Kopi hitam di cangkir itu masih hangat
Sehangat lembaran waktu dulu
Kau punya aku
Aku punya kamu
Berteman kopi murah itu kita jalan
Sama-sama guna kudrat
Kau senyum
Aku senyumKupu-kupu ikut terbang
Matahari melangkah,
Awan bergulung ke mari,
Kau aku saling memangkah
Pangkah pangkah, langsung retak,
Rangkak aku sendiri,Di tengah jalan aku jumpa satu tongkat,
Kuat aku sebentar, tapi kupu-kupu tidak lagi ikut-ikutan,
Aku biarkan,Kau datang bawa kopi,
Sebatang pena juga sehelai puisi,
Tongkat tadi aku campak pergi,
Separuh yakin separuh tidak,
Aku jatuh, sedikit tak biasa tanpa sandaran,
Sakit.Dan sakit itu mungkin menyerang dari segenap sudut selepas ini,
Lelahku pergi,
Bila kupu-kupu menari lagi.
YOU ARE READING
Cinta Sang Pemuja
PuisiDi sini aku memujanya, yang mungkin tidak kamu nampak. Tapi dirasa bagi yang punya rasa sama. 1825 hari Dan aku masih untuk kamu, meski kau bukan untuk aku