Prolog

248 10 1
                                    

Titik air yang membawamu mengalir dalam damainya keadaan
Melunturkan semua perasaan
Dan membawamu pada ketenangan
Ialah hujan...

***

Kriiinggg... Alarm yang berbunyi menunjukkan pukul 6.30. Si pemilik alarm yang merasa terganggu menutup telinganya dengan bantal dan meninggikan selimutnya, berusaha menyamankan tidurnya lagi.

"DEAAN BANGUN!! Woy udah jam berapa ini?! Mau sampe kapan lo tidur?! Liat sekarang jam berapa!" Seorang laki-laki yang wajahnya mirip dengan perempuan yang masih tertidur lelap terus berusaha membangunkannya.

"Dean bangun, sekarang udah jam setengah tujuh, lo mau bikin gue telat?" Laki-laki ini tampak tidak sabaran dan mulai mengguncang badan perempuan yang ia panggil Dean.

"APAA?!" Dean langsung terbangun dan terduduk, mengucek matanya dan melihat ke arah alarmnya. "DANEEENNN..., KENAPA LO GAK BANGUNIN GUEE...??" Dean langsung melompat dari kasurnya dan lari ke kamar mandi.

"Daritadi, keles." Danen hanya menggumam dan pergi ke ruang makan.

"Dean mana? Kenapa tadi dia teriak-teriak?" tanya Mama saat Danen duduk di kursinya.

"Itu baru mandi," kata Danen singkat.

Gradak gruduk tap tap tap..

"Atau malah gak mandi," kata Danen lagi sambil memakan rotinya.

"Aduuhh." Dean sibuk menyisir rambutnya sambil turun dari tangga dengan terburu-buru.

"Berisik banget, sih." Danen menghabiskan susu di gelasnya dan bersiap keluar.

"Bawel." Dean langsung melahap rotinya asal dan membuat selai tertinggal di sudut bibirnya.

"Idih, jorok." Danen menatap ngeri kembarannya yang melahap selembar roti dengan satu tarikan nafas. Menggelengkan kepala lalu keluar rumah.

"Pelan-pelan, Dean." Mama memberikan tisu pada Dean dan langsung diambilnya.

"Kok Mama gak bangunin aku, sih?" Dean menelan rotinya, membersihkan bibirnya dengan tisu, dan menghabiskan susunya.

"Loh, kan biasanya kamu bangun sendiri." Mama membantu Dean merapikan seragamnya.

"DEAANNN BURUUU! Telat niihh!" teriak Danen dari luar rumah.

"IYAAA BENTAARRR... yaudah ya, Ma, Dean berangkat dulu." Dean mencium pipi Mamanya dan keluar rumah.

---

Yeah, walaupun perombakannya gak begitu banyak, tapi gue rasa yang ini lebih enak di baca.

Kalo kemaren part pendek-pendek, sekarang gue gabungin dan jadi panjang. Semoga gak bosen bacanya, ya.

Oiya, setelah gue pikir, telaah, renungkan, teliti, dan gue timbang, cerita dirombak maka konflik juga berubah. Huft.

Jangan lupa like, untuk menghargai hasil karya gue dan comment, kasih kritik dan saran kalian guys.

RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang