Evelyn's
Hari ini aku mulai masuk kuliah kembali setelah dua hari full di rumah menghilangkan masa jetlag. Yap, dua hari yang lalu aku baru saja pulang dari Amerika. Setelah hari dimana pak Nathan melamar ku, ternyata kami masih harus mengurusi proyek pembangunan department store. Baru saja sehari merasakan kebahagiaan setengah mati, ehh... ternyata masih harus bekerja.
Aku sebenarnya sangat tidak percaya kalau Pak Nathan pada akhirnya melamar ku. Hari itu aku benar-benar di buat cengeng di depan banyak orang oleh Pak Nathan. Aku bukan menangis sedih, tetapi aku menangis bahagia. Tidak menyangka, dosen menyebalkan tapi ganteng itu berhasil membuat ku jatuh cinta dan langsung melamar ku setelah beberapa hari kami berkencan.
"Aku pesan...sparkling fruit satu dan strawberry ice cream cake satu." ucap ku lalu menyerahkan beberapa lembar uang.
"Oke, silahkan ditunggu ya.."
Saat ini aku sedang berada di café yang masih satu wilayah dengan kampus, tentunya sambil menunggu jam materi pak Nathan 1 jam lagi. Sengaja hari ini aku datang ke kampus lebih cepat dari biasanya, entah mood ku sedang bagus.
"Ini mbak, pesanannya.." ucap si-barista kepada ku. Aku langsung mengambil pesanan ku lalu membawanya di salah satu meja.
Sambil menikmati strawberry ice cream cake dan Sparkling fruit, aku mencoba mengirim pesan pada pak Nathan. Siapa tahu ia membalas pesan ku walau saat ini adalah jam mengajarnya. Aku tidak terlalu berharap.
'Kangen~'
Sent!.
Aku tersenyum sendiri membayangkan bagaimana raut wajah pak Nathan saat melihat pesan ku itu. Padahal kita baru satu hari tidak bertemu, tetapi rasanya seperti ditinggal 1 tahun. Oke, ini berlebihan.
Ketika aku sedang menyendokan cake ke dalam mulut ku, ponsel ku terasa bergetar. Aku buru-buru melihat pesan yang masuk, kali ini aku berharap pak Nathan membalas pesan ku.
'Mau kado akhir tahun Ipad Mini? Tukar terus 50 poinmu sekarang juga!'
Sialan.
Aku mendengus kesal lalu memasukkan kembali ponsel ku ke dalam tas. Kalau sudah seperti ini, rasanya aku ingin cepat-cepat kelas berlangsung untuk melihat pak Nathan. Aku butuh oksigen ku!. Ya, ini berlebihan lagi.
Drrt...Drrtt...
Lagi-lagi aku merasakan ponsel ku bergetar. Aku dengan malas membukanya lagi dengan maksud untuk menghilangkan notice dari operator. Tetapi rasa bahagia malah menggeluti tubuhku ketika melihat pesan tersebut.
'Miss you too... nanti setelah materi kelas selesai, aku antar kamu pulang'
Aku buru-buru membalas pesan tersebut.
'Okey, selamat mengajar pak Dosen *kiss*'
Setelah mengirim pesan itu, aku memasukkan kembali ponsel ku. Aku sudah merasa sedikit tenang setelah mendapat pesan dari pak Nathan. Dengan perasaan bahagia, aku menatap cincin yang kini melingkar cantik di jari manis tangan kiri ku.
---
Nathan's
"Kamu yakin mau menikah 1 tahun lagi?" tanya Ibu ku, pertanyaan yang juga mewakili kedua orang tua Evelyn dan Ayah ku. Saat ini, kami sedang berkumpul makan malam keluarga. Jika biasanya Faren—adik ku ikut, kali ini ia menolaknya alasannya ia tidak ingin mengganggu diskusi kami.
"Ya... maaf sebelumnya, tapi aku mau fokus melanjutkan kuliah sampai lulus nanti." jawab Evelyn.
Sebenarnya aku tidak setuju dengan keputusan Evelyn yang ingin kami menikah 1 tahun kemudian. Tetapi ia terus memohon pada ku, apalagi ia takut tidak bisa fokus setelah menikah. Evelyn bilang, ia belum siap untuk tinggal dan memiliki anak bersama ku. Ia juga bilang memiliki cita-cita mendapatkan nilai terbaik di kampus dan membanggakan kedua orang tuanya dengan prestasi yang di milikinya. Aku terpaksa menyetujuinya karena alasannya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cute Student that I Love
Любовные романы"Dia telah menjadi perhatian ku semenjak memasuki awal semester, bahkan ia telah menjadi alasan ku untuk tetap menjadi dosen hingga aku menomor dua kan pekerjaan ku sebagai Direktur Utama. Dia adalah gadis cantik yang cerdas dan tentu saja, lucu."...