Sivia terbangun dari tidurnya saat ponsel di kantong celana bergetar. Ia menoleh ke samping dan terlihat Gabriel tengah sibuk dengan laptopnya, sedangkan Rina tengah menata baju-baju Ify di lemari yang tersedia di kamar itu. Sivia berdiri dari duduknya dan berjalan keluar.
"Ada apa, Vin?" tanya Sivia setelah ia menutup pintu kamar Ify.
"Lo sama Rio sekarang?" tanya Alvin.
"Nggak. Kenapa?" tambah Sivia.
"Dia belum pulang," kata Alvin.
Sivia melirik arlojinya. "Baru jam 7 ini. Emang Rio anak kecil, yang sebelum jam 9 harus udah pulang?"
"Masalahnya ... tadi dia berantem sama Oma, sepulangnya dari fitting baju sama Shilla," jelas Alvin.
"Fitting? Sama Kak Shilla?" tanya Sivia heran.
"Ya. Mereka tadi fitting buat pertunangan mereka di Midnight Beauty." Penjelasan Alvin sontak membuat Sivia terdiam. Tangannya kirinya meremas baju yang ia pakai. Sekarang ia bisa menebak apa yang membuat Ify menjadi seperti ini.
"Vin ...," panggil Sivia.
"Ya?"
"Cari Rio sekarang!" perintah Sivia dingin dan penuh penekanan. Alvin terdiam, merasakan ada yang salah dengan lawan bicaranya.
"Lo ken—"
"Cari Rio sekarang! Sebelum gue bongkar semua rahasia Zeus Group ke media massa!" teriak Sivia kalap.
Alvin terdiam sesaat. "Tau apa lo tentang Zeus Group?" tanyanya dingin.
"Lebih baik ... lo cari Rio dan bawa dia ke hadapan gue sekarang! Gue nggak main-main sama omongan gue!" ancam Sivia. Ancaman Sivia berhasil membuat Alvin terdiam. Sivia serius.
"Gue cari dia," kata Alvin kemudian. Setelah itu, ia mematikan panggilan teleponnya dan berlalu keluar dari kamarnya, menjalankan mobilnya sambil berusaha mencari keberadaan Rio.
#
"Rio ...." Kepalan tangan Sivia mengeras saat menyebut nama itu. Ia terduduk, bersandar di dinding di depan kamar Ify. Mengeratkan rahangnya menahan emosi.
Gabriel yang berdiri di balik pintu kamar Ify tentu mendengar setiap perbincangan yang Sivia lakukan. Apalagi dengan teriakan Sivia, tidak diragukan lagi itu bisa terdengar dari luar rumah sakit sekalipun. Rina berdiri di depan Gabriel dengan cemas. Ia pun mendengar teriakan Sivia. Selama ini Sivia tidak pernah menampakkan kemarahannya. Ini membuat Rina khawatir dengan keadaan sahabat anaknya itu.
"Biar Gabriel yang bicara." Gabriel mengelus lengan ibunya dan berjalan keluar.
Sivia menoleh dengan garang saat seseorang keluar dari kamar Ify. Ia berdiri dan menyimpan ponselnya ke saku celananya. Menatap Gabriel tanpa mengubah ekspresi garangnya. Gabriel sempat pangling dengan orang yang ada di depannya. Ia tidak pernah menyangka akan melihat sisi gelap seorang Sivia.
"Lo jangan ikut campur!" kata Sivia.
Gabriel terdiam, berusaha mencari sosok Sivia dari sorot matanya, tapi dia bukan Sivia yang selama ini Gabriel kenal. "Tapi gue kakaknya," elak Gabriel menanggapi perkataan Sivia.
Sivia memandang Gabriel dengan tajam. "Jangan bikin gue membeberkan rahasia lo juga ke Ify! Jangan pancing emosi gue dan biar gue yang atasi ini!" Gabriel tercekat mendengar ancaman Sivia. Sivia melengos dan berjalan menjauh dari kamar Ify, meninggalkan Gabriel yang masih terdiam.
#
Alvin mengemudi dengan gelisah menyusuri jalanan malam. Jam menunjukkan pukul 9 malam dan ia belum menemukan keberadaan Rio. Ia tidak menyangka Sivia mempunyai sisi yang lebih menakutkan dari siapapun di dunia ini. Alvin kembali mendial nomor Rio kali ini. Berharap akan tersambung. Dan beruntung, nampaknya Rio sudah menghidupkan ponselnya kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Velvet Love (Completed) -- Revised
RomanceVersi revisi terbaru! Selembut dan sehangat beludru, itu cinta yang bisa aku berikan. Pertemuannya dengan seorang pemuda bernama Rio, membuat hidup Ify berubah. Sifat Rio yang berbeda di setiap pertemuannya, mengarahkan Ify ke sebuah dunia baru yang...