"Satu, dua, tiga" ucap sang perempuan lalu sang laki-laki pun meniup lilin.
Lagi-lagi sesuatu yang hangat itu datang dan mengalir di pipi ku. Aku langsung keluar dari Choco Cafe dengan tidak menimbulkan suara sedikit pun. Segera ku hapus air mata ku dan langsung pulang ke rumah.
.........................
Aku merayakan ulang tahun ku bersama Ghina di Choco Cafe. Ghina begitu romantis menyiapkan kejutan untuk ku. Tentu saja aku cukup senang hari ini, walaupun aku masih merasa seperti ada sesuatu yang kurang.
"Kamu deket ya sama Airin?" ucap Ghina tiba-tiba mengejutkan ku.
"Kamu kok bilang gitu" jawab ku mencoba tidak gugup.
"Aku pernah baca chat kamu sama Airin"
"Kenapa kamu buka-buka hp aku enggak bilang dulu?"
"Aku enggak nuduh kamu macem-macem kok, aku cuma minta kamu jangan deket lagi sama Airin... Jauhin dia, oke sayang?"
"Hmm" jawab ku tanpa melihat Ghina.
Mana mungkin aku bisa jauhin Airin gitu aja, batinku.
...............................
Sejak malam itu aku tak pernah lagi berkomunikasi dengan Adrian. Chat sudah hampir tidak pernah, kecuali kalau memang ada hal yang mendesak (seperti meminjam buku catatan nya, itu pun karena diminta oleh guru yang tidak sempat memberi catatan). Setiap bertemu langsung pun kami hanya saling melihat sekilas lalu bersikap seolah-olah kami memang tidak mengenal satu sama lain.
Saat jam pelajaran olahraga kosong aku dan teman-teman ku selalu bermain basket. Biasanya Adrian yang memang sudah tahu aku lemah dalam olahraga mengejek ku "Airin emang bisa main basket" sambil tertawa dengan suara khasnya. Namun ejekan itu sudah tidak pernah terdengar lagi sampai saat ini. Hanya ada Ariel yang tersenyum mengejek dari pinggir lapangan, karena kelasnya sedang tidak ada guru.
Dua bulan kemudian.
"Besok kita berangkat ke Jogja jam satu siang. Jadi jam setengah satu kalian sudah harus berkumpul di depan sekolah" ucap Bu Ami wali kelas ku yang langsung disambut dengan sorakan gembira teman-teman ku.
Kami sudah selesai menempuh ujian nasional. Besok kami akan mengikuti kegiatan terakhir di dunia putih biru kami, yaitu perpisahan dan wisata yang akan dilaksanakan di Yogyakarta.
Esok harinya.
Bus ku sudah berangkat sejak lima menit yang lalu. Suasana di sini sangat menyenangkan. Kami bernyanyi, bercanda, dan berjoget-joget ria melepas beban setelah tiga tahun menempuh pendidikan di dunia putih biru yang tak akan kami lupakan. Malam harinya kami menonton sebuah film horror yang membuat suasana semakin seru.
(Hari pertama di Yogyakarta.)
Kami mengunjungi candi Prambanan dan candi Borobudur. Aku benar-benar menikmati perjalanan ini. Aku dan teman-teman ku berfoto-foto ria dan tertawa akan tingkah konyol yang dilakukan salah satu teman ku. Hingga tiba-tiba senyum diwajah ku menghilang.
Laki-laki itu... Merangkul sang perempuan dengan wajah yang bahagia. Sang perempuan memegang kamera dan mengajaknya berfoto-foto. Mereka tertawa bersama seakan hanya ada mereka berdua di sini. Aku tidak bisa melihatnya terlalu lama. Aku pun mengajak teman-teman ku kembali ke bus karena memang sudah waktu nya untuk kembali.
(Hari kedua di Yogyakarta.)
Hari ini kami mengunjungi Museum Keraton. Aku yang memang menyukai dunia fotografi sangat antusias saat pergi ke sana. Banyak sekali yang bisa aku jadi kan objek, benar-benar wisata yang menyenangkan.
Langkah ku terhenti. Kenapa aku selalu bertemu dengan nya? Setiap kaki ku melangkah, ia juga melangkah kemana kaki ku mengarah. Tapi aku harus sadar, sesuatu yang dipertemukan itu bukan berarti ditakdir kan untuk bersama.
(Promnight)
Para siswa dan siswi terlihat tampan dan anggun malam ini. Setelan jas, kemeja, dan gaun-gaun cantik terlihat dimana-mana. Acara promnight pun di mulai dengan sambutan ketua panitia, wakasek, dan kepala sekolah, lalu diisi dengan penampilan-penampilan dari pengisi acara yang memang terdiri dari siswa siswi yang ingin berpartisipasi.
Aku membawakan sebuah lagu bersama kedua teman ku.
It's been a long day without you, my friend
And I'll tell you all about it when I see you again
We've come a long way from where we began
Oh, I'll tell you all about it when I see you again, When I see you again...............................
Matanya yang indah menatap lurus ke depan. Dengan mengenakan gaun hitam dengan tepian merah dan taburan gliter perak ia terlihat sangat anggun dan cantik di atas panggung.
Sudah lama aku tidak melihatnya secara langsung. Sejak pertengkaran ku dengan Ariel, aku hanya bisa melihatnya sekilas seolah tak perduli atau melihatnya dari kejauhan.
...............................
Aku berjalan melihat-lihat sekeliling. Ini akan menjadi kenangan terakhir dalam putih biru ku. Kesempatan terakhir untuk bersama dengan teman-teman dalam waktu yang lama. Karena setelah lulus nanti kami pasti akan sibuk dengan sekolah masing-masing.
"Airin" panggil seseorang membuyarkan lamunan ku. Aku pun langsung melihat ke empunya suara.
"Adrian, Kenapa?" ucap ku sedikit terkejut.
"Lagi ngapain?"
"Lagi liat-liat aja"
Adrian terdiam, seperti sedang memikirkan sesuatu. Aku pun mengalihkan pandangan, melihat ke sekeliling kembali. Aku baru menyadari bahwa semua siswa sedang berfoto-foto mengabadikan kenangan yang sangat berharga malam ini. Sebuah keinginan terlintas dipikiran ku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hot Chocolate
Fiksi RemajaKisah seorang remaja yang masih tidak bisa melepaskan asmara dunia putih birunya. Adrian, first love Airin sukses membuat Airin bingung antara bertahan, atau melepaskan. Kisah ini tak hanya membahas tentang sebuah asmara, tetapi persahabatan, dan ai...