I

90 1 2
                                    

"Dek?"

Reyhand mengetuk pintu kamarnya kayla dan melirik jam tangan hitamnya.
Mereka sudah telat 10menit berangkat ke sekolah dari jam biasanya.

"Bentar kak, aku lagi nyari gelang"

Reyhand hanya menggelengkan kepalanya mendengar jawab adiknya, sudah menjadi kebiasaan kayla yang suka sekali maletakkan barang barang kecil sembarangan.
Kalau hilang dia pasti akan seperti orang histeris dan akan menuduh siapa saja yang masuk ke dalam kamarnya untul mengambil barangnya itu.

"Udah telat ini loh, kakak juga mau jeput kak ocha nih dek"

Reyhand sedikit berteriak mengucapkannya, mengingat dia akan menjemput teman perempuannya itu.
Mereka 'belum' berpacaran, tapi dalam proses pendekatan, ya seperti menjemputnya berangkat ke sekolah adalah salah satu prosesnya.

"Iya ini udah ketemu. Eh, kak ocha bareng kita? Bawa mobil dong? Emangnya udah jadian kak?"

Tanya kayla seraya membuka pintu kamarnya. Ya gila aja udah jadian, secara kak reyhand kan orangnya gak asal milih dan nerima cewek. Batin kayla.

"Iya kak ocha bareng kita. Hm, iya doain ajalah dek kami jadian"

Reyhand tersenyum ketika mengucapkan kata 'jadian'.
Dia berharap hal itu benar terjadi, menurutnya Ocha adalah gadis yang cantik dan baik, cara berbicaranya juga tak kalah bijak darinya.
Benar benar tipenya selama ini.

"Dek, kamu sarapan di sekolah aja ya? Udah kakak buatin bekal. Ntar kak Ocha nya lama nungguin"

Reyhand tidak mau Ocha menunggu lama, jadi dia menyiapkan bekal untuk kayla.

"Iyadeh, terserah kakak. Sekarang kakak yang jadi rajanya"

Kayla tidak ingin menghancurkan pendekatan kakaknya ini.
Dia juga merestui hubungan Ocha dengan Reyhand.
Mereka terlihat cocok dan serasi.
Sedangkan dia? Untuk saat ini dia belum begitu mementingkan perasaannya.
Cukup mencintai seseorang dari jauh tetapi dia juga tidak akan memaksakan cintanya akan terbalas.

Reyhand dan kayla berpamitan kepada bibinya yang ada dirumah.
Orang tua? Mama dan papa sudah pergi pagi pagi sebelum mereka bangun, benar benar orang yang sangat sibuk.
Tapi mereka tidak pernah mengabaikan anak mereka, toh mereka bekerja juga untuk anak anak nya, bukan anak orang lain.

****
Kayla menggelengkan kepalanya ketika melihat kak Reyhand menggenggam tangan kak Ocha sebelum mereka turun. Dasar!. Batin Kayla.

"Kak reyhand, kak ocha aku duluan ya. Oh ya kak, nanti kita nggak pulang bareng ya, aku mau ke rumah cika bikin tugas kelompok. Bye!"

Pamit Kayla dengan berkata cepat, supaya kakaknya tidak melarangnya pergi ke rumah Cika.
Reyhand bilang rumah Cika itu pasti tidak orang tua nya untuk mengawasi mereka bikin tugas nanti, kalau hal itu hanya menjadi alasan untuk bermain dan berhura mendingan dia tidak usah mengizinkan.

Kayla berjalan cepat menuju kelasnya XI 2. Dia tidak mau ketinggalan gosip pagi dengan temannya Binar dan Cika.
Mereka bertiga berteman sudah seperti dari lahir, benar benar mengenal sampai hal sedetil mungkin.

Kayla tidak mengikat rambut hitam sepunggungnya yang sedikit bergelombang, karena menurut teman temannya menampilkan pesona dipagi hari apa salahnya, lagian untuk jam 11 siang dan seterusnya dia juga akan menguncir rambutnya.
Apa salahnya mencoba untuk cantik seketika di sekolah, itu kata Binar orang yang paling centil diantara mereka bertiga.

Kayla terus mempercepat jalannya ketika melihat tangga menuju koridor kelasnya.
Dan Kayla tidak menyadari bahwa ada seorang lelaki yang juga ikut berjalan cepat dibelakangnya.
Bedanya lelaki yang dibelakangnya tidak membawa tas dan sepatunya juga tidak berwarna sesuai dengan peraturan.

Teringat akan sesuatu, Kayla langsung memberhentikan langkahnya dan dia berfikir karna masih pagi tentu orang belum ramai sekali disekolah jadi tidak apa kalau berlarian sebentar saja karna Binar berpesan untuk melihat mading sebentar disana ada daftar nama siswi yang lulus marching band, dia dengan cepat membalikkan badan dan..

Brak!!
.
.
.
.

***

KaylaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang