EPILOGUE SEVEN: JUNG YONGHWA

5.5K 405 23
                                    

UNEDITED

--------------

YONGHWA'S POV

Aku tidak ingat bagaimana aku bisa memenangkan hati seorang Lee Yunhee. Semua yang aku ingat adalah mata berbinarnya ketika dia mengatakan bahwa dia juga mencintaiku, beberapa bulan setelah kami menikah.

Awalnya aku sangat meragukan diriku sendiri, aku takut kalau ini hanya cinta sepihakku saja. Bahkan ketika dia menerima lamaranku, dia tampak tidak secerah itu.

Apalagi saat pelaksanaan pesta pernikahan kami. Banyak teman-teman SMP dan SMA yang datang, teman-teman lama kami. Mereka semua terheran-heran dengan pernikahan kami, mereka bahkan tidak menyangka. Banyak desas-desus miring yang sampai di telingaku.

Meskipun aku berusaha keras untuk mengabaikan desas-desus itu, aku tetap ketakutan, tidak yakin bahwa aku bisa membahagiakannya. Tapi nyatanya, akhirnya, dia mengatakan kalimat yang aku tunggu-tunggu tersebut.

"Aku hamil."

Aku berdiri di sana dengan kaku. Yunhee baru saja mengatakan bahwa dia mencintaiku beberapa detik yang lalu, kemudian pengakuan bahwa dia sedang hamil... entah kenapa membuatku gelisah. Harusnya aku senang, tetapi tidak, aku merasa ada sesuatu yang janggal. Tentu, kami sering bercinta, lebih sering daripada yang bisa kau bayangkan. Hanya saja...

Alih-alih menyuarakan isi pikiranku, aku tersenyum dan memeluknya.

Apapun itu yang mengganjal di hatiku, aku tidak akan membiarakan istriku melihat responku. Aku yakin sekali, entah kenapa, aku yakin bahwa anak itu bukanlah darah dagingku.

"Aku sangat mencintaimu, Yong." Yunhee berbisik lirih di dalam rengkuhanku.

Aku tahu dia tulus mengatakannya, tetapi kenapa dia terdengar seperti sedang meyakinkan dirinya sendiri ketimbang memberitahuku?

"Aku lebih mencintaimu, Yunhee. Ingat ini baik-baik." Kataku.

Setelah memeluknya, aku berbalik dari hadapan Yunhee dan pergi. Aku tidak butuh nama dari pria bajingan yang telah membuatku merasa menjadi pria paling bodoh di dunia. Aku tahu siapa pria itu, hanya ada satu nama yang muncul di kepalaku.

Cho Sialan Kyuhyun.

Satu-satunya pria bejat yang tega mengambil keuntungan dari wanita yang menyukainya. Bagaimana aku bisa tahu? Jika Kyuhyun memanglah pria bermoral, maka dia pasti sudah mencari Yunhee. Entah itu mengejarnya demi sebuah permintaan maaf atau untuk bertanggung jawab. Jika Kyuhyun adalah pria bertanggung jawab, maka dia akan berada di sini, di posisiku. Tapi aku tidak melihat salah satu dari kedua hal tersebut. Aku lah yang mengejar cinta Yunhee, aku lah yang menikahinya.

Apa Yunhee sangat mencintai Si Sialan Kyuhyun?

Lalu apakah pernyataannya sungguh-sungguh bahwa dia mencintaiku?

Aku tidak tahu.

Tapi aku ingin percaya pada istriku, aku memegang teguh pengakuannya. Selagi dia membiarkanku tetap berada di sisinya, aku tidak peduli dia mencintaiku atau tidak, aku akan tetap berada di sampingnya.

Semarah apapun aku pada Yunhee, aku tidak bisa berada jauh darinya. Malamnya, aku pulang dan menemukan Yunhee sudah tertidur di ranjang dengan mata sembab. Dia menangis, menangisiku, seharian. Aku luluh dengan menyaksikan itu saja. Jadi, aku merangkak naik ke atas ranjang dan meringkuk di samping istriku, memeluk wanita terkasihku dengan begitu erat dan berdoa semoga wanita ini tidak akan meninggalkanku selamanya.

Yunhee yang aku kenal dulu adalah Yunhee yang selalu ceria dan tidak tahu malu. Dalam hal ini, bukannya dia menjatuhkan harga diri di depan orang banyak, dia hanya tipe wanita yang pandai bergaul dengan orang baru. Dia supel, riang, penuh semangat, dan murah senyum. Aku ingat sekali bagaimana Yunhee berkunjung dari satu kelas ke kelas yang lain hanya untuk menyapa semua orang sewaktu kami di bangku SMP dan SMA.

Jika kau tidak kenal dengan Lee Yunhee, maka dia akan menghampirimu dan berkata... "Hey, kurasa kita tidak pernah mengobrol sebelumnya. Alangkah baiknya, mulai sekarang kita menjalin pertemanan karena aku akan sering main ke kelasmu. Aku Lee Yunhee, siapa namamu?"

Aku sering mendapatinya mengatakan hal tersebut kepada satu persatu orang yang baru dia kenal di suatu kelas, dan aku hanya tersenyum melihatnya. Tetapi seiring beredarnya gosip miring antara Yunhee dan pria brengsek itu, Yunheeku mulai berubah. Yah, meskipun dia masih ceria tetapi aku dapat melihat dengan jelas bahwa dia sedang menahan sesuatu pada dirinya. Seolah sinar pada wajahnya berkurang dan diselubungi oleh sedikit bayangan. Terkadang dia tampak sendu setelah beredar berita bahwa Kyuhyun seringkali berganti pasangan.

Setelah berpikir lama dan panjang, aku baru sadar, mungkin memang terjadi sesuatu antara dia dan Kyuhyun. Tetapi aku tidak tahu apa yang terjadi dengan mereka setelah kelulusan. Hingga aku bertemu lagi dengan Yunhee, wanita itu tampak jauh berbeda. Tidak hanya dari penampilannya yang mencengangkan, dia juga seperti bukan Yunhee yang aku kenal dulu. Yunhee yang sekarang memang sangat cantik dan dewasa, tetapi tidak lagi seceria dulu, dia bahkan terkesan tertutup. Saat pesta reuni, dia tidak memiliki banyak teman yang mengelilinginya seperti dulu. Aku juga merasakan betapa posesifnya sikap Kyuhyun terhadap Yunhee. Dulu pria itu tidak pernah, bahkan sama sekali tidak suka dengan Yunhee. Itu membuatku bertanya-tanya dan juga sedih. Semua yang ingin aku lakukan adalah membuat keceriaan kembali di wajahnya, wajah wanitaku, membuatnya kembali bersinar seperti dulu.

Untuk itulah aku melamarnya, menikahinya.

Aku yakin bahwa Yunhee adalah wanita yang Tuhan takdirkan untuk aku buat bahagia seumur hidupnya. Kami akan menua bersama dan aku akan menjadi pria yang mencintai Yunhee yang dulu dan Yunhee yang sekarang, hingga akhir hayatku.

Pernikahan kami bertahan selama lima tahun ini. Suka dan duka kami lewati bersama dengan tegar dan berani, meskipun aku menyembunyikan pengetahuanku tentang Kyuhyun, ataupun mengenai Hyunyu—anak mereka—dari istriku. Bocah laki-laki kecil yang sudah aku anggap sebagai anakku sendiri dan aku sangat menyayanginya.

Yunhee tidak tahu bahwa aku tahu.

Aku benci mengakui bahwa Hyunyu sangat mirip dengan ayah biologisnya tetapi sifatnya yang jauh lebih menuruni Yunhee membuatku melupakan kenyataan itu, bahkan jauh di lubuk hatiku, aku tidak rela bahwa Hyunyu adalah anak Kyuhyun. Aku semakin menyayangi Hyunyu dari hari ke hari. Aku, Yunhee, dan Hyunyu adalah sebuah keluarga kecil yang bahagia.

Baru saja kami menikmati kebahagiaan pernikahan, istriku tersakiti lagi oleh sebuah acara yang dia organirsir sendiri.

Selain senang menulis, Yunhee juga memiliki sebuah toko yang menyediakan segala jenis bunga, termasuk bunga-bunga hias untuk acara formil seperti pernikahan. Dia bahkan tidak tahu bahwa pelanggannya adalah calon anggota baru keluarga Cho.

Aku mengetahui semua informasi tersebut setelah mengecek daftar setiap pelanggan kami dari komputer kantor yang terhubung dengan komputer di toko Yunhee. Tetapi aku terlambat, sangat amat terlambat. Segera setelah tahu, aku meninggalkan semua pekerjaanku dan pergi menyusul Yunhee. Aku pergi untuk menyelamatkan hatinya dari keterpurukan yang mungkin saja terjadi. Benar saja, sesampainya di sana, aku menemukan wajah istriku sudah pucat pasi. Dia tampak tercengang dan kebingungan, seperti tersesat di sebuah kerumunan yang sama sekali asing baginya.

Tidak ada hal lain yang bisa aku lakukan selain membawanya kembali ke rumah kami, tempat
perlindungan teraman bagi keluarga kecilku dari serangan orang-orangkejam di luar sana.


***


Ridiculously Demanding (Kyuhyun Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang