BAB 19
"Makasih.." ucap Reza lega. Dia menatap wajah gadis muridnya ini. Tania sudah jelas ketakutan, "Jangan khawatir, Deryn pasti datang.." ucapnya menenangkan. Meskipun dia sendiri kedengaran tegang. Tangan terikat Tania baru saja menekan tombol perak di jam tangan Reza. Tangan Reza juga terikat ke belakang dengan tambang tebal yang bikin pegal. Reza melirik Pak Bryan yang terduduk lesu. Wajahnya tertunduk menatap lantai berdebu di bawahnya.
"A-apa yang tadi itu Bu Leana?" tanya Tania dengan suara bergetar.
Reza langsung menatapnya, "Iya, itu dia..."
"K-Kenapa dia membawa kita?"
Pak Bryan mendesah, "Seharusnya kamu nggak. Kamu cuma berada di tempat dan waktu yang salah.." ucapnya pelan, "Semuanya salahku.."
"Jangan begitu, Sir. Anda tidak salah. Leanalah yang kurang ajar.."
Tania menatap ke sekeliling ruangan sempit berdebu yang ditempatinya ini. Kelihatannya ini ruangan yang cukup bagus. Hanya saja sangat kotor dan pengap. Dia tadi tidak ingat apa-apa. Tahu-tahu dia terbangun di ruangan ini dalam keadaan terikat. Pak Reza dan Pak Bryan bernasib sama dengannya. Ya ampun. Ada apa sebenarnya ini? Kenapa Bu Leana menculik mereka?
"Ini di mana?" Tania nyaris menangis.
"Aku gak tau.." Reza menjawab lemas, "Semoga Deryn cepat datang.."
"Apa Deryn bakalan tahu ini tempat apa?" tanyanya tak yakin.
"Semoga saja.."
Mereka bertiga terkesiap sat mendengar suara langkah kaki menuju ruangan mereka.
"Apa mereka sudah bangun?"
Itu suara Leana. Reza mengisyaratkan agar mereka jangan panik dan tutup mulut saja.
"Kami tidak tahu. Kau mau mengeceknya?" Itu suara berat seorang pria, "Apa kau langsung disuruh Master?"
"Ya. Master tadi menghubungiku.." geramnya, "Bukakan pintunya."
Reza tertegun. Master? Bukannya Leana bekerja dengan Hedge? Atau si Master adalah Hedge? Reza tidak sempat berpikir lagi karena pintu menjeblak terbuka. Leana masuk ruangan dengan pakaian serba hitam. Reza menatapnya geram.
Leana nyengir kejam, "Wow.. kalian sudah bangun! Bagus!" dia melangkah mendekat, "Aku terpaksa melakukan ini kalian tahu?" katanya seolah-olah dia benar-benar menyesal. Dia tiba-tiba menatap Tania, "Seandainya pacarmu itu tidak menyebalkan, mungkin kau tidak akan terjebak di sini, Gadis Manis.."
Tania terbelalak.
Leana beralih ke Pak Bryan dan Reza, "Oh, kalian pria-pria manis jenius, Master ingin bertemu kalian sebentar lagi. Saranku, jangan kecewakan dia kalau kalian masih mau hidup.."
Tiba-tiba seorang pria tergopoh-gopoh memasuki gudang, "Nyonya!"
Leana meliriknya, "Ada apa, Frank?"
"Dua pria itu meronta-ronta terus!"
Leana mengerling, "Ikat tangan mereka, dan sumpal mulutnya! Buat mereka pingsan kalau perlu! Ya ampun.." desahnya, "Mereka merepotkan. Aku kan cuma meminjam gudangnya saja.."
"Baik, Nyonya.." Frank berjengit dan keluar lagi.
Perhatian Leana kembali ke Reza dan Mr. Bryan, "Nah, kalian tidak akan bisa kemana-mana sekarang. Kalian harus menuruti perintahku. Dua jam lagi Master akan datang. Jadi, bersikap manislah! Dan jangan coba-coba melawan, atau kalian celaka.." ucapnya imut. Leana melirik Tania yang berusaha melepas ikatan di tangannya, "Dan kau juga, jangan melawan. Atau cowok Arabmu itu akan mati."
Tania memelototinya, " Kau wanita gila sialan anoreksia!" jeritnya.
Reza dan Mr. Bryan melotot kaget mendengar sumpah serapahnya. Mereka kelihatan tidak percaya kata-kata itu keuar dari mulut seorang gadis imut yang sopan.
Leana terkekeh, "Ya ampun, cinta monyet. Manis sekali.."
Tania terlihat geram. Leana berjalan kembali ke arah pintu dengan langkah lambat-lambat. Tangannya memainkan kunci, "Semoga dia datang ke sini untuk menyelamatkanmu ya. Soalnya dia juga akan kuserahkan pada Master.."
"Siapa Master?" geram Reza.
Leana menatapnya dan nyengir manis, "Bosku, tentu saja. Oh, Reza, kau bakalan menyukainya. Dia akan menggajimu lebih besar dari pada pemerintah. Gaji guru sangat sedikit, kan? Nah, ini peluangmu untuk menjadi sukses! Master membukakan jalan untukmu! Hebat, kan?"
"Aku tidak akan bekerja pada Master sialanmu itu.." geramnya lagi.
Leana berbalik padanya lalu berjalan dan berjongkok di hadapan Reza. tangan Leana membelai wajahnya. Reza menatapnya benci terang-terangan. Wanita itu tersenyum. Agak kejam sebetulnya,. "Oh, ayolah, Reza.." bujuknya dengan nada manis, "Kau akan jadi analyst yang hebat! Jauh lebih baik dari pada hanya guru matematika bukan?" Telunjuk Leana menyentuh dagunya, "Dan setelah itu, mungkin kita akan kenalan lebih jauh lagi.."
Reza langsung memalingkan wajahnya, "Sori, kau terlalu kurus dan jahat. Bukan tipeku sama sekali.."
Leana menggeram dan berdiri. Mata coklat terangnya menyala, "Kau mungkin bisa melawanku. Tapi di hadapan Master, kau bakalan berlutut!" desisnya tajam. Lalu dia berjalan keluar dan menutup pintu dengan suara keras dan menguncinya dari luar. Debu-debu beterbangan dan ketiga orang itu terbatuk-batuk.
"Ya ampun, dia seharusnya belajar menyapu.." rutuk Mr. Bryan, "Bukan menculik orang.." lalu dia melirik dua orang lainnya, "Sekarang apa? Aku tidak yakin aku mau bertemu si Master.."
Reza berhenti terbatuk. Tiba-tiba telinganya menangkap bunyi yang begitu merdu. Jam tangannya membunyikan bip-bip dua kali. Reza langsung berbinar, "Aku tahu dia bakalan datang!"
"Siapa?"
Reza menyeringai, "Lihat saja nanti. Sekarang duduk saja yang manis, oke?" dia mendesah, "Oh ya ampun.. Andaikan dia cewek dewasa..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Chemistry #2 The Little Swan (Deryn's Story)
Teen FictionVERSI REVISI COMPLETED Tidak ada yang lebih sulit daripada harus menjadi beberapa kepribadian yang berbeda di setiap tempatnya. Deryn adalah seorang Pelajar cantik, atlet basket, pengurus butik, dan... agen rahasia. Menjadi agen membuatnya harus be...