( Un ) Break My Heart

3.4K 113 3
                                    

"Hei lihat itu, ada bintang jatuh."

Ku alihkan pandanganku seketika kelangit, aku sempat terpaku beberapa saat memandangi kejadian yang baru pertama kali aku saksikan dihidupku. Namun tiba - tiba saja sebuah lengan menyikut perutku, menyadarkanku dari keterpakuanku.

"Gina! Apa yang kau lakukan! Cepat pejamkan matamu dan ucapkan satu permintaan."

Mendengar perintah itu, otomatis aku pejamkan mata ini dan langsung memohon sebuah permintaan pada Tuhan.

"Selesai!"

Ake bersorak gembira setelah permintaan itu aku ucapkan dengan sungguh - sungguh dalam hati. Ardi, lelaki yang sudah 4 tahun ini menjadi kekasihku hanya bisa tertawa ringan menyaksikan tingkah kekanakanku.

"Ardi, apa yang kau pinta barusan ?"

"Aku memohon pada seluruh jagad raya untuk selalu menyatukan kita, aku dan kau selalu bersama."

Pria ini menjawab dengan santainya, ada seulas senyum tersungging disudut - sudut bibirnya.

"Hei, bodoh ! seharusnya kau jangan menyebutkan permintaanmu."

"Kenapa? Bukankah tadi kau bertanya?"

"Astaga, tapi seharusnya kau tak perlu menjawab. Cukup tersenyum dan bilang itu rahasia."

"Sudahlah Gina, semua sudah terlanjur. Waktu tak dapat diputar ulang."

"Tapi tidak bisa begitu! Apa kau tahu, kata orang jika permintaan disebutkan maka permintaan itu akan ditinggalkan bintang. Permintaan itu tak akan sampai pada Tuhan, permintaan itu tak akan terkabul !"

∞∞∞

Ku pandangi bangunan putih gagah didepan mataku ini dengan pandangan berkabut. Mataku benar - benar telah basah oleh sisa - sia air mata yang tak berhenti menetes sejak aku menerima telepon itu. Keadaanku benar - benar kacau, gelungan rambutku telah teracak tak beraturan, gaun putihku tlah kotor menyapu debu disepanjang jalan. Orang - orang yang berlalu lalang mulai memberikan perhatian lebih padaku yang tengah berdiri tepat didepan pintu bangunan ini. Kakiku benar - benar lemas, semua energi seolah terkuras habis. Tak ada kekuatan bagiku untuk melangkah lebih jauh lagi kedalam. Ketakutan mulai menyeruak direlung hatiku. Aku benar - benar tak sanggup menghadapi kenyataan didalam sana.

Sejam yang lalu semua hal dihidupku terasa benar adanya, sejam yang lalu hidupku benar - benar berjalan begitu indah. Sejam yang lalu hatiku masih begitu bergemuruh, menantikan detik - detik puncak kebahagiaan dihidupku, jawaban atas permohonan terbesar yang aku tunggu selama bertahun -tahun. Semuanya begitu terasa mudah dijalani, sampai dering telepon itu datang dan memecah semua kebahagiaan hidupku. Dering telepon itu yang akhirnya memaksaku melangkah kesini, dering telepon itu yang akhirnya merenggut paksa semua cadangan energi ditubuhku.

Lama aku berdiam diri disini, mencoba mencuri secuil kekuatan direlung hatiku terdalam. Mencoba membangun benteng pertahanan kembali dihatiku. Aku memang tak sanggup untuk melangkah lebih jauh kedalam, tapi aku yakin akan satu hal. Kuat atau tidak kaki ini harus tetap melangkah kedalam. Disana, didalam bangunan itu ada satu jiwa yang pasti menunggu kehadiranku.

Dengan sedikit tertatih akhirnya aku langkahkan kaki ini, kususuri lorong - lorong panjang bangunan ini. di kanan kiriku orang - orang berseliweran tampak buru - buru, kulihat berbagai ekspresi diwajah mereka. Diberbagai wajah itu tergambar ekspresi haru, bahagia, bahkan ada yang tak malu - malu terisak penuh kesedihan. Aku terus memperhatikan berbagai hal disekitarku, hingga tiba - tiba kakiku berhenti disebuah ruangan yang ku tuju.

Yah, didalam sana. Jiwa itu pasti masih menungguku didalam sana. Kudorong pintu penghalang didepanku, kuseret paksa kakiku memasuki ruangan itu. Bau alkohol dan amis darah langsung menyeruak menerobos indera penciumanku, disudut sana kulihat jiwa itu tengah tertidur tak sadarkan diri. Banyak orang - orang berpakaian putih berlalu lalang menghampiri tempatnya berbaring. Kurasakan tubuhku benar - benar limbung, jiwaku seolah melayang, aku yakin tubuhku benar - benar akan terjatuh, namun tiba - tiba saja sebuah tangan kekar menopang punggungku. Membiarkan tubuhku tetap berdiri menerima kenyataan didepan sana.

( Un ) Break My HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang