JANJI TERAKHIR (GHAIVE)

589 12 7
                                    

Pagi ini dia datang menemuiku, duduk di sampingku dan tersenyum menatapku. Aku benar-benar tak berdaya melihat tatapan itu, tatapan yang begitu hangat, penuh harap dan selalu membuatku bisa memaafkannya. Aku sadar, aku sangat mencintainya, aku tidak ingin kehilangan dia., meski dia sering menyakiti hatiku dan membuatku menangis. Tidak hanya itu, akupun kehilangan sahabatku, aku tidak peduli dengan perkataan orang lain tentang aku. Aku akan tetap memaafkan farish, meskipun dia sering menghianati cintaku.

"Aku gak tau harus bilang apa lagi, buat kesekian kalinya kamu selingkuh! Kamu udah ngancurin kepercayaan aku!"

Aku tidak sanggup menatap matanya lagi, air mataku jatuh begitu deras menghujani wajahku. Aku tak berdaya, begitu lemas dan Dia memelukku erat.

"Maafin aku veranda, maafin aku! Aku janji gak akan nyakitin kamu lagi. Aku janji veranda. Aku sayang kamu! Please, kamu jangan nangis lagi!"

Aku tidak bisa berkata apa-apa lagi selain memaafkannya, aku tidak ingin kehilangan farish, aku sangat mencintainya.

Malam ini farish menjemputku, kami akan kencan dan makan malam. Aku sengaja mengenakan gaun biru pemberian farish dan berdandan secantik mungkin. Kutemui farish di ruang tamu, Dia tersenyum, memandangiku dari atas hingga bawah.

"Ve, kamu cantik banget malam ini."

"Makasih. Kita jadi dinner kan?"

"Ya tentu, tapi ve, malam ini aku gak bawa mobil dan mobil kamu masih di bengkel, kamu gak keberatan kita naik Taksi?"

"Engga ko, ya udah kita panggil Taksi aja, ayo."

Dengan penuh semangat aku menggandeng lengan farish. Ini benar-benar menyenangkan, disepanjang perjalanan farish menggenggam erat tanganku, aku bersandar dibahu farish menikmati perjalanan kami dan melupakan semua kesalahan yang telah farish perbuat padaku.

Kami berhenti disebuah Tenda di pinggir jalan. Aku sedikit ragu, apa farish benar-benar mengajakku makan ditempat seperti ini. Aku tahu betul sifat farish, dia tidak mungkin mau makan di warung kecil di pinggir jalan.

"Kenapa rish? Mienya gak enak?"

"Enggak ko, mienya enak, Cuma panas aja. Kamu gak apa-apa kan makan ditempat kaya gini ve?"

"Enggak. Aku sering ko makan ditempat kaya gini. Mie ayamnya enak loch. Kamu kunyah pelan-pelan dan nikmati rasanya dalam-dalam."

Aku yakin, farish gak pernah makan ditempat kaya gini. Tapi sepertinya farish mulai menikmati makanannya, dia bercerita panjang lebar tentang teman-temannya, keluarganya dan banyak hal.
Empat tahun bersama farish bukan waktu yang singkat, dan tidak mudah untuk mempertahankan hubungan kami selama ini. Farish sering menghianati aku, bukan satu atau dua kali farish berselingkuh, tapi dia tetap kembali padaku. Dan aku selalu memaafkannya, itu yang membuatku kehilangan sahabat-sahabatku. Mereka benar, aku wanita bodoh yang mau dipermainkan oleh farish. Meskipun kini mereka menjauhiku, aku tetap menganggap mereka sahabatku.

Selesai makan farish nampak kebingungan, dia mencari-cari sesuatu dari saku celananya.

"Apa dompetku ketinggalan di Taksi?"

"Yakin di saku gak ada?"

"Gak ada. Gimana dong?"

"ya udah, pake uang aku aja. Setiap jalan selalu kamu yang traktir aku, sekarang giliran aku yang traktir kamu. Ok!"

"ok. Makasih ya sayang, maafin aku."

Saat di kampus, aku bertemu dengan yona dan melody. Aku sangat merindukan kedua sahabatku itu, hampir empat bulan kami tidak bersama, hingga saat ini mereka tetap sahabat terbaikku. Saat berpapasan, yona menarik tanganku.

KAMEN GHAIDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang