Happy Reading!

114 2 0
                                    

-----

Langit memerah. Matahari seolah pamit. Membuat atap bumi berwarna kuning semu kemerahan dengan selendang-selendang awan yang memperindah bayang langit sore hari di atas kota Seoul. Kesibukan para pemilik nyawa yang bergulat dengan kehidupan duniawi demi mengejar untung dan meminimalisir rugi masih tampak. Harusnya menjadi hari yang santai, karena ini weekend.

"Uhuk! Mwo?" Taeyeon terbatuk dan hampir menjatuhkan setengah isi cangkir kopinya.

"Ya! Kau terkejut? Aku juga. Wah.. aku senang sekali, Unnie." Ujar gadis itu riang. Taeyeon mengatur diafragmanya agar kembali normal. Memegang dadanya yang tiba-tiba terasa sesak setelah menaruh cangkir dimeja.

"Kau orang pertama yang ku beritahu. Senang?" Tambah Jessica sembari menyampirkan rambut pirangnya kebelakang.

"Eo? Ne... kabar baik. Kau juga harus menyampaikannya pada yang lain. Tapi, kenapa dia tidak memberitahuku? " Ujar Taeyeon setelah berhasil menguasai dirinya sendiri.

"Kenapa dia harus memberitahumu?" Jessica menatap Taeyeon.

"Eh? Aniya..."

"Ah... sudah ya.. aku ada janji dengannya malam ini. Aku tidak ingin membuat pangeranku menunggu lama." Jessica melirik jam tangan yang melingkari pergelangan kirinya. Berdiri buru-buru merapikan penampilannya kemudian pergi meninggalkan gadis berambut cokelat yang menatap punggungnya menjauh.

"Haishh..." Ia menghembuskan nafas berat dan memutuskan untuk kembali kerumahnya.

-

Taeyeon menatap pantulan dirinya dikaca mobilnya. Rambut cokelatnya ditata sedemikian rupa, tubuh mungilnya yang ramping dibalut mini dress baby blue yang memamerkan bahu indahnya. Tatapan teduh dari pancaran matanya selalu terlihat indah. Cantik, anggun, terlihat seksi tapi tak meninggalkan kesan cute pada dirinya. Ia turun dari mobilnya hati-hati. Gereja sudah mulai ramai, dan para tamu sudah berdatangan.

"Taeyeon-ah... kau datang?" Suara yang sudah tak asing di telinga memaksanya untuk menoleh. Otot pipinya tertarik membentuk senyuman. Namja itu terlihat gagah seperti biasa. Tapi kali ini terlihat berbeda. Ah... namja yang selalu mengganggunya pagi-pagi demi menanyakan dasi warna apa yang cocok untuk kemeja biru miliknya. Namja yang selalu menutup diri terhadap orang yang tidak dikenalnya namun sangat menyebalkan jika sudah benar-benar mengenalnya. Selalu saja berusaha menjadi yang terbaik dari setiap orang karena merupakan pewaris tunggal dikeluarganya. Menginginkan semuanya berjalan sesuai kehendaknya yang menuntut ke-ideal-an dalam setiap hal. Perfectionis. Begitu rekan-rekannya menggambarkan tentang namja itu dalam satu kata.

"Ya! Choi Siwon-ssi! Kenapa ada disini? Bukankah mempelai pria normal akan terlihat gugup dan mondar-mandir disekitar altar? Aih..." Taeyeon merapikan poninya hati-hati. Padahal saat itu jantungnya berdegup kencang ketika menyadari namja itu terlihat lebih memesona dengan tuxedo putih yang melekat di tubuh atletis itu.

"Hahaha. Kau pikir aku tidak gugup? Eung?" Ujarnya enteng.

"Ok, aku kembali dulu. Tolong doakan oppa mu ini, ne?" Bisiknya dengan wajah memohon yang lucu.

"Aishh..." Gadis itu mengibaskan tangannya sehingga menimbulkan gerincing halus dari gelang peraknya.

Acara berlangsung khidmat dan sakral. Jessica terlihat berjalan anggun menuju altar. Entah ini adalah hari yang buruk atau tidak bagi Taeyeon. Sungguh hati nya tidak merelakan kedua sahabatnya itu menikah. Tapi haruskah ia tiba-tiba berteriak menentang semua ini? Konyol jika ia melakukannya.

MISTAKEWhere stories live. Discover now