I Feel Warm

1.8K 143 19
                                    

"Saat bersamanya, aku merasa bahagia. Saat bersamamu, aku justru merasa takut...."

***

Sesuai janjinya pada Seulgi, setelah mengulangi gerakan dance satu kali, Jongin langsung membenahi barangnya dan pulang. Senyumnya tidak mau hilang, terlalu senang karena Seulgi mengkhawatirkannya. Firasatnya, ini adalah awal yang baik. Dia merogoh kunci mobil dari dalam saku. Parkiran sudah sangat lengang, hanya ada satu dua mobil yang tersisa. Dia melempar ranselnya ke kursi sebelah. Tanpa memakai sabuk pengaman langsung menyalakan mesin mobil. Tapi berkali-kali ia coba, tak kunjung menyala.

"Aneh," keningnya berkerut. Seingatnya, tadi siang tidak ada masalah. Kemudian dia turun untuk mengecek mesinnya. Belum sampai membuka kap mesin, tatapannya terarah pada ban depan yang kempes. "Ini lagi," dia berdecak malas. Curiga, dia mengecek semua ban mobil. Ternyata kempes semua. "Shit!" umpatnya. Entah siapa yang iseng melakukan ini, benar-benar tidak lucu.

Satu-satunya harapan Jongin adalah Chanyeol. Jadi dia membuka pintu depan lagi untuk mengambil ponselnya.

"Kim Jongin?"

Merasa ada yang memanggil namanya, tentu saja Jongin menoleh. "Ya?"

BUG

Sebuah kepalan tangan mendarat kuat di pipi kirinya, membuat Jongin terdorong ke jok mobil yang masih terbuka. Sudut bibirnya terluka. Orang yang memukulnya—entah siapa—menarik kerah bajunya agar menjauh dari mobil dan membantingnya ke tanah. Tidak hanya itu, ada beberapa pukulan dan tendangan lain yang mendarat di perut, rusuk, bahkan wajahnya. Rupanya penyerang ini lebih dari satu. Jongin tidak punya kesempatan untuk melawan, hanya bisa berusaha berlindung dengan kedua lengannya. Tentu saja tidak cukup. Dia kalah jumlah, juga kalah start. Dia tak berdaya.

"Ini baru permulaan," salah satu dari mereka berlutut, mencengkeram kerah bajunya. Jongin terbatuk, pandangannya tidak begitu jelas sehingga tidak tahu siapa itu. "Kau membuat Soojung menangis, maka harus membayar setiap air mata yang dia teteskan. Dan untuk wanita jalang yang membuatmu melakukannya, aku juga tidak akan membiarkannya begitu saja."

Tunggu—si brengsek ini menyebut Seulginya sebagai wanita jalang?

BUG

Dengan sengaja Jongin membenturkan kepalanya pada kening preman itu dengan kuat. Dia melakukan perlawanan, lebih tepatnya memberi pelajaran pada orang yang berani mengatakan hal buruk tentang gadis yang dia cintai. Perkataan tadi membuat emosinya tersulut. Dengan sisa tenaga yang ia miliki, Jongin memukul orang itu membabi buta. Tapi sejak awal sebenarnya dia sudah kalah. Preman lainnya mana mungkin diam saja. Baru beberapa pukulan yang Jongin layangkan, posisinya kembali berubah dan dia menjadi sasaran lagi.

"Yaaa! Apa yang kalian lakukan? Tolooooong satpam tolooooong!"

Beruntung ada dua orang mahasiswa yang datang ke parkiran dan menyaksikan kejadian itu. Jika tidak, entah Jongin masih bisa melihat Seulgi esok hari atau tidak. Teriakan itu membuat petugas keamanan datang, namun terlambat. Para preman itu telah melarikan diri, meninggalkan Jongin yang sudah babak belur.

***

Sebenarnya, penolong Jongin hendak menelpon ambulans, tapi dia menolak. Dia tidak mau masuk rumah sakit karena yang dia butuhkan saat ini hanya Seulgi. Hanya taxi dan kebaikan sopirnya yang kemudian bisa membawa Jongin sampai di depan pintu apartemen Seulgi dalam keadaan tak berdaya. Dia tersenyum kala melihat sosok gadisnya—bukan—gadis Sehun yang ingin ia jadikan miliknya, berlutut di hadapannya.

"Jangan menangis," Jongin mencoba menghapus air mata Seulgi.

"Mereka melakukan ini padamu...."

"Aku bisa mengatasinya."

BittersweetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang