SANIA POV
Sania Aretha Abyasa , ya itulah namaku. Umurku menginjak 24tahun, aku memiliki mata yang indah, hidung yang mancung, bibirku yang tipis, alisku yang sempurna serta memiliki rambut coklat dengan panjang sebahu. Banyak orang diluarsana yang bilang kalau aku sangat sempurna, tapi aku tidak begitu menanggapinya karna bagiku masih banyak wanita diluar sana yang lebih sempurna dariku.
Aku melirik jam yang melingkar dilenganku, pukul 11.00. masih ada 1 jam untuk makan siang. Aku berniat mengajak suamiku untuk makan siang bersama, dan sekarang aku berada didalam mobil untuk menuju kantor dimana ia bekerja.
Disinilah aku tiba sebuah kantor milik Elfreda grup. Perlahan kaki ku berjalan memasuki loby kantor, suasana dikantor sudah mulai sepi. Ya mungkin para karyawan sedang sibuk dengan pekerjaannya masing-masing. Saat aku memasuki loby , wanita yang berada di meja resepsionis menyapaku dan kubalas dengan senyum ramahku.
Aku menghentikan langkahku dan menekan tombol lift. Tak lama pintu lift terbuka aku segera masuk dan menekan angka 45, yang berarti aku akan menuju kelantai 45 . Sebari menunggu kurapihkan sedikit rambutku yang menghalangi wajah dan merapihkan dress yang ku kenakan agar terlihat lebih rapih.
Ting!
Pintu lift terbuka aku segera keluar dan berjalan menuju ruangan suamiku diujung sana. Seorang wanita didepan ruangan suamiku tersenyum ramah padaku, Windy Rahmawati itulah namanya, ia sekertaris dari suamiku. Dia cantik, manis , wajahnya nyaris sempurna, sehingga banyak pria diluar sana yang menyukainya, tapi tidak dengan Rakha. Rakha pernah berbicara padaku kalau dia tidak mau mempunyai hubungan spesial dengan rekan kerja wanitanya di kantor, karna dia hanya tidak ingin para rekan kerjanya malah bergosip menjelek-jelekkan rekan kerja wanita yang dekat dengannya, sehingga kinerjanya mereka menurun.
" Selamat siang bu Sania " dia menyapaku saat aku berada tepat dihadapannya.
" Siang Windy, apa rakha ada didalam?"
" Ada bu, dia baru aja selesai meeting. Masuk saja kedalam " aku mengangguk dan berlalu dari Windy menuju keruangan suamiku.
Pintu ruangan Rakha tidak tertutup sempurna, aku pun langsung membukanya. Rakha yang mendengar suara pintu terbuka mengalihkan pandangannya dari laptop menuju pintu, dia tersenyum saat melihatku berada didepan pintu.
" Hai sayang, apakah kau sibuk? " tanyaku sebari menutup pintu dan berjalan menuju meja kerja rakha.
" Tidak, aku baru saja selesai meeting " Rakha melepas kacamata bacanya lalu bangkit dari kursinya dan berjalan menuju kehadapanku. Ia sedikit berjongkok dan mengelus perutku yang sudah membesar, ya sekarang aku sedang mengandung dan usia kandunganku sudah menginjak 6 bulan.
" Dia kangen sama ayahnya makanya aku kesini " Rakha mengecup perutku dan kemudian berdiri menatapku.
" Hanya anakku yang kangen? Kau tidak kangen denganku? " Rakha mengangkat sebelah alisnya dan menatapku intens.
" Aku jauh lebih kangen " ku kecup sekilas bibirnya dan berlari menuju sofa yang berada diujung ruangan ini.
Rakha masih terdiam dengan sikapku barusan " Hey, kau jangan berlari seperti itu. Nanti anakku terluka" Rakha menghampiri ku yang sudah duduk tenang disofa.
" Dia juga anakku, aku yang mengandungnya " ucapku tak mau kalah.
" Tapi aku dalangnya bukan? " Rakha menatap mataku mesum . Oh astaga aku benci jika dia menatapku seperti itu.
" Hilangkan pikiran mesummu itu, aku berdo'a supaya anak kita nanti tidak seperti ayahnya yang hanya memikirkan hal kotor sepertimu " aku membalikkan tubuhku, dan memunggungi Rakha.
KAMU SEDANG MEMBACA
Because Our Son
RomanceKarena dia, aku harus pergi dan rela kembali lagi. -Sania Aretha Abyasa. *** Hello ini cerita pertama gua di wattpad. Mohon dimaklumkan ya kalo feelnya kurang dapet. Masih tahap belajar soalnya. Happy Reading guys^^ Andaresta230