(4) Berkelahi

74 13 3
                                    

Multimedianya itu photonya chisy. Mukanya indonesia banget. Jujur sih, gue lebih suka indonesia dari pada bule dan nggak suka sama cewek rambut blonde gitu_- dengan alasan semoga aja barbie bisa jadi orang indonesia-.

Jadi, lebih cantik bella atau chisy?

oOo

Raka pov

Seperti yang udah gue kira mereka berdua bakalan marah sama gue. Bahkan gue udah prediksi bagas bakalan tonjok gue dan chisy hanya bergeming tidak yakin. Gue udah tau kalau bella itu saudara tiri chisy. Bahkan gue mengenal bella dari chisy. Waktu itu bella masuk ke kamarnya yang gue tau gue suka sama bella pada saat gue liat dia pertama kali. Bahkan ketika gue tau dia masuk sekolah yang sama sama gue. Gue langsung bersemangat.

"Argh!" gue mengacak rambut gue kesal. Emang salah perasaan gue ke bella?

"Salah lah" hati gue bicara

"Enggak salah, lo nggak boleh salahin perasaan" otak gue bicara.

"Salah"

"Enggak salah"

"Salah"

"Enggak"

"Salah"

"Enggak"

"Stop pleasee..!" gue berteriak sama siapa? Sama gue sendiri? Argh! Kayaknya gue beneran gila.

Gue akui gue sayang sama sahabat gue. Tetapi, gue suka sama bella apalagi suara imutnya. Setiap gue liat dia gue selalu mau tersenyum. Gue mengacak rambut gue lagi dengan frustasi. Gue rasa kedua sahabat gue juga bakalan maafin gue kok. Gue yakin. Gue yakin. Gue yakin. Gue yakin.

Gue yakin yakin yakin yakin yakin yakin yakin yakin yakin yakin yakin yakin yakin yakin yakin yakin yakin yakin yakin yakin yakin yakin yakin yakin

ENGGAK! GUE NGGAK YAKIN KARENA GUE UDAH BUAT CHISY TERLUKA

Christina imdaneka flowsy.. Please maafin gue.

oOo

Authors pov

Perempuan itu menangis di dekapan sahabatnya. Dadanya yang dipenuhi otot dan perutnya yang sixpack terasa begitu nyaman dan kokoh. Mereka sekarang berada disalah satu hotel milik lelaki ini. Tidak mungkin dia membawa perempuan ini di rumahnya karena perempuan ini terus saja menangis dan mengumpat kasar. Mau ke rumah perempuan ini? Itu juga tidak mungkin karena salah satu penyebab perempuan ini menangis adalah saudara tirinya yang tinggal serumah dengannya.

"Udah.. Udah.. Lo jangan nangis terus dong.. Gue kan udah hajar si brengsek itu!" ujar bagas yang terus menenangkan chisy. Sejak acara tonjok - tonjokan itu *sebenarnya bukan tonjok - tonjokan karena bagas doang yang memukul. Sementara raka pasrah aja* chisy bengong dan kemudian menangis sampai sekarang di dekapan raka

Flashback on

"Apa?! Ulangin sekali lagi?! Tebing harapan kata lo?!" bagas berteriak dan tidak menghiraukan pengunjung yang kini menatapnya.

Raka menciut. Bagas sudah tersulut emosi. Tetapi, dia juga harus jujur karena bagas dan chisy adalah sahabatnya. Raka mengangguk pelan.

Bugh!

Satu pukulan mendarat di pelipis kanan raka. "Itu karena lo udah berani - berani nodai tebing harapan dengan cewek jalang itu!!".

Bugh!

Satu pukulan mendarat di perut raka dengan mulus."itu karena lo jadian sama orang yang ngancurin hidup sahabat lo sendiri!!!"

Terdengar isakan memilukan dari seorang perempuan. Bagas berbalik dan melihat chisy sudah jatuh berlutut sambil menutup mukanya dengan kedua tangannya. Bagas sudah dikuasai amarah. Bagas paling tidak suka ketika sahabat ceweknya itu tersakiti.

Bugh! Brak!

Satu tendangan didapat raka tepat di tulang rusuknya sehingga terpental melewati 2 meja yang lain. Meja yang ditabrak raka jatuh. Raka merasakan sakit yang teramat sangat. "Itu buat lo yang udah buat chisy nangis..!!"

raka tidak bisa bangkit. Rasa sakitnya menjalar diseluruh tubuhnya. Tak ada yang membantunya. para pengunjung lari ketakutan keluar cafe. Bagas maju perlahan sambil tersenyum miring.

"Dan satu hal yang paling gue benci adalah lo udah melanggar janji lo sendiri!!"

Raka menciut takut melihat wajah bagas yang terpenuhi oleh amarah. Bagas tepat di depan raka. Bagas kini menaikkan kakinya dan mengumpulkan tenaga menginjak langsung ke perut raka. Raka merasakan ketakutan yang amat dalam. Keringatnya bercucuran deras. Sementara bagas membawa aura dingin yang menyeramkan. Raka menelan ludahnya dengan susah payah. Ini adalah hukumannya. Ia pantas merasakannya.

"Stop it!"

Flashback off

Chisy meraung keras."gue nangis karena lo mukul raka"

WHAT THE HELL

Bagas berdecih. "Lo tuh ya.. Udah tau raka nyakitin lo.. Lo malah masih ngebela dia"

"Dia itu sahabat kita gas.."

"Gue tau" bagas menarik nafas dalam dalam dan menghembuskannya perlahan. "Walaupun dia sahabat lo dan gue, tapi bukan berarti kalau dia bikin kesalahan.. Gue nggak boleh kasih dia bogeman"

Kata kata bagas memang pelan dan lembut tetapi kata - katanya tajam dan menusuk. Perlahan chisy mengangguk.

"Trus sekarang kita harus ngapain?" tanya chisy polos. Bagas tersenyum dan mulai memeluk chisy. Bagas menghirup aroma rambut chisy dalam - dalam.

oOo

Hohoho.. Mulai ada konflik kan?

ReverseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang