Prolog

7.3K 197 1
                                    

Kami berempat mengayuh sepeda kami, aku dan Ceci mengayuh sepeda roda empat kami. Sementara Kak Anka dan Kak Thomas mengayuh sepeda roda duanya. Kami berkeliling komplek sore itu. Sambil mengenakan kostum hewan kami yang lucu. Aku dengan kostum kucingku. Ceci dengan kostum kelincinya. Kak Thomas dengan kostum buayanya, dan Kak Anka dengan kostum Jerapah.

Kami pergi ke taman kompleks tepat depan rumah setelah letih dengan bermain sepeda. Kami duduk melingkar di bawah pohon rindang. Aku dan Ceci berusia 5 tahun. Kak Anka 10 tahun. Dan Kak Thomas 6 tahun.

"Aku mau kita buat janji." Ujarku. Mereka menatapku bingung.

"Janji apa?" Tanya Kak Anka yang tepat di sampingku.

Aku melotot menatap Kak Anka. "Ih. Diam dulu kak. Aku belum selesai bicala!" Kataku. Aku kan belum selesai bicara!

Kak Anka hanya terdiam, lalu mempersilahkanku berbicara.

"2 hali lagi, kita akan belpisah kan?" Kataku sambil menunduk. Air mataku tak mampu ku bendung lagi.

"Clara?" Tegur saudariku dengan suara mungilnya.

Aku mendongak, air mataku sudah membasahi pipiku. Sebuah tangan menyentuh pipi gembilku. Menghapus air mataku. Kak Anka tersenyum sambil menghapusnya.

"Clara kenapa?" Tanya Kak Anka.

Aku menggeleng, "Kak Anka bakal di kilim sama Ayah ke Jelman. Kak Thomas bakal pindah sama Papa Lendi ke Austlalia hiks." Aku terisak, "Telus, Ceci, bakal tinggal sama Eyang Clala di Belanda. Telus-" aku makin terisak.

"T-telus, y-yang... t-temanin Clala... d-disini s-siapa?" Lanjutku. Tangan kecilku mengepal menahan isak tangisku. Dimana, 2 hari lagi, dan untuk beberapa tahun ke depan, kami tak akan bertemu. Bermain sepeda bersama lagi.

Kak Anka menarikku dalam pelukannya. Badannya yang tinggi saat ini membuatku terbenam dalam tubuhnya.

"Kita buat janji. Kita ga boleh sombong. Kita harus sering-sering kasih kabar!" Kata Kak Thomas sambil mengulurkan kelingkingnya.

Aku mengernyit, gimana mungkin kasih kabar? Ayah dan Ibu ku pasti tidak mengizinkan kami memiliki ponsel.

"Tapi gimana? Sementara kita gak punya enpon." Kata Ceci.

Kak Anka menautkan kelingkingnya di kelingking pada Kak Thomas. "Kira pake surat aja? Kita bisa kirim dari sekolah kita kan?" Katanya. Senyumku dan Ceci langsung mengembang.

Kami berdua menautkan jari kelingking kami pada dua orang itu. Dan berjanji akan selalu saling ingat.

=====

ConfusedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang