#1
NB : Yn = Yourname
Akhirnya, kau mendapat gelar doktormu. Hari pertama bekerja, benar-benar menyenangkan bagimu. Kau begitu bersemangat saat berangkat ke rumah sakit tempat kau bekerja. Kau duduk di kursi kerjamu dengan santai menunggu laporan dari suster jika saja ada pasian yang perlu ditangani. Baru saja kau duduk, tiba-tiba
KRRIIIIINNGGG!!
Telepon di ruanganmu berbunyi cukup kencang. Dan anehnya, kau bukannya mengangkat telepon itu, justru menutup telingamu. Namun, tak berapa lama kemudian kau pun mengangkatnya.
Kau : Halo, Dr. Yn disini.
Suster : Dok, ada pasien yang gusinya luka parah. Di UGD sekarang, dok.
Kau : Oke, saya segera menuju ke sana.
Kaupun berjalan dengan cepat. 'Pasien pertama.. Pasien pertama..' kata-kata itu terus terngiang di otakmu. Rasa excited bercampu khawatir merasuki hatimu. Peluh membasahi wajahmu. Kaupun masuk ke ruang UGD.
-Di ruang UGD -
Suster : Dok, sepertinya pasien ini mengalami benturan tepat di mulutnya. Itu membuat beberapa giginya rompal dan gusinya terluka.
Kau : Baiklah, ambil kapas dan obat penstrerilnya, cepat.
Suster : Baik, dok.
Pasien pertamamu itu terlihat begitu kesakitan. Kau terfokus pada mulutnya yang bersimbah darah itu.
-SKIP-
Semua telah selesai. Proses penanaman gigi telah usai. Kau menghela nafas lega. Tinggal menunggu pasienmu sadar (karena sebelumnya kau sempat memberinya obat bius).
Siang telah berlalu, sorepun menyambut. Kau mendatangi suster yang menjaga ruang administrasi itu.
Kau : Sus, bagaimana keadaan pasien pertama saya?
Suster : Masih belum sadar, dok.
Entah kenapa obat bius yang seharusnya hanya berlaku selama 3 jam ini justru berkelanjutan hingga 5 jam.
Suster : Mungkin karena tubuh pasien yang bahkan belum pernah menerima obat bius sebelumnya.
Kau : Oh, begitu. Mungkin seharusnya kuberi dia bius 1 jam saja. Kalau begitu, saya periksa dulu keadaannya.
Suster : Baiklah, dok. Sekarang pasien atas nama Mr. Lerman sedang berada di kamar no. 333 di lantai 3, dok.
Kau : Baiklah, terimakasih, sus.
Kaupun berjalan menuju lantai 3 menggunakan lift.
-Di kamar 333-
Kau : What? *berbisik*
Kau melihat tajam ke arah wajah pasien pertamamu itu. Dengan ragu-ragu, kau berjalan ke arahnya. Kau memeriksa keadaannya. Untungnya semua baik-baik saja. Kau keluar dan berjalan menuju tempat administrasi di lantai dasar. Sesampainya disana..
Kau : Bisakah kau hubungi orang yang membawa pasien kamar no. 333 ke UGD tadi? Saya perlu membicarakan tentang keadaannya.
Admin : Baiklah, dok. Mohon tunggu sebentar.
-SKIP-
Kau : Jadi, apa hubungan saudara dengan Mr. Lerman?
... : Saya adalah penanggungjawab artis di film Percy Jackson Sea of Monsters.
Kau : Mm, baiklah. Keadaan Mr. Lerman sekarang sudah membaik. Kami sudah membersihkan luka di gusinya yang terbilang cukup parah dan kami juga telah melakukan penanaman 3 gigi geraham depan, 2 di kanan dan 1 di kiri,
... : Baiklah, dok. Jadi berapa total tagihannya?
Kau : Soal tagihan, mungkin anda dapat mengurusnya di bagian administrasi. Dan saya mohon anda dapat segera menghubungi keluarga Mr. Lerman.
-SKIP-
Kau begitu resah. Idolamu yang seharusnya menjalani syuting di lokasi, justru terbaring tak sadarkan diri.
Kau memang sengaja tak menanyakan penyebabnya, Karena pertama : kau bukanlah seorang polisi, kedua : kau mungkin akan menangis segila-gilanya saat mendengar tragedi itu.
Kaupun memutuskan untuk menengoknya lagi. Di dalam kamar 333 itu, kau duduk tepat di kursi samping tempat Logan berbaring. Kau menatapnya lembut seakan kau telah melihat surga di depan matamu. Mata biru indahnya yang tersembunyi di balik kelopak matanya, rambut coklat yang mempesona, dan bibir merahnya yang terluka. Huft.. semua itu membuatmu sedih. Entah mengapa, rasa itu muncul begitu saja. Hingga akhirnya kau tertidur pulas di samping Logan.
-Esok paginya-
.. : Dok, dokter. Bangun, Dok.
Kau membuka matamu. Kau melihat ke arah Logan dan sontak terkejut melihat ia telah sadarkan diri. Ia menatapmu heran. Kau melihat ke arah belakangmu, ternyata Mom Logan (ML) dan Dad Logan (DL) sudah di sana. Dan pastinya bersama seorang suster. Kau segera berdiri dan merapikan seragam juga rambutmu.
Kau : Oh, selamat pagi, Mr and Mrs. Lerman. Maafkan saya. Tadi malam saya bermaksud un..
ML : Tak apa, Dok.