Waktu itu ada tugas SBK, yang mengharuskan gue untuk latihan nyanyi. Gue enggak nyanyi, suara gue hancur. Gue hanya sebagai pengiringnya aja yang main gitar. Gue, beserta teman-teman sepakat untuk latihan ke rumah salah satu teman yang baik banget rumahnya mau di datengin sama kita.
"Lo sama Dhea, nanti gue sama Shella. Oh iya, Meika sama siapa ya?" Tanya Rossa, yang sedang sibuk mengatur dengan siapa gue akan berangkat ke rumah Mustika.
Akhirnya, gue dianter sama salah satu temen cowok untuk pergi ke rumah Mustika. Sesampainya dirumah Mustika, beberapa dari kami ada yang istirahat dulu karena mungkin lelah di perjalanan, padahal jaraknya kira-kira cuma 2 km dan masih naik motor. Dan beberapa menit kemudian kita mencoba untuk mulai latihan beberapa lagu dan mulai bagi-bagi suara. Waktu itu kita ada 7 orang yang latihan. Latihan kami tidak lengkap dikarenakan Mustika sedang sibuk memasak untuk kami. Namanya juga pemilik rumah, jadinya harus melayani tamu dengan sepenuh hati, jiwa, dan raga. Oke, ini cukup lebay.
Setelah beberapa menit kita latihan, kita berhenti sejenak dan istirahat lagi. Karena gue adalah orang yang suka gak enakan sama orang lain, jadi daripada gak ada kerjaan gue memutuskan untuk membantu Mustika memasak.
"Mus, aku bantu potong tempe nya ya" kata gue menawarkan bantuan.
"Iya boleh, hati-hati ya Mei, piso nya tajem" jawab Mustika yang sedang sibuk mengoseng bumbu.
Dan sewaktu ketika gue memotong tempe, mampus! Tempenya gede sebelah. Jujur, gue orangnya gak bisa masak. Kalau mau goreng ikan, harus teriak-teriak dulu, lari-lari menjauh biar gak kena minyak panasnya. Tapi kalau oseng doang sih bisa. Goreng telor? Bisa. Walaupun dulu sempat ada kejadian gue lupa menaruh minyak ke wajannya sebelum menceplokan telornya ke wajan penggorengan. Alhasil, telornya dengan sukses menempel dengan sangat lekat ke wajannya dan susah banget buat dibersihin. Sebagai spesies manusia yang berjenis kelamin perempuan ini, tentu sangat malu kalau tidak bisa memasak. Coba bayangkan jika sudah menikah nanti, mau dimasakin apa buat suami kita nanti? Masa tiap hari harus goreng telor dan masak indomie? Tentu, sangat tidak sehat. Akhirnya karena insiden tempe kegedean sebelah ini gue pun menyuruh Mustika untuk mengambil alih. Karena jika gue yang terus-terusan memotong tempe, bakalan jadi abstrak bentuknya.
Mari kita lanjutkan kembali ke ceritanya, setelah kami selesai makan kami mulai latihan kembali. Waktu itu jam menunjukkan pukul 4 sore.
"Ah!! Capek! Istirahat dulu deh"
"Hahaha iya sama capek banget"
"Untung tadi gak ada pramuka, jadinya bisa pulang cepet, trus main"
Gue yang sedari tadi diam, hanya bisa mengangguk setuju dengan perkataan teman-teman. Dan, kami pun jadi ngobrolin sesuatu. Mulai dari kakak kelas yang mukanya blesek, kakak kelas yang mukanya ganteng, dan sebagainya.
"Eh, gue ada film baru" kata Mustika disela keheningan.
"Film apaan Mus?" Tanya Shella
"Banyak. Bajakan semua" jawab Mustika
"Wah! Parah nih bajakan! Nais (nice) Mus!" kata gue mendukung
"Hahaha, gak boleh gitu. Kita harus mencintai produk yang Ori, bukan yang bajakan" ceramah Dhea
"Asik dah Dhea!" Teriak Rossa menyahuti ceramahan Dhea.
"Pada berani nonton film horror gak? Kayak The Conjuring gitu?" Tanya Mustika
"Hmm, berani. Tapi kalau malem-malem nonton sendiri sih enggak. Ngeri gue takut ada yang nyolek dari belakang" kata Shella.
"Mumpung lagi rame-rame, nonton Annabelle yuk!" Ajak Mustika
"Annabelle? Boneka yang ada di The Conjuring itu?" Tanya gue
"Iya. Katanya sih serem, tapi menurut aku sih enggak ah. Cuma dikaget-kagetin aja" kata Novia
"Emang udah pernah nonton?" Tanya gue
"Belom ehehehehe" jawab Novia, dikira udah pernah nonton ya eh, ini mah belom.
"Yaudah Mus, puterin aja film Annabelle nya" pinta Sintia
Gue yang emang belum pernah nonton film Annabelle hanya bisa mengangguk aja ngikutin yang lain. Akhirnya, filmnya dimulai. Pas bagian ada kaget-kagetnya, Shella sama Rossa teriak paling gede banget. Gue yang tadinya anteng gak mau teriak jadi ikutan teriak karena mereka.
Akhirnya, filmnya habis. Dan kami mulai mengobrol kembali,
"Tau gak? Temen ku pernah cerita. Dia bilang habis nonton Annabelle, malem-malemnya dia gak bisa tidur soalnya ada yang ngetok pintu kamarnya" kata gue
"Ih apaan sih Mei! Jangan nakutin lah"
"Lah, gak nakutin. Gak tau dia bohong apa enggak ya, pas dibuka pintunya gak ada siapa-siapa. Dia kira yang ngetok adeknya, akhirnya dia tidur bareng orangtuanya" lanjut gue
"Mei udah Mei udah!!! Jantungan yang tadi masih belom hilang ini" kata Shella
"Hehehe iya deh maaf maaf gak dilanjutin lagi kok. Eh ngomong-ngomong udah hampir maghrib loh, pulang yuk? Shell, aku bareng kamu ya" Ajak gue untuk pulang. Karena emang langitnya udah gelap banget dan takut dikunciin diluar sama Mama gue.
"Eh iya, udah maghrib ya? Yuk lah pulang. Eh tapi, mau ke toilet dulu ya tadi nahan sampe filmnya selesai. Gak berani ke toilet tadi" kata Shella, seraya pergi ke toilet dengan cepatnya karena mungkin sudah kebelet banget. Gak hanya Shella, Dhea juga gak tahan jadinya ke toilet bareng Dhea.
Setelah selesai, gue akhirnya pulang sama Shella. Gak ada perasaan aneh pada saat itu. Cuma hawanya jadi dingin banget. Untungnya, selepas gue nonton film Annabelle tadi gue bisa tidur nyenyak. Biasanya kalau habis nonton film horror, gue gak bisa tidur. Parnoan. Pagi pun tiba, dan seperti biasa gue berangkat ke sekolah. Ada Mustika sama Dhea yang sudah datang lebih awal, dan gue bergabung untuk ngobrol bareng mereka. Rossa pun datang, disusul Shella, Novia, dan Sintia.
"Ohiya Dhe, makasih ya kemaren udah mau nganterin. Kemaren lupa bilang" kata Rossa
"Hah? Nganterin apa?" Tanya Dhea bingung
"Loh? Kan aku minta kamu nganterin aku pulang. Masa lupa sih?"
"Nganterin siapa deh? Orang aku kemaren pulang sendiri kok" kata Dhea menjelaskan
Sintia yang sedari tadi seru memperhatikan Rossa dan Dhea berbicara ikut nimbrung,
"Bener loh Ros, Dhea gak bohong. Kemaren dia pulang sendiri"
"Ihh enggak Sin! Kemaren aku dianter sama dia. Pas diajak ngomong malah diem gitu, mukanya pucet banget. Abis kaget nonton Annabelle kali hahaha" kata Rossa
"Demi deh Ros, kemaren aku sendiri kok pulangnya. Pas aku mau pulang malah kamu gak ada" jelas Dhea
Kami juga sepakat bahwa kemarin memang Dhea pulang sendiri. Sewaktu Shella dan Dhea dari toilet, kami sempat berbincang sebentar. Namun ketika berbincang, sudah tidak ada Rossa. Mungkin dia sudah pulang duluan karena ketakutan, canda kami.
"Lah terus aku kemaren dianter sama siapa dong?" Tanya Rossa.
Dan pertanyaannya membuat kami menjadi hening sejenak dan saling melempar pandang satu sama lain.
