Ojek hyung, Saranghae

823 90 26
                                    

"Huaaaa! Joongie terlambat!"

Terdengar teriakan yang cukup menggemparkan dari sebuah kamar, Kim Jaejoong atau biasa dipanggil Joongie, laki-laki berwajah cantik yang kadar kecantikannya melebihi perempuan, berteriak super heboh saat matanya menatap jam weker yang terletak di atas meja nakas. Dan dengan kecepatan bagai seorang ninja, Jaejoong segera menuju kamar mandi dan melakukan ritual mandi kilat.

Dengan langkah terburu-buru bahkan sampai melompati dua anak tangga sekaligus, Jaejoong sudah berdiri di depan meja makan lalu menjatuhkan buttnya ke kursi dan menikmati sarapannya dengan terburu-buru. Kim Heechul sang eomma, menatap ilfil pada anak semata wayangnya yang sedang melahap roti bakar seperti orang kesurupan, sedangkan sang appa sudah berangkat kerja lebih dulu karena ada rapat.

"Apa kau tidak bisa lebih pelan? Mau mati tersedak?" kata-kata pedas dari seorang Kim Heechul mengalir bagai air sungai.

"Halah hummha hendiri hidak hembangunkankhu" ucap Jaejoong tidak jelas dengan mulut penuh roti. (Salah eomma sendiri tidak membangunkanku)

Dengan kesal, Heechul memberikan sebuah jitakan manis di kepala Jaejoong. Membuat anaknya meringis kesakitan sambil memegangi kepalanya yang sakit. "Uhuk uhuk umma uhuk mau membunuhku?"

"Salahmu sendiri berbicara dengan mulut penuh, jorok" sepedasnya ucapan Heechul, dia tetap menyayangi putranya, dia memberikan segelas susu pada Jaejoong.

"Joongie buru-buru, eomma. Joongie terlambat..." gerutu Jaejoong lalu mengenggak habis susunya "...eomma tega sekali tidak membangunkanku"

"Umma sudah membangunkanmu, tapi kau saja yang tidur seperti kerbau pingsan"

Jaejoong memajukan bibir merahnya, tanda ia sedang kesal. Percuma membalas ucapan eommanya yang seperti ibu tiri Cinderela, bisa dipastikan dia akan langsung kalah telak.

"Ya sudah Joongie berangkat"

"Sebaiknya kau cepat sebelum terlambat" Heechul menunjukan jarinya ke arah dinding di belakang tubuh Jaejoong.

Jaejoong membulatkan matanya saat pandangannya mengikuti arah yang ditunjuk Heechul. Jam tujuh lewat empat puluh lima menit, itu artinya dia harus tiba di sekolah dalam waktu 15 menit jika tidak ingin terlambat. "Huaaa! Umma bagaimana ini, appa dimana?"

Heechul hanya menatap Jaejoong malas. "Appa sudah berangkat tadi, kau naik ojek saja"

"Ojek?" Jaejoong memiringkan kepalanya imut sambil mengerjapkan mata.

"Kau lupa jika motor kesayanganmu sedang dibengkel, cepat pergi sebelum terlambat..." Heechul mendekatkan wajahnya ke Jaejoong "...atau kau mau membolos?"

"Ti-tidak" Jaejoong menggelengkan kepalanya gugup saat melihat seringai iblis di wajah Heechul.

"Bagus. Pergilah ke pangkalan ojek di ujung gang, minta Han ahjussi mengantarkanmu dan bilang padanya eomma yang akan membayarnya"

"Baik..." Jaejoong menyelesaikan sarapannya dan langsung pergi ke tempat yang Heechul suruh.

***

Haah, entah sudah berapa kali aku menghela nafas pagi ini. Orang bilang kebahagian akan menjauh jika kau terlalu banyak menghela nafas di pagi hari, tapi ini kulakukan karena mulai hari ini selamat tinggal motor sport kebanggaanku, juga uang jajanku yang dipotong appa cuma karena ketahuan balapan liar semalam, seperti tidak pernah muda saja.

Kujalankan pelan skuter bututku ke arah pangkalan ojek di depan gang Belero, bukan aku bukan ingin mengojek. Mau ditaruh di mana wajah tampanku yang bahkan mengalahkan ketampanan appaku sendiri, Jung Jihoon yang kata umma menjadi incaran perempuan saat masih kuliah dulu. Hell yeah, aku pun mengalami hal serupa, menjadi incaran para perempuan. Khukhukhukhu, siapapun pasti tidak ada yang dapat menolak pesona Jung Yunho. Narsis? Hei narsis adalah nama tengahku.

Ojek hyung, SaranghaeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang