1.Dia sahabatku

5 0 0
                                    

Sudah hampir setengah tahun aku nganggur , setelah kelulusan sekolah yang belum lama ini .
Memang hanya lulusan Sma aku ini , tapi aku berharap tetap dapat bekerja dengan layak . walau dengan modal ijazah setingkat itu,apa aku salah ??..
"Hei.. Kenapa melamun begitu?..". Seseorang dengan suara yang amat kukenal menutup mataku dengan dua telapak tangan hangatnya yang juga aku kenal wanginya. Campuran wangi cedarwood dan kawan kawannya.
"Ferry..!!" teriakku lalu melepaskan tangan yang menutupi mataku ,lalu berbalik dan memeluk ferry.ya benar dia ferry orang yang sangat kukenal baik.
"Kenapa bengong?..Mikirin aku ya??.." tanya ferry dengan ceria sambil memandangi wajahku lalu duduk di sebelahku.
"Enak aja kamu.. Bukanlah.." jawabku ,sambil menyikut perut ferry dengan gemas .
"Aww.. Sakit dong kalo disikut.. " ujar ferry dengan wajah memelas sambil memegangi perutnya yang kusikut .
Perkataannya membuat aku tambah gemas , maka aku dorong saja dia ke belakang dengan tenaga benar benar keras kali ini hingga ferry yang tak menyangka aku balas begini benar benar terjatuh dari bangku nya .
aku tahu dia bohong ,pasti sikutanku tidak sakit ,soalnya pelan makanya aku balas . haha jadi impas , ujarku dalam hati.
"Emma jahat banget kamu , sakit tau ..!" cerocos ferry lalu bangkit dan duduk kembali sambil memasang muka meringis yang di lebih lebihkan.
"Sukurr.. Emang enak !! Lagian ada gadis perawan lagi galau gini kamu ledekin , rasain tuh batunya.." ujarku sekenanya sambil melipat tangan di dada lalu memasang muka cemberut.
"Iyaa deh iya nona gadis perawan ferry minta maaf kalo udah bikin kesel kamu .. Maaf yaa.." ujar ferry langsung mengalah. Aku tersenyum lalu mengangguk pelan . aku dan ferry lalu saling menatap dengan ekspresi jahil lalu saling tertawa sambil berpelukan.
"Aku kangen kamu ferry.. " Ujarku sambil menambah erat pelukannya.
"Kita cuma ga ketemu tiga hari tapi kamu udah kangen ajaa.." ujar ferry masih meledek.
"Emang kamu engga ?" ujarku pura pura kesal lalu melepas pelukan.
"Hehehe iya sihh..." ujar ferry kemudian. Akupun tersenyum . tapi sebentar kemudian aku sudah murung lagi.
"Emma kamu Kenapa sih ?" tanya ferry lalu menangkupkan kedua tangannya di pipiku dan menahannya agar wajahku menatapnya.
"Aku sedih ferry , kenapa aku belum juga ada panggilan kerja padahal lamaran kerja udah aku sebar kemana mana.."ujarku jujur.
"Kamu sabar dong ,ingat kalo rezeki itu ga kemana.." timpal ferry.
"Tapi ini udah enam bulan.. "
"Baru enam bulan ..belum juga setahun.." ujar ferry membuat aku melotot .
"Jadi kamu senang aku jadi pengangguran abadi..?"tanyaku
"Iya dan Engga.."jawab ferry.
"Maksud kamu apa sihh.. Nyebelin banget deh kamu.." ujarku bingung.
"Iya,karna aku senang kalo kamu jadi pengangguran kita tetap bisa bareng, Engga karna aku juga sedih liat temenku ini belum juga merasakan gimana rasanya nerima uang dari kerja kita sendiri..itu maksud ku.." ujar ferry membuat ku diam.
"Ko diam?" tanya ferry.
Aku terbayang tadi bibiku di rumah sedang memasak bubur demi mengurangi pengeluaran beras buat makan sehari hari kami.karna sudah tidak ada lagi uang yang bibi punya ,begitu katanya. Aku jadi menitikan sebulir air mata mengingatnya,betapa besar kasih sayangnya dan pengorbanannya untuk mau menanggung hidupku,yang yatim piatu.
"Emma ko bengong sihh??"ujar ferry .
"Apasihh..?" ujarku malas,lalu mengelap air mata yang sudah keluar tanpa sengaja dengan punggung tangan.
"Kamu kok diam dari tadi aku manggilin juga..!" ujar ferry.
"Aku lagi mikirin bibi ..ferri , Sekarang bibi udah ga punya simpanan uang lagi buat keperluan hidup. Tapi aku belum dapet kerjaan juga kalo gini terus aku ga bakal bisa ngurangin beban bibi tapi malah nambah beban bibi yang ada.."
"Jadi kamu beneran mikirin hal ini?"tanya ferry serius.
Aku mengangguk lemah.
Ferry terlihat sedang berpikir lalu berdiri tepat di depan ku.
"Kenapa ?" ujarku.
"Kayanya di restoranku butuh pencuci piring tambahan deh.." ujar ferry ,membuatku terlonjak bangun .
"Beneran ferry ??" timpalku cepat dengan semangat baru.
"Iya..dan aku rasa kalo kamu mau aku bisa bantu buat masukin kamu buat ngisi lowongan itu..," ujar ferry dengan senyum khasnya ,aku pun memeluknya.
"Kamu serius ferry?" ujarku memastikan sambil mengguncang guncang bahunya. kalau kalau ferry bohong akan ku jitak dia.
"Iya aku serius nona bawel.."
"Yeeeeey ..makasih ferry , beneran deh aku seneeeng banget . ",ujarku jujur.
"Haaah dasar bawel kamu emma..tapi ini cuma sebagai pencuci piring kamu mau timpal si ferry .
"Iyalah ferry apa aja itu aku terima asal halal tauuu.."
"Okelah kalo begitu.."
"Sekali lagi aku ngucapin makasih ya , karna kamu udah ngasih lowongan ama aku.."
"Iya iya , lagi ga usah begitu banget lah .. Kamu lupa siapa aku ..?"
"Emamg apa coba kaya kamu sendiri ingat aja" ujarku ingin tau ferry masih ingat atau tidak dengan ikatan baik aku dan dia.
"Hahaha kamu nantangin ya? Kamu pikir aku pikunan ? Ya tentu saja aku ingat itu.." ujat ferry.
Aku menatapnya,dengan tatapan penasaran dan ingin tahu.
"Sahabat .."ujar ferry kemudian sambil mengacungkan jari kelingkingnya ke hadapanku, membuatku ikut mengacungkan jari kelingkingku dan menautkannya ke kelingking ferry, tentu saja hal itu membuat aku dan ferry tersenyum simpul dan tambah mengeratkan tautan jari kelingking kami.
"Sahabat.."ujarku dengan mata lekat memandang wajah ferry,dia tetsenyum.


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 26, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

YOURSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang