Story 13

3.8K 146 4
                                    


Ciluuuuuk Buaaaaahhh......wkwkwkwk....

aku persembahkan part ini untuk mbk Nikmatuz Zakiyah, karena apa? karena pas aku ngarang ini tuh terinspirasi dari dia. oke...aku lebay dan...lupakan! lebih baik kita langsung capcuzzz ke ceritanya, gimana? Kalo kalian suka silahkan vote ya...jgn sungkan....authornya baik hati dan rajin menabung di toilet kok hehehe....

Oke...Happy Reading....

.

.

.

.........................................


Story 13


"Darimana saja kau?" Tanya Han Tae Jun.

Rose hanya diam membisu, tidak mungkin ia mengatakan kalau dia baru saja ke rumah Han Yu Jun, itu sama saja ia akan membuat masalah dengan Han Tae Jun, ia bisa di usir lagi. Maka dari itu ia tidak bisa menjawabnya.

"Jawab Rose, kau tahu..tadi aku mencarimu hampir ke ujung dunia." Benarkah Han Tae Jun akan sungguh-sungguh mencarinya hingga ke ujung dunia jika ia benar-benar sulit tuk di temukan? Rose merasa dirinya bahagia bisa di khawatirkan oleh Han Tae Jun.

"Rose, aku bertanya padamu."

"Aku...aku..."

"Kenapa kau gugup sekali?"

"Tidak, aku hanya ke rumah temanku saja."

"Teman yang mana? Aku mencarimu ke semua rumah teman kerjamu di salon, tapi tidak ada satu pun yang tahu." Apa? Han Tae Jun sampai menghampiri satu persatu rumah teman kerjanya? Astaga...dia benar-benar nekat.

"Kenapa kau diam? Teman yang mana?"

"Aku hanya pergi ke rumah teman SMA ku." Seketika Han Tae Jun mnghela nafas lega.

"Apa dia pria? Wanita?" matanya menyipit dan menyelidik pada Rose. Mencari sebuah kebenaran di mata Rose.

"Memangnya jenis kelamin itu penting?"

"Tentu saja, sangat penting."

"Kenapa kau jadi posesif seperti ini?" Rautnya dengan sekejab berubah mnejadi dingin. Han Tae Jun mngalihkan mukanya. Rose terkekeh melihat perubahan air muka Han Tae Jun, benar-benar lucu.

"Ada apa dengan wajahmu? Kau malu mengakui kalau kau mengkhawatirkanku?" Rose malah menggodanya.

"Siapa bilang? Aku hanya takut kau kabur dan melupakan perjanjian kita." Seketika wajah Rose kini berubah menjadi kecewa. Ia berbalik badan memunggungi Tae Jun.

"Ohh...tenang saja, aku tidak akan kemana-mana karena aku bukan penipu." Rose melangkah masuk ke dalam kamarnya dan mengunci kamarnya. Kenapa sakit? rasanya sangat sakit mendengar Han Tae Jun mengatakan seperti itu. Seolah baginya Rose hanyalah seorang wanita yang ia beli, seolah Rose hanyalah seorang wanita yang bisa ia perlakukan seenaknya, seolah Rose hanyalah gadis hina yang sudah ia rendahkan harga dirinya. Rose menyandarkan tubuhnya di balik pintu itu dan terduduk lemas.

"Apa hanya sebatas itu aku di matamu? Sungguh hina." Gumamnya di tengah kekecewaannya. Ia bangkit dan masuk ke dalam kamar mandi.

***

Pagi ini ia membuat sebuah sushi lagi, karena Han Yu Jun memintanya. Ia sudah janji akan membantunya move on, jadi ia harus menjadi psikiater yang handal. Rose menutup dua kotak bekal itu dan memasukkannya ke dalam tas kain.

Damn, My Husband (sudah terbit self publish)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang