Our Happiness

21 2 2
                                    

Dengan berat hati Chanyeol mulai mengepak pakaiannya ke koper seketika sebuah lengan lembut melingkar sempurna di pinggangnya.
"Yeoboo... Nan gwenchana (aku baik baik saja), kau tak perlu mengkhawatirkanku, lagipula di sini ada bibi dan supir" suara merdu itu membuka keheningan malam ini.

Ku lihat rahangnya mengeras pertanda dia merasa teramat kesal tak ada jawaban dari bibirnya hanya diam mematung dalam pelukan ku. Setelah beberapa lama dia akhirnya membuka suara.
"Chagiaa... kau tau aku bukanlah orang yang tak bertanggung jawab akan pekerjaanku namun aku sangat mengkhawatirkan mu Araa.? Kau dengar dokter mengatakan apa.? Anak kita di perkirakan lahir bulan ini dan sekarang aku terlibat tour konser selama 3 hari bagaimana aku tenang meninggalkanmu di rumah heehmm...." suaranya melemah.
Ku pererat pelukanku padanya mengungkapkan bahwa aku mengerti perasaannya saat ini. Yaa.. saat ini suamiku Par Chanyeol sedang bimbang di satu sisi dia ada jadwal tour konser exo 3 hari di jepang di sisi lain anak pertama kami akan di perkirakan lahir dalam waktu dekat ini. Sejujurnya sebagai seorang istri aku tak mau di tinggal jauh darinya aku ingin dia ada di sampingku menunggu saat saat buah cinta kami terlahir ke dunia namun... suamiku bukan hanya milikku dan calon anakku dia juga milik jutaan fans yang rela jauh jauh ingin melihatnya aku tak boleh egois menahannya bersamaku.

"Yeobooo... nan jeongmal gwenchana, kau tahu istrimu ini orang yang kuat bukan? Pikirkan fans mu di sana yang rela datang ke sana untung melihatmu dan juga kalau ada apa apa aku akan menghubungimu arraseoo.?" Ucapku meyakinkan nya.
Cukup lama dia mengusap lembut tanganku, tanpa terasa cairan hangat membasahinya aku tau dia menangis dia membalikkan tubuhnya dan memelukku erat kedalamnya ini percakapan yang lebih menyakitkan di banding saat dia menolakku dahulu.
"Mianhae.. yejin-ah maafkan aku yang tak berdaya ini maafkan aku yang selalu membagi waktuku untukmu bahkan di saat terpenting untuk kita" ujarnya bergetar.
Ku perdalam pelukanku menangis bersamanya.
"Aku mengerti, sangat mengerti dan aku rasa anak kitapun mengerti cukup lakukan yg terbaik nanti di konser buat kami bangga Park Chanyeol" jawabku.

Dia melepaskan pelukan kami, mendekatkan wajahnya padaku dan mulai mencium kedua pipi ku, bibirku, dan keningku lembut dan tersenyum.
"Aku bangga memiliki istri sepertimu" sambungnya.
Malam ini merupakan malam terakhir kami bersama menghabiskan malam dengan tidur sambil berpelukan satu sama lain seakan tak ingin malam ini berlalu.
Esoknya aku mengantarnya pergi begitu berat tangannya melepas tanganku setelah berkali kali meyakinkannya dia pun melepaskannya. Tingkah nya seperti anak kecil jika sepeti ini batinku. Sepi ku rasa yang kurasakan sesampai di rumah rindu ini mulai menghantui. Sore ini aku habiskan untuk menyaksikan konser akbar Chanyeol walaupun hanya melalui streaming tak lama berselang perutku kram, oh Tuhan... ada apa ini aku mohon jangan sekarang jeballl jangan... ku tahan rasa sakit luar biasa ini aku hanya mampu berbaring dan meringis beruntung sakitnya mulai berkurang. Ttingg ponselku berdering pesan darinya mengkhawatirkanku tak lama Chanyeol menelpon ku sembunyikan rasa sakitku dari nya agar dia tak khawatir dan kami habiskan malam dengan bersenda gurau dan melupakan sakitku.

Esoknya sakit itu kembali menjalar sungguh sakit seperti rusukku akan patah begitu sakitnya airmataku terasa menetes wajah Chanyeol terbayang bayang saat ini. Aku ingin menahannya tapi rasanya aku tak sanggup. Aarrgghhh............... akhirnya keluar juga suara yang ku tahan sedari tadi seketika para asistenku berlari menghampiri dan mencoba menghubungi Chanyeol.
"Andwee... ku jangan hubungi dia, jangan ganggu konsernya dia akan khawatir kita langsung ke RS saja" pintaku.

Sesampai di RS dokter mengatakan bahwa aku akan segera melahirkan, setelah berjuang antara hidup dan mati cukup lama tangis malaikatku pecah membahana memenuhi ruangan ini tangisku mengiringi tangisnya. Bahagia tatkala dokter memperlihatkan wajahnya untuk pertama kalinya padaku.
"Selamat bu, ananknya Tampan" ucapnya.
Setelah oersalinan yang membahagiakan tadi aku belum memberitahu Chanyeol. Telpon dan pesannya aku abaikna dan hanya terpaku pada malaikatku saat ini.

Konser terakhir ini Park Chanyeol di landa kegelisahan luar biasa kacau, istrinya tak bisa di hubunginya. Dia ingin segera menyelesaikan konser ini secepat mungkin dan terbang ke Seoul. Promise lagu penutup yang dia tunggu tiba "I will promise You" kalimat akan mengakhirinya batinnya. Namun lighting tak kunjung padam layar VCR kembali menyala dan betapa terkejutnya di sana nampak Istrinya dengan seorang bayi mungil tersenyum manis.

"Annyeongg.... Park Chanyeol aku rasa kau menyelesaikan konsermu dengan sangat menakjubkan kami bangga padamu, selamat kau telah menjadi seorang Appa dari bayi yang tampan sekarang kami mencintaimu cepatlah kembali kami menunggumu"

Tangisnya pecah bahagia seketika itupun member memeluknya erat turut merasa berbahagia di saksikan ribuan EXOL saat ini. Segera Chanyeol beranjak meninggalkan panggung mengambil penerbangan pulang ke Seoul guna menemui Istri dan buah hati yang sangat di cintainya itu

Our HappinessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang