Sebuah kapak mengayun kearahku yang terbaring tak berdaya.
"Akkkkhhh" jeritku dan terbangun dari tidur dan melihat sekeliling.
Kuhela dan perlahanku hembuskan nafasku.
"Lagi-lagi mimpi mengerikan ini" kuseka keringat yang mengucur dari pelipisku.
Lalu aku berjalan keluar kamar bermaksud mengambil air minum untuk membasahi tenggorokanku yang kering.
Keadaan di luar sangat gelap dan sunyi.
Hanya dentingan jam yang terdengar.
Ku seret kakiku menuju sebuah lemari pendingin yang berada di sudut dapur.
Ku teguk air dalam botol yang tersimpan dalam lemari tersebut.
"Semua hanya mimpi" ucapku meyakinkan diri bahwa itu semua hanyalah mimpi."Nadine semalam aku bermimpi itu lagi" ceritaku pada sahabatku.
Kami berteman sejak duduk di bangku sekolah menengah ke atas.
"Sudahlah itu hanya sebuah mimpi raya tidak usah dipikirkan" balas nadine menenangkanku.
Aku menghela nafas panjang.
"Iya semoga itu hanya bunga tidur" lalu aku tersenyum kepada sahabatku itu.
"Oh ya,kau jadi ikutan acara tahun baru yang di selenggarakan oleh divisi kita kan ?" Tanya nadine perihal acara tahun baru yang selalu di adakan di divisi kami.
Menginap di sebuah villa di puncak.
"Hmm,aku akan ikut" jawabku lalu kita berdua tersenyum.
Sejujurnya aku agak ragu untuk ikut.
Tapi mau menolak aku tidak enak dengan yang lain.
Terutama nadine.
Karna dalam divisi kami bahkan dalam kantor ini dia tak mempunya teman karna hanya aku orang yang dekat dengan nadine.
Sebenernya nadine adalah gadis yang manis.
Namun karna dia memakai kacamata tebal dan berpakaian layaknya orang tempo dulu tak ada yang mau berteman dengannya.
Seperti biasa saat makan siang kami akan pergi bersama ke kantin yang ada di kantor ini.
"Raya" merasa dipanggil aku menghentikan langkahku dan menoleh kebelakang.
Dan ku dapatin ferdi salah satu manager di kantor kami yang termasuk muda dan banyak di sukai karyawati di sini bahkan nadine pun sangat menyukai sosok ferdi.
Nadine tak ada hari tanpa bercerita tentang ferdi.
Bahkan saat menceritakannya pun binar" cinta jelas di matanya.TBC