Hilang

5K 121 26
                                    

Hari itu H-3 konser sutra, beberapa member tim J memutuskan untuk menginap di apartemen Kinal. Ada Naomi, Beby, Jeje, Veranda, Shania, Sendy dan Elaine. Berhubung kamar di apartemen Kinal hanya ada dua maka member akan melakukan gambreng untuk memutuskan siapa-siapa saja yang tidur di masing-masing kamar.

"Yaudah, Je, pimpin gambrengnya. Yang ikut gue berarti tidurnya di kamar gue," kata Kinal saat semuanya telah berkumpul di ruang tengah apartemen. Akhirnya hompimpa hompimpa pun digelar. Sekali, masih belum rata. Dua kali, malah tengkurep semua. Dan, yak, pas pada hompimpa yang ke 3 hasil nya pun diketahui.


"Oke jadi gue sama Beby, Ilen, Ci Naomi tidur di kamar tamu nih?" kata Shania melihat Kinal yang tersenyum aneh. Mungkin ia merasa senang karena bisa sekamar dengan Veranda. Ditambah Sendy dan Jeje juga sebenarnya, tapi bodo amat lah, mereka bisa disogok buat tidur di lantai.

"Yaudah ya, aku ke kamar duluan, mau langsung istirahat. Gapapa kan?" kali ini Elaine angkat bicara.

"Ci Ilen sakit?" Shania menyentuh bahu Elaine, yang sedari tadi memang terlihat lesu. Elaine menggeleng, mencoba meyakinkan semua member yang ada disana bahwa ia baik-baik saja.

"Masa mau cepet bobok sih bebek neptunus? Gamau ikutan maen gapleh sama kita-kita dulu?" tanya Jeje, yang entah sejak kapan tangannya mengocok tumpukan kartu kecil itu.

"Nggak ah, aku mana bisa main gituan,"

"Oke-oke, Ilen kan biasanya maen adu gambar. Mana bisa maen gapleh kek gini pfft."

"Jahat padaan. Yaudah, yuk. Gue temenin ke kamar Ci Ilen," Shania dan Elaine pun akhirnya beranjak menuju kamar, meninggalkan sekumpulan orang sarap yang akan menghabiskan malam sambil berjudi itu.

"Mau langsung tidur atau mandi dulu Ci?"

"Maunya sih mandi, tapi agak capek sih Shan...," jawab Elaine masih dengan nada lesu.

"Yaudah, aku mandi dulu aja, entar aku pijitin deh Ci, hehe," kata Shania sambil nge-wink nakal ke arah Elaine.

"Buruan ya Shan, aku mau cerita sesuatu..." namun Shania tidak menjawab, dia langsung bergegas ke kamar mandi.

~

15 menit kemudian Shania keluar dari kamar mandi, dilihatnya Elaine masih duduk di depan meja belajar, tangannya melingkar di atas meja, namun tatapannya kosong memandang jam kecil di atas meja.

"Ci Ilen?" Elaine tergelonjak kaget.

"Eh, i-iya... Cepet banget Shan?" waktu 15 menit terasa cepat bagi Elaine saat itu, karena pikirannya sedang melamun entah kemana.

"Ci Ilen gamau mandi dulu? Biar lebih fresh, keliatan dari tadi kusut terus," Shania duduk di tepian tempat tidur, menghadap Ilen yang hanya diam melamun, "tapi kalo Ci Ilen lagi gaenak badan ya mending gausah sih, di kamar sini gaada air hangat. Ntar Ci Ilen sakit lagi, H-3 loh ini, hehe.." sambungnya tertawa, membuat kedua matanya menyipit bak bulan sabit. Sejenak Ilen terpana, ah, benar yang dikatakan para wota tentang Shania si pemilik eye-smile yang mematikan... tunggu dulu? Apa tadi ia bilang? Wota?

"Hhhhh~" tiba-tiba Ilen menghela nafas berat. "Shan, sebenernya aku mau cerita sesuatu.. boleh?" Ilen bertanya.

Shania hanya terdiam, lalu mengangguk. "Ini... apa kamu tau tentang... Andela? Maksudku... yah, tentang itu,"

Kumpulan OneShot JKT48Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang