Happy Reading!

228 8 0
                                    


"Ryo ..." Seorang pemuda bertubuh jangkung dengan kulit putih pucat membuka pintu rumahnya sambil membawa semangkuk daging mentah. Iris dark choco itu tak pernah berubah sejak ia dirubah menjadi vampire, sangat kontras dengan kulit dan bibir pucatnya. Ya, pemuda itu adalah vampire. Awalnya, ia adalah seorang anak biasa yang tinggal di pinggiran Hokkaido, Jepang. Singkat cerita, saat itu dia baru saja pulang berpetualang dari Pulau terlarang bersama dua temannya. Namun dalam perjalanan pulang, ia bertemu badai hingga membuatnya tak berdaya. Ketika sedang diperhujung asa, ada sesuatu yang menarik tubuhnya lalu ia tak sadarkan diri. Saat terbangun, ia sudah berada di suatu kota vampire tersembunyi di daerah Korea Selatan. Ia di adopsi oleh sepasang bangsawan vampire yang baik hati. Jung Taekwoon, nama pemberian orang tua asuhnya itu melekat sehingga tak banyak yang tahu bahwa ia bernama lahir Atzuki Aoi. Usianya tidak bisa dibilang muda, tetapi wajah itu tak pernah berubah sedikitpun. Bahkan setelah ia menerima sertifikat kelulusan dari Redlands Academy. Sebuah akademi sekolah sihir berisikan murid-murid dengan ras berbeda-beda –-human;ghost;werewolf;vampire yang berada di pusat Redlands, yaitu pulau luas yang hanya bisa dicapai oleh orang-orang terpilih.

"Aku tahu kau lapar, hahaha." Ujar Taekwoon yang biasa disapa Leo oleh teman-teman akademinya. Singa besurai keemasan yang dipanggil Ryo oleh sang majikan itupun bangkit dari duduknya sembari menggeliat. Lapar. Leo meletakkan mangkuk yang ia pegang tepat di hadapan kucing raksasa dihadapannya.

"Kita harus memikirkan jalan keluar segera." Kata-kata itu tiba-tiba terngiang ditelingnya. Seolah sang bayu berbisik menyerupai suara Sang Kepala Akademi, Cha Haekyeon. Bagaimana tidak. Dalam sebulan ini, suatu penyakit menyerang hampir seluruh penjuru pulau Redlands. Banyak warga yang tiba-tiba saja tewas karena kehabisan nafas. Untuk sementara ini para staff akademi dan beberapa alumni menyimpulkan bahwa ini adalah akibat keracunan udara. Ada beberapa zat yang tak terdeteksi, bahkan tak terdaftar dalam senyawa-senyawa dasar pada umumnya.

"Aku sedang mengumpulkan data-data yang diperlukan dari informan baik di dalam maupun diluar Redlands." Sang Drawf1, Pembina Akademi Han yang tinggal di Darkforest angkat bicara.

"Aku juga akan memanfaatkan kekuatan membaca masa lalu untuk mengamati apa yang terjadi." Wakil Kepala menyahut.

"Baiklah, kita akhiri pertemuan hari ini. Laporkan apapun meskipun itu adalah hal kecil. Dan kalian para alumni yang ada disini, aku harap juga turut membantu. Terutama untuk penasihat Health Center yang dipilih untuk mengkoordinir healing2 sementara. Perluas cakupan pertolongan hingga keluar akademi. Tapi tetap prioritaskan siswa-siswi Redlands Academy. Untuk sementara kita menggunakan vaksin untuk imunitas. Selamat sore." Hakyeon menutup pertemuan dan keluar dari ruang rapat diikuti oleh yang lain.

Seluruh Redlands menjadi tampak sepi. Nearon, kota bernuansa kampung halamannya, dimana Leo tinggal sekarang juga agak sedikit suram. Tak banyak warga yang berkeliaran. Kedai Ramyun yang dulunya menjadi kuliner primadona siswa-siswi pun sudah ditutup oleh pemiliknya. Tidak perlu menjelaskan bagaimana kota-kota yang lain. Peri dan Elf dari Fairy Hollow pun hanya bertahan hidup dengan bubuk-bubuk peri yang sangat terbatas.

"Ryo ... Apa yang harus kita lakukan untuk mengatasi semua ini." Gumam pemuda itu dengan lunglai.

---

"Seorang siswa Redlands dengan ras human tewas..." Begitu yang ia dengar dari Ravi ketika berkunjung ke Lancaster—pusat kota Redlands, seorang rekan saat bekerja di Health Center akademi nya dulu. Hal itu cukup membuat Leo kaget. Ini bukan kali pertama. 2 minggu yang lalu seorang siswi juga ditemukan tak bernyawa ditaman akademi. Leo pun bergegas mendatangi Redlands Academy untuk memastikan.

Darkforest Of RedslandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang