datang lalu pergi

101 4 0
                                    

Mungkinkah pada senja ini?

Hari-hari ku kini terasa aneh. Mungkin ini salah satu efek yang kau berikan pada kala itu dan mulai bekerja merasuki akal sehatku. Engkau datang sejenak tapi menghilang begitu saja. Bagai karang yang di tabrak deburan ombak, kau merasuki raga ini. Dalam ketenangan senja di taman mawar ku terdiam. Sejenak ku berpikir mungkinkah? Rasanya tidak mungkin kau seperti ini. Kemudian aku disadarkan oleh rumput yang setia melambaikan kasihnya meski harus terinjak pijakan kaki-kaki manusia yang serakah.

Duhai pujaan mungkinkah kau berubah..

Ku pandangi terus ufuk barat yang sangat terang. Disanalah aku rasa kau berada. Sangat terang, ya kau sedang berbahagia tanpa hadirku. Lalu kupandangi sisi berlawanan, Jauh di timur sudah semakin gelap. Kau pasti tau, disanalah aku berada. Mulai kehilangan harapan akan cahaya. Tapi tenanglah, isi kepalaku masih menikmati bermacam hal baik yang di sajikan semesta, Termasuk hujan sebelum senja..Dan hadirmu setelahnya.

Tiba-tiba seuntai bunga mawar menyadarkan lamunanku, seakan memberi tanda sang pujaan telah datang. Ya kau datang bersama angin yang menerobos tulang rusuk ku yang pincang

Entah ekspresi apa yang harus ku pancarkan padamu. Tak pernah terbayang kau hadir kembali, menemani sosok pria penuh gundah pada akhir senja. Aku tahu kau merasakan yang sama. Sudah lebih dari 30 menit kita berdiam diri, terkadang saling tatap tetapi tak berani berucap. Hingga akhirnya aku tak sudi menahan rindu di kerongkongan ini.

"Bagaimana kabarmu?"

Dia hanya terdiam seakan termakan oleh suasana. Aku tahu ada sesuatu yang terjadi padanya. Kuberanikan diri tuk bertanya, namun tetesan air pada mata nya seaakan membuatku sulit berucap bahkan untuk bernafas sekalipun. Ya, dia menangis pada pundakku kali ini. Gundah ku semakin memuncak, apa yang sebenarnya terjadi pada pujaan hati ku ini, dia yang selalu kurindukan senyum tawa nya berubah 180° menjadi sosok pemurung. Kuberanikan bertanya

"Kamu kenapa?"

Lagi-lagi pertanyaanku hanya dijawab oleh isak tangis nya. Entah apa yang harus kulakukan, tapi aku sedikit nyaman akan suasana pada senja ini yang akan segera berakhir. Hingga akhirnya dia menyudahi tangisannya dengan kata-kata yang takkan pernah ku lupakan hingga kini.

"Aku rindu. Tapi..."

"Ssstt.."

Kusudahi ucapannya, tapi dia memberontak untuk mengungkapkan kegundahan pada otak nya

"Ada seseorang yang lebih berani mengungkapkan perasaannya padaku. Maaf..."

Selamat tinggal.."

Kau datang padaku, mencurahkan kegundahanmu hanya untuk sementara. Lalu kau pergi begitu saja. Terasa amat singkat bagiku. Senja sudah terlalu senja bagi kita untuk bersama, kau datang dan pergi layaknya siang yang tergantikan, seperti senja yang telah dimakan gelapnya malam. Kau pergi begitu saja tanpa memberikan sedikit kesempatan bagiku untuk menceritakan perasaan yang terpendam ini. Tapi entah mengapa ku biarkan kau pergi berlalu. Tapi dalam hati ku selalu berucap.

"Just let me love you, girl. Thats what i feel."

Siapapun yang menjadi alasan kau berbahagia, percayalah
Aku kan turut serta bahagia untukmu. Hingga waktu memberikan kukesempatan untuk membuktikan bahwa akulah bahagiamu.

Flew Away My LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang