Prologue

390 29 8
                                    

Banyak orang bilang kalau masa muda itu harus dihabiskan dengan yang namanya bersenang-senang. Entah apapun caranya. Jika kamu bisa senang karena menari, maka menarilah. Jika kamu bisa senang karena menyanyi, maka menyanyilah. Jika kamu bisa senang karena berguling-guling, maka berguling-gulinglah. Asal jangan berguling-guling di tempat yang memiliki kemiringan derajat. Dekat jurang, misalnya. Yang ada, bukannya senang, malah raga yang tertinggal di dasar jurang. Walau tentunya tidak akan ada orang yang senekad itu.

Kembali ke topik.

Seperti yang dituliskan sebelumnya, lakukan apapun untuk bersenang-senang dan menghabiskan masa muda dengan senyuman. Tentunya, masih ada batasan. Jangan merasa senang saat berjudi, salah satunya. Hal itu bukannya menyenangkan, malah merugikan. Dan lain-lain.

Tapi namanya juga anak muda, pastinya selalu dikhawatirkan oleh orangtua masing-masing. Pikiran yang tertanam pada para orangtua sendiri adalah bahwa anak muda itu masih tidak bisa apa-apa serta masih bergantung pada orangtua. Dan dengan pemikiran yang seperti itulah, para orangtua kebanyakan sangat sulit untuk menerima kenyataan bahwa anaknya sudah menjemput usia dewasa. Dimana mereka bisa memutuskan segala hal yang menurut mereka baik atau benar.

Dan juga pemikiran tersebut dapat memengaruhi tindakan serta perilaku orangtua terhadap anaknya. Susah melepas anaknya untuk keluar rumah, memberi batas jam malam, melarangnya untuk pergi jauh-jauh, bahkan memutuskan siapa yang lebih berhak untuk menjadi pendamping anaknya.

Saya bukannya ingin membuat cerita mengenai masalah keseharian antara orangtua dan anak. Tapi karena hal ini―orangtua yang bersifat protektif dan terlalu memikirkan masa depan si anak―menimpa tokoh utama cerita ini.

Seorang pemuda bernama Lee Sungjong.

.
.
.
.
.

A request-fanfiction from my colleague in work, Fahma. She made the main idea of this story.
Idea © FahmaLKim
Story © alexssucchi
Characters © Allah and their parents or families.
An Infinite Fanfiction
T-Rated

Kisah mengenai perjodohan antara Lee Sungjong dan Kim Myungsoo dikarenakan masalah yang menimpa keluarga Sungjong. Sungjong yang memiliki jiwa yang bebas, menolak dengan tegas perjodohan tersebut yang sayangnya diabaikan oleh pihak keluarganya. Di sisi lain, Kim Myungsoo malah menerima perjodohan tersebut tanpa banyak kata. Dan ketika mereka diresmikan sebagai pasangan yang belum menikah―berkendala pendidikan―dan ditempatkan di bawah atap yang sama, ada banyak hal yang terjadi dan itu membuat Lee Sungjong frustasi. Apa sajakah hal tersebut?
.
.
.
Warning!
This story contain BL (BoyxBoy) or Yaoi, Sho-ai, too formal words, difficult sentences to understand ('Cause I use the novel-translated language), too dramatic, repeated-words, and out of character (I guess, 'cause I don't really know, tho).
Don't Like? Don't Read!
.
.
.

Lee Sungjong memandang kedua telapak tangannya yang bertautan dengan bosan. Sesekali ia menghela napas lalu memainkan kedua tangannya seolah hal tersebut bisa menyenangkannya dan menghilangkan bosan serta kantuk yang sedang menimpanya. Sesekali pula ia membuat serta menggerakkan jari-jarinya seolah itu adalah figur manusia yang sedang melakukan adu tinju menggunakan ibu jarinya dengan alas di atas meja.

"Sayang."

Sungjong menoleh dan menemui wanita cantik yang sangat dicintainya sedang melangkah dengan anggun menuju ke arahnya. Ia menyelesaikan sesi tinju jarinya dan bangkit dari kursi meja makan lalu menyambut uluran tangan wanita itu. Pemuda itu memeluknya dengan erat dan mengecup pipi halus wanita itu dengan lembut.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 11, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Under Compulsion MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang