Suasana damai tidak biasanya terjadi di Silent Cafe. Musik bising yang biasa mengalun, kini digantikan dengan alunan nada instrument yang lembut. Hanya ada Nora dan Maria di ruangan itu, keduanya berdiam diri menikmati minumannya masing-masing.
"Bagaimana ini?" tanya Nora mencairkan suasana.
Maria meminum jus strawberrynya sebelum menjawab pertanyaan dari Nora. "Entahlah." Nora terdiam.
"Di mana yang lain?" tanya Maria sambil celingukan.
"Krisna di luar. Rama bersama Rara. Vano coba bujuk Rio, dan Evan sedang bersama Adit," jelas Nora.
"Kak Nora nggak ikutan? Rio pasti dengerin Kakak," kata Maria.
"Aku udah coba. Tapi rasa bersalahnya semakin besar kalau dia melihatku. Aku bagian dari ingatannya tentang Renata, 'kan?" Maria terdiam. Ya, Nora adalah sosok ibu untuk semua orang di Silent Cafe. Rio menciptakan dirinya karena rasa bersalah akan sosok ibunya yang meninggal dalam kebakaran itu. Aaah kebakaran. Satu kata yang mengawali semua kekacauan ini. "Di Balik Kebakaran Pasar Malam", judul novel terbaru Penulis Apollo.
"Rio!" Teriakan Vano membuat Nora dan Maria menoleh ke arah sumber suara.
"Keluar! Atau gue dobrak! Rio!" Vano menggedor pintu kamar Rio dengan sedikit keras.
"Kak Rio belum mau keluar?" Rama bergabung dengan Nora dan Maria.
Nora menggeleng. "Bagaimana Rara?"
"Dia tidur." Nora mengangguk.
"Isssh terserah! Gue nyerah!" Vano datang bergabung dengan wajah kusutnya, ia duduk di sebelah Maria dan meletakkan kepalanya di meja.
"Rio sendiri yang harus punya kemauan untuk keluar. Kita adalah bagian darinya. Kita ... hanya harus menurutinya. Itu peraturan mutlak kita," kata Nora kemudian.
#
Krisna berbaring menyamping di ranjangnya sambil memainkan game dari PSP hitam miliknya. Menghilangkan kebosanannya, Krisna dengan semangat menekan tuts PSPnya. Bahkan ia tidak menyadari seseorang masuk ke kamarnya dan berdiri di sampingnya ranjangnya, di balik punggungnya.
"Rio ...." Seorang perempuan yang berdiri di belakang Krisna, mencoba memanggilnya dengan lirih. Merasa tidak mendapat respon, ia menyentuh lengan laki-laki itu.
Krisna menoleh saat seseorang menyentuh lengannya. Ia sontak berbalik dan beralih posisi menjadi duduk. Matanya tidak lepas dari perempuan yang kini ada di depannya. "I-Ify?" tanyanya memastikan. Ify berdiri di depannya, masih menggunakan baju rumah sakit. Tersenyum dengan wajahnya yang pucat.
"Rio ...," panggil Ify.
Krisna menggeleng. "Aku ... Krisna."
"Di mana Rio?" tanya Ify. Krisna terdiam.
"Bisa panggil Rio?" pinta Ify.
Krisna terdiam. "Maaf."
Mendengar permintaan maaf Krisna, Ify tersenyum tipis. "Gue mau ketemu Rio."
"Nggak bisa. Bu-bukan karena aku pengen di luar, tapi kali ini ... Rio sendiri yang nggak mau keluar. Ka-karena itu aku yang mengambil alih." Ify terdiam. Krisna memandang wajah Ify yang masih pucat.
"Maaf ... maafin aku, Yo! Maaf," kata Ify sambil terisak.
"Semua gara-gara aku. Coba aku nggak egois. Harusnya aku nggak marah. Harusnya aku tahu ... kalau kamu juga nggak bisa mengelak. Harusnya aku mengerti. Tapi ... tapi yang aku lakukan malah sebaliknya. A-aku—" Krisna mengulurkan tangannya menyentuh puncak kepala Ify, memotong semua kata penyesalan yang Ify lontarkan. Ify mendongakkan kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Velvet Love (Completed) -- Revised
RomansaVersi revisi terbaru! Selembut dan sehangat beludru, itu cinta yang bisa aku berikan. Pertemuannya dengan seorang pemuda bernama Rio, membuat hidup Ify berubah. Sifat Rio yang berbeda di setiap pertemuannya, mengarahkan Ify ke sebuah dunia baru yang...