Awal

6.2K 251 3
                                    

Srreeetttt...traakkk....brakkk!!!! Duugggg....duuuggg....blammmm...!!!

Suara angin membuat jendela yang belum tertutup sempurna terhentak membentur kusen-kusen berukir,membuat horden yang tergantung di sana beterbangan. Di tambah suasana di luar sana yang hujan,menambah kesan memcekam bagi yang merasakan.

Namun berbeda dengan Dara 19 tahun ini,dia terlihat biasa saja dengan suasana seperti sekarang,bahkan sudah terbiasa hampir setiap malam dia merasakannya.

Dia,Armanda Illyana...

Dara berumur 19tahun,dengan rambut sebahunya yang berwarna hitam kecoklatan,dan mata hazelnya yang memandang sayu.

Dia masih setia pada aktivitasnya yang sekarang. Memandang ke arah luar rumah dari dalam kamarnya,di balik jendela besar berkaca bening,entah memandang apa,yang jelas di luar sana hanya ada rintikan air hujan yg jatuh dari langit malam yg mendung. Tidak peduli dengan suara benturan-benturan antara jendela,kusen dan angin,sampai ada satu suara yang mengejutkannya:

"Illy....kenapa belum tidur,sayang??" suara lembut khas ke Ibuan itu membelah suasana sepi di kamar Illy,begitulah panggilannya.

Illy tetap pada posisinya,tanpa ada niatan untuk menjawab pertanyaan dari Rena,sang bunda. Sampai Rena dengan sempurna menutup jendela yg sedari tadi menimbulkan suara-suara gaduh mengisi kamar yg sepi.

"Kenapa belum tidur??" Rena mengusap bahu Illy. Illy meletakkan salah satu tangannya di atas tangan sang bunda yg masih berada di bahunya.

Menggeleng,baginya cukup untuk mewakili pertanyaan bundanya. Illy menatap sang bunda dengan tatapan sayunya yg terlihat sedang membendung kerinduan,pada seseorang. Mata Rena berkaca,setelah mendengar pengakuan rindu yg keluar dari bibir tipis milik anak tunggalnya:

"Aku rindu ayah,bunda..." tatapannya bertambah sayu dan mengabur,beralih menatap luar jendela dengan langit yg masih merintikkan air nya.

Hati Rena terasa mencelos mendengar pengakuan anaknya,bila dia rindu dengan ayahnya. Bukan hanya Illy yang merasakannya,jauh di lubuk hatinya yg terdalam,sebenarnya Rena juga merasakan apa yg saat ini sedang di rasakan oleh anak tunggalnya. Dia rindu dengan suami nya,rindu dengan ayah dari Armanda Illyana.

Rena memluk anaknya yg sedari tadi sudah menitihkan air mata kerinduannya. Mencoba memberi kekuatan lewat hangatnya pelukan seorang Ibu,padahal perasaannya sendiri sama,sama rapuhnya.

Srettt...krietttt...!!!

"Ayah..." Illy melepas dekapan sang bunda dan beralih menatap ke arah pintu kamarnya yang sudah terbuka. Rena dapat merasakan kehadiran sang suami,meskipun tak seperti Illy yang dapat melihatnya.

Illy berjalan perlahan ke arah pintu,memandang bayangan ayahnya yang masih setia berdiri disana. Seiring dengan mengalirnya air mata Illy,dia meringsut memeluk bayangan ayahnya,walaupun itu tak wajar.

5tahun yg lalu

Arman Wijaya
Bin
Wijaya Narko
Wafat:Bandung,23 Agustus 2010

GhostTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang