Pertemuan

1.5K 67 7
                                    

Shiho's POV

Apa-apaan si Kudo. Padahal dia yang memintaku untuk pulang sambil merengek-rengek tadi. Dan sekarang dia sudah bersenang-senang dengan perempuan lain. Arghh.. Rasanya ingin sekali kutinju wajah Detektif sombong itu. Dan lagi perempuan itu, dimana aku pernah melihatnya. Arghh.. Aku mengacak-acak rambutku yang berwarna pirang strawberry ini dengan kedua tanganku.

"Kau selalu membuatku pusing Kudo." Ucap benakku.

Ehh.. Tunggu dulu. Kenapa aku tak bisa berhenti memikirkannya? Kenapa aku begitu kesal saat melihatnya dengan wanita lain? Apakah ini yang dinamakan cemburu? 

Hahah, memikirkannya memberi wanita bunga atau bersikap romantis layaknya seorang Romeo saja sudah membuatku ingin muntah.

"Lupakan tentang ini Shiho..." Ujar batinku.

Aku berjalan menyusuri jalan setapak ini untuk pulang ke rumah. Langit mulai berwarna merah, menandakan waktu malam sebentar lagi akan sampai. Aku menghela nafasku lalu mempercepat langkahku agar lebih cepat sampai di apartemen Shuuichi. Aku ingin cepat-cepat melupakan kejadian sore ini.

Shinichi's POV

"Hei Kudo! Apa kau sudah punya pacar sekarang?" Tanya Sera dengan cengar-cengir.

Jujur saja, perntanyaannya ini membuatku agak sedikit risih.

"Ehmm.. Belum. Aku belum punya pacar sampai sekarang." Jawabku lesu.

"Huh? Dengan wajahmu yang setampan ini kau masih belum punya pacar? Atau kau memang sengaja tidak mendekati seorang perempuan?"

Anak ini kembali melontarkan pertanyaan yang membuatku risih. Terlebih lagi kali ini pertanyaannya benar-benar membuatku terpojok. Dengan terpaksa aku harus kembali menjawab perntanyaannya.

"Uhmm.. Aku.. Aku belum tertarik untuk pacaran. Aku masih ingin fokus membersihkan Jepang dari penjahat."

"Ha ha ha.." Dia tertawa dengan nada mengejek. "Hidupmu benar-benar membosankan." Jawabnya dengan tanpa ekspresi.

"Yah, mau bagaimana lagi. Ini sudah pekerjaanku."

"Kau sudah berumur 25 tahun, dan kau tidak memiliki pacar ataupun seseorang yang kau suka? Nanti kau bisa telat menikah loh.." Ucapnya dengan tersenyum mengejek sehingga gigi taringnya kelihatan.

Aku bertambah geram dengan perkataanya itu. Tapi dia terlihat sedikit manis dengan gigi taringnya itu.

"Kau sendiri bagaimana? Apa kau sudah punya pacar hah?"

"Yah kalau aku sih ada seseorang yang kusuka. Tapi sepertinya dia tidak menyukaiku." Seketika wajahnya sedikit berubah menjadi murung.

"Hmm begitu ya. Kuharap orang tersebut juga menyukaimu." Ucapku untuk menyemangatinya.

"Yah, kuharap juga begitu.."

Tanpa terasa, kami sudah sampai di depan rumahku.

"Kau mau mampir?" Tanyaku ramah.

"Ah tidak terima kasih. Aku mau ke aparteman Kak Shuu dulu soalnya. Bye." Ucapnya sambil melambaikan tangannya.

"Bye." Balasku juga.

Perangkap Bernama CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang