Kini sudah tepat 1tahun kedekatanku dengan kak Skan.
Tak ada yang berubah, status kami masih sama seperti dulu.
yap.
Hanya sebatas adik dan kakak kelas.
Banyak orang yang mengatakan kak Skan hanya berniat mendekatiku saja bukan untuk bersatu bersamaku.Entahlah, aku bahkan tak peduli dengan omongan mereka semua.
intinya aku dan dia tetap bersama walau kami mungkin belum bisa bersatu untuk saat ini."NAEEE!!!" teriak icul dari belakangku
"apaan si busetdah" jawabku ketus
"kak skan lagi deket sama kak amira ya?" tanyanya dalam nada panik
deg.Apa apaan ini!
"DEMI APA LO?!"
"gue liat mereka jalan bareng si. tapi gatau juga bener kak skan apa engga"
huft.untung saja
"yaelah cul, cuma jalan bareng ke sekolah doang mah selo kali"
"eh si pinter. bukan jalan ke sekolah. gue ketemu mereka kemaren pas gue lagi pergi"
HAH?!
"oh okay" jawabku lemas
mendengar jawaban dari icul tadi cukup membuatku terpukul. aku terduduk lemas dan tanpa ku sadari butiran air mataku menetes deras dari kantong mataku
"nai, udah ya jangan nangis" seru icul dengan nada yang biasa membuatku jauh lebih baik disaat aku terpukul
"gabisa cul. sakit lah digituin" hawabku sesenggukan
icul memelukku erat. dan aku tak bisa menahan rasa sakit ini lagi!
Line...
Ada sebuah pesan masuk di hp ku. dengan segera aku membuka hp ku sambil menghapus air mata yang masih menetes dari mataku
Skandar Pradipta : ra, nanti pulang sekolah ketaman belakang sekolah ya. Penting nih
'apaan dah ini' batinku
"siapa nae? kak skan?" tanya icul
"gapenting" kataku sambil memasukkan hp ku kedalam kolong meja
13:40
Aku berjalan lemah menuju taman sekolah. Disini sepi, tak ada siapapun disini. Memang jarang yang datang kesini karna tempatnya lumayan jauh dari sekolah.
Aku mencari sosoknya disana
'ternyata disana'
Aku berjalan menuju kearahnya. Sebelum sampai tepat disebelahnya, ia sudah berbalik menghadapku.
'tes...'
Air mataku tanpa sengaja menetes dari kelopak mataku. Aku dengan segera menghapusnya agar tak terlihat olehnya
"ra?" panggilnya
suaranya terdengar parau. entahlah. panggilan terakhir mungkin/?
"halo kak" jawabku
"sini. disamping saya" katanya
'bahkan saya gapernah pergi dari posisi itu kak'
Aku berjalan kearahnya, senyum tipis ku suguhkan padanya ketika sampai tepat disebelahnya
"mata kamu kenapa?"
"kemaren begadang kak, jadi ya gini deh"
Ia meraih tanganku dan menggenggamnya