ENAM

2.2K 84 5
                                    

"Kamu lama banget sih Ra,aku dari tadi nunggu nih sama kak Deva." Nana mengomeli Ara yang baru datang tanpa rasa bersalah.

"Hehe,iya iya maaf. Tadi aku disuruh guru ngerapiin berkas absen." Dusta Ara. Ia tak ingin Nana tau bahwa sedari tadi dia sedang dengan Arya di kantin.

"Yaudah Ayo buruan. Panas nih." Nana mencebikkan bibirnya. Kemudian Nana berjalan mendahului Ara yang masih tertawa terpingkal.

"Kamu malah ketawa. Ayo jalan." Deg. Ara hampir melonjak kaget. Dia melupakan seseorang. Kak Deva. Seketika tawanya berhenti. Dengan senyum kikuk,Ara menyusul Nana yang sudah berjalan jauh di depannya.

Dijalan Ara tersenyum senyum sendiri. Nana yang melihat hal aneh pada sahabatnya itu menoyor kepala Ara.

"Woy,senyum senyum. Rumah kamu dimana?"

"Itu per empatan depan belok kanan." Mereka bertiga berjalan kaki menyusuri komplek perumahan Ara.

***
"Assalamualaikum,bundaaa." Ara berteriak memanggil ibundanya.

"Bunda di belakang." Ara mengisyaratkan Nana dan Deva untuk mengikutinya.

"Gede juga rumah kamu Ra." Nana berceloteh saat melihat desain rumah Ara.

"Iya nih,gatau Ayah pengen main bola kali ya disini,jadinya rumahnya dibikin gede. Hahaha." Nana dan Deva tergelak mendengar penuturan Ara.

"Bundaaa." Terlihat seorang wanita paruh baya sedang duduk bersantai di pinggiran kolam. Yang dipanggil pun menengok.

"Hai. Tante." Ucap Nana dan Deva bersamaan.

"Ini temen Ara bun,yang laki laki seniornya Ara di kelas,mereka saudara.an." Bunda hanya ber "oh" ria mendengar penuturan Ara.

"Oh. Ayo di ajak ke ruang tengah Ra,bunda mau siapin minuman buat kalian." Bunda sepertinya peka terhadap kondisi mereka bertiga yang tampak kehausan.

Ara mengajak para tamunya untuk ke ruang tengah. Memilih film yang bagus untuk diputar. Kemudian tenggelam dalam pikirannya masing masing.

Kak Deva kok diem aja ya.?

Entah karena Deva cenayang,atau kebetulan,Deva menoleh ke Ara,kemudian tersenyum. Ara yang menyadari hal yersebut langsung mengembalikan pandangannya ke arah film yang mereka tonton. Ara masih sibuk menetralkan detak jantungnya. Hingga tidak sadar dari tadi Deva sedang memperhatikan dirinya.

"Ini minumannya anak anak." Bunda meletakkan nampan di meja ruang tengah. Ara yang tersentak kaget langsung menyambar gelas yang ada di meja.

"Makasih tante." Deva tersenyum tulus kepada bunda Ara,kemudian di ikuti Nana.

"Iya,di habisin ya minumannya. Bunda mau ke kolam lagi." Bunda melenggang pergi.

"Ra,kamar mandi di mana ya? Aku kebelet nih." Ara terkekeh mendengar Nana.

"Tuh,sebelah kirinya dapur." Ara menunjuk dapur. Nana hanya mengangguk lalu ngacir ke kamar mandi.

Keheningan menyelimuti Ara,dan Deva.

"Kakak tinggal satu rumah sama Nana?" Ara mencoba memecah keheningan.

"Engga. Tapi cukup dekat kok." Deva menjawab tanpa menoleh ke Ara.

"Oh" Ara hanya mnjawab singkat kemudian larut dalam pikirannya lagi. Hanya duduk berdua saja sudah membuat jantungnya berdetak tak karuan.

***
"Araaaa. Bangunn." Sayup sayup suara bunda terdengar.

Ara menggeliat dalam tidurnya,kemudian membuka kelopak matanya.

"Aduh,anak bunda kok susah bangunnya sih?" Bundaenggelengkan kepalanya melihat ara yang masih bergelung di selimutnya.

"Iya bunda,ini Ara bangun."

"Yasudah,bunda tunggu dibawah ya." Ara hanya mengangguk. Kemudian bunda berbalik meninggalkan kamar Ara.

Beberapa menit kemudian Ara turun ke bawah untuk sarapan pagi. Ara sudah rapi dengan seragam putih-abu nya. Rambut panjangnya ia kuncir kuda.

"Pagi ayah,bunda." Ara mengambil selembar roti kemudian mengolesinya dengan selai.

"Wah,sudah SMA anak ayah. Rasanya baru kemarin kamu masuk sd." Mereka semua tergelak.

Setelah sarapan Ara segera berpamitan kepada ayah,dan ibundanya untuk pergi ke sekolah.

***
"10 B!!!" Ara menyerukan kelasnya.

"Kita beda kelas Ra." Nana tiba tiba sudah berada di sebelah Ara.

"Iya,yah." Tapi kita bisa tetep temenan kan.?

Ara kemudian menuju ke kelasnya. Ia memilih duduk di pojokan belakang. Tak lama kemudian seorang gadis menghampiri tempat duduknya.

"Di sini kosong ga?" Gadis itu menunjuk bangku di sebelah Ara.

"Kosong kok." Ara tersenyum kepada gadis itu.

"Oke. By the way,aku Citra,kamu Ara kan?"

"Kok kamu tau nama aku?" Ara penasaran kepada gadis itu.

"Hehe. Itu di baju kamu,kan ada name tag nya." Ara menepok jidatnya,kemudian mereka tergelak.

Sepulang sekolah,Ara berniat menemui Nana,mereka berencana pergi ke sebuah kafe di depan sekolah. Juga akan mengenalkan Citra kepada Nana.

"Nana!!!" Ara melambaikan tangannya ketika melihat seorang gadis tengah berjalan di koridor sekolah. Nana yang melihat itu segera berlari menghampiri mereka berdua.

"Nana,kenalin ini Citra,temen sebangku aku." Citra tersenyum sambil mengulurkan tangannya kepada Nana. Nana membalasnya dengan senang hati.

Mereka segera menuju kafe karena terlihat hujan akan segera datang. Setelah memesan makanan mereka asyik mengobrol. Mereka tidak sadar,bahwa Deva sedang memperhatikan mereka. Lebih tepatnya kepada Citra.

Tbc
Maaf baru update, btw thanks buat yang udah vote dan comment. Maaf,belum bisa dapet feel nya. Aku berusaha kasih yang terbaik buat kalian.

Thanks all ^^

I LOVE YOU KAKAK SENIORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang