Mira punya sebuah buku bersampul biru berisi jadwal kegiatan selama seminggu penuh. Jadwal itu berisikan daftar-daftar acara televisi yang harus dia tonton, pukul berapa ia tidur, belajar, dan berapa jam ia melakukan semua kegiatan itu. Dalam buku birunya, hari itu, sepulang sekolah Mira harus segera pulang ke rumah dan menonton siaran ulang Master Chef U.S. Mira menjagokan Derrick. Jadi, Mira tak akan melewatkan tayangan itu.
Kali ini Mira harus mengkhianati jadwal dengan mendekam di kantin sekolah. Mira duduk di ujung bangku sendirian dengan segelas Teh Poci pada genggaman. Dengan jari, dia menghitung seberapa banyak ia berkunjung ke kantin. Seingat Mira belum sampai sepuluh. Astaga!
Demi melaksanakan misi, Mira terpaksa harus melakukan itu.
Dia menggesek kedua sepatunya dengan tidak nyaman. Ada beberapa gerombolan anak cewek yang duduk dua bangku sebelah. Mereka membahas tentang novel-novel karya penulis luar seperti John Green dan Rick Riordan. Pandangan Mira lalu beralih pada beberapa anak lelaki yang heboh memainkan game PC di seberangnya. Sekitar dua anak memainkan permainan, sisanya menjadi penonton. Sorak sorai terdengar seolah mereka sedang menonton pertandingan piala dunia.
Berisik banget.
Sebenarnya Mira sejak tadi gemas. Salah satu cewek di sampingnya salah mendeskripsikan Will Grayson yang mana yang berteman dengan Tiny Cooper—karakter-karakter dalam novel John Green berjudul Will Grayson Will Grayson. Akibatnya, Mira menahan diri untuk tidak menginterupsi dengan menggertakkan gigi.
Jangan salah. John Green adalah penulis favoritnya. Dia bahkan sampai menobatkan Augustus Waters, hero dalam novel John Green The Fault in Our Stars, sebagai sosok tepat untuk dijadikan pacar. Mira jatuh cinta kepada Augustus Waters sampai-sampai ia mengganti id-nya menjadi AlmiraWaters di salah satu forum.
"Almira kan?"
Mira mengernyit.
Rifan menarik bangku di seberangnya. "Udah lama nunggunya?" tanya Rifan setelah beralih kepada Mira. Mira menggeleng jujur.
"Dalia lagi ada rapat siaran mendadak siang ini. Dia baru aja akan menelepon kamu, tapi dia nggak tahu nomor kamu," jelas Rifan.
"Aku nggak punya telepon."
"Serius?" Rifan menaikkan alisnya. "Pantas saja... anggota kelas ada 33, tapi anggota grup kelas di WhatsApp ada 31. Minus Drey, karena kartu simnya rusak, dan kamu."
Mira bingung harus menjawab apa. Karena itu, dia memilih tidak berbicara. Rifan mengangkat tangan dan memberikan gesture kepada Mamang mi ayam untuk mendekat. Cowok itu memesan seporsi mi ayam dengan banyak sambal dan bawang goreng.
"Alan masih dipanggil Bu Maryani. Dia juga nggak bisa ikut ngumpul siang ini."
Mira menyambut dengan anggukan. Semua orang pasti bisa melihat adegan seru di kelas tadi. Mira dan Alan tidak pernah berbicara sebelumnya. Cowok itu jauh dari jangkauan Mira—bukan berarti dia ingin menjangkaunya juga. Namun sedikit banyak Mira bisa mengetahui karakter Alan berdasarkan observasinya di kelas. Cowok itu jenis pencari perhatian.
"Kamu sendirian aja, Mir?"
"Gitu deh."
"Kok nggak bareng temen kelas? Tapi kalau dipikir-pikir, kamu jarang kelihatan bareng temen-temen ya?" tanya Rifan. Tepat pada poin yang paling Mira hindari. Mira menggoyangkan gelas Teh Poci-nya, menghasilkan suara gemeretak es batu yang ada di dalam.
"Nggak, kok. Mungkin cuma perasaan kamu aja."
"Ah, nggak mungkin. Toh saya dekat sama semua orang dalam kelas. Semuanya, kecuali kamu."
Dan berdasarkan observasi kecil-kecilannya juga, Mira tahu Rifan memang tipe seperti itu. Rifan terpilih menjadi ketua kelas karena hampir seluruh anak kenal dengan Rifan. Apalagi cowok itu sering ikut organisasi dan menjadi panitia event sekolah. Dengar-dengar—Mira mendengar ini dari bisik-bisik geng celak mata—Rifan merupakan anak bungsu keluarga hukum. Kakak Rifan yang tertua adalah seorang jaksa dan kakaknya yang kedua sedang menjalani kuliah hukum di UGM. Makanya, salah satu cewek yang bergosip itu berpendapat, Rifan bertanggung jawab banget karena darah yang mengalir dalam dirinya adalah darah hukum. Kalau analoginya begitu, darah yang dimiliki Mira adalah darah monster?
KAMU SEDANG MEMBACA
A Way Out - TAMAT
Teen FictionMisi hidup Almira Putri Sartika adalah menghindari orang-orang. Dengan itu, Mira bisa melindungi orang lain dan dirinya sendiri. Mulanya Mira berhasil dengan berpura-pura menjadi cewek introvert, namun Rifan, ketua kelas XI MIA 1, malah mengacaukan...