Cahaya matahari menerobos jendela ku menyapu wajahku dengan hangat. Perlahan ku buka mata terlihat nampak seorang namja tamoan tengah tertidur pulas di hadapanku. Ya, perkenalkan dia Park Chanyeol suami ku sejak 5 tahun yang lalu. Wajah nya masih sama seperti saat pertama mengenalnya. Ku dekati wajahnya ku cium kening nya lembut dia hanya menggeliat ringan pertanda tak keberatan segera ku siapkan sarapan untuknya sebelum berangkat kerja. Selesai memasak aku pun menyiapkan pakaian kerjanya, sementara Chanyeol masih berkutat di kamar mandi. Setelah mandi ku bantu dia memakaikan jas nya, memasangkan dasinya, dia hanya menatap sendu.
"Ada apa kau memandangku seperti itu.?" Tanyaku.
"Kenapa pagi ini kau terlihat begitu cantik yejin ah." Godanya.
"Oh.. ayo lah Park Chanyeol kau hampir mengatakan tiap pagi". Jawabku seraya mencubit pipinya gemas.
"Istriku, aku tidak bohong kau memang selalu bertambah cantik tiap pagi." Sambungnya sambil memelukku.
"Arraseo.. arraseo.. bagaimana jika kau memulai sarapan mu tuan Park Chanyeol karena hari semakin siang dan kau akan terlambat bekerja jika terus terusan menggoda istrimu." Kataku.
"Baiklah mrs. Park. " jawbnya tersenyum.Diapun makan dengan lahap nya, kemudian berangkat kerja. Dan tinggallah aku seorang diri di rumah yang lumayan besar ini hanya di temani pembantu dan sopir. Terkadang aku sangat merindukan suara anak kecil di rumah ini ingatan ku kembali pada peristiwa pahit 3th lalu. Kamar ini mungil ini masih sama seperti dulu lengap dengan perabotan khas anak anak kamar yang telah kami persiapkan untuk buah hati kami kelak di biarkan kosong dan tak terjamah. Yaa calon bayi kami meninggal sebelum sempat melihat dunia. Semenjak kejadian itu kisah cinta kami di uji.
Flashback On
Tepat setelah calon bayi kami tak dapat di selamatkan seluruh barang dan perabotan di simpan terpisah oleh Chanyeol.
"Kenapa di simpan, kita bisa mencoba nya lagi sayang". Ujarku padanya.
"Aku hanya tak mau kau sedih melihat itu semua". Jawabnya seraya memelukku.
""Sedih itu pasti chagi karena kita sudah menantikannya tapi sekarang aku sudah ikhlas dengan semuanya dan berharap Tuhan akan memberikannya lagi pada kita". Ujarku menyemangati.Namun di lubuk hatiku perih itu masih terasa tapi aku bertekad akan berusaha memberikan Chanyeol anak kembali. 1 tahun usaha dan penantian hasil nihil yang kami dapat. Aku mulai gusar dari pemeriksaan modern sampai cara tradisional minum obat herbal pun kami lakukan demi suami ku Park Chanyeol. Percobaan kami memasuki tahun kedua malam ini pun kami mencoba nya kembali.
"Hheem.... eekkh.. sayang aku sudah gak kuat". Rintihku
"Andwe chagi.. sedikit lagi bertahan lah". Ujarnya.
"Oppaaaaa........ aku beneran gak kuat ini sudah di ujung mau keluar". Ucap ku memohon.
"Ayolah sayang demi calon bayi kita eoh tinggal sedikit lagi". Sambung nya
Peluh ku kian membanjir sedangkan dia masih bersemangat.
(Jangan ngeres ini bukan nc wkwkwkwkwk)
"Obat herbal ini pahit sekali Chan, aku tak sanggup menghabiskan nya, aku ingin muntah". Rengekku.Matanya menatapku dalam, namun gelas miliknya telah kosong dari tadi aku tak tega menyuruhnya minum obat pahit ini lagi baru mulaibku coba meminum kembali tangan nya meraih gelasku dan menegaknya hingga habis. Aku memeluk nya, menangisi ketidak berdayaanku dia hanya diam. Pagi ini pun aku mencoba kembali tespack ku tutup mataku selagi menunggu tak berani melihat perlahan ku buka mataku terlihat 1 garis merah di sana. Lagi-lagi gagal usahaku entah sudah tespack keberapa dalam 3 th ini. Tangisku pecah membangunkannya.
"Ada apa, apa kau terluka". Cemasnya.
"Yank.. lagi lagi ini hanya 1 garis kita harus bagaimana". Isakku.
"Sudahlah tidak apa apa kita sudah berusaha". Ujarnya.
"Aku takut kau bosan kau marah padaku dan pergi meninggalkanku karena aku tak kunjung bisa memberikanmu anak" cecarku.
"Hei... hei... kau bicara apa hah? Sedikitpun tak pernah terlintas dalam benak ku untuk meninggalkanmu ada atau tanpa adanya anak darimu kau tahu, jadi berhentilah berpikir seperti itu" suaranya bergetar.
"Aku juga ingin menjadi wanita yang sempurna untukmu"
"Yaa... Park Yejin kau itu sempurna untukku" ucapnya.Lalu dia mencium bibirku lembut menghapus airmataku dan mengdekapku hangat. Aku beruntung memiliki mu Park Chanyeol. Semangat dan cintanya membuat ku berangsur melupakan obsesiku tentang bayi itu. Aku bahkan mengurangi pemakaian tespack tiap bulannya. Hingga suatu pagi aku membersihkan kamar aku menemukan alat tes kehamilan yang telah terpakai seingatku terakhir aku cek 3 bulan yang lalu itupun setengah hati karena pasti gagal lagi. Ku amati tespack itu betapa terkejutnya aku ternyata...
Flashback Off
Senja kini mulai nampak, tak lama bel depan berbunyi suaki tercinta ku pun telah pulang ku sambut dia dengan ciuman dia membalasku dengan pelukan hangat.
"Aahh... aku merindukanmu sayang, aku harap kau tak bosan dirumah tanpaku" ucapnya.
"Nadoo... kau tau aku bosan sekali seharian ini" keluhku.
"Ohhooo... aku tak bertanya padamu istriku, tapi aku bertanya pada Park Chanyeol junior ini" ucapnya seraya mengelus perutku yang membuncit.
"Mwo.. jadi kau mulai berpaling dariku ya Park Chanyeol" tanyaku pura pura marah.
"Mian istriku sepertinya cintaku kini mulai terbagi" godanya.
"Yyaaaa..... Park Chanyeol" teriakku sambil mencubit pinggangnya.Begitulah.. setelah penantian dan usaha panjang kami harapan dan doa pun terjawab buah cinta kami akan di perkirakan lahir bulan depan. Yaa.. Park Chanyeol Junior kami.
END..
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Love
FanfictionTittle : Our Love Cast : Yejin, Park Chanyeol Genre : Romance Author : _dianhana Cerita murni dari hasil keringat (?) Saya sendiri no copy paste no plagiat apalagi no coment eh.? Please enjoy with my bad story and don't forget like and comments...