"Re, gue mau nanya dong." Kata gue sambil mengutak atik laptopnya Rere. Gue lagi dirumah Rere nih ceritanya, niatnya sih cuma numpang makan tapi mengingat dirumah gak ada siapa siapa jam segini, gue jadi berlama lama disini. Dan disinilah gue sekarang, dikamar gede nan dingin milik sohib gue Rere (Read: kuntilanak tutul bercula 3).
"Yaudah ngomong aja." Balas Rere.
"Rekomendasiin film bagus dong. Gue udah abis bahan tontonan dirumah." Sambil merebahkan diri di kasur queen size-nya Rere, gue narik narik rambut Rere.
"Rambut gue, njir. Ada kok ada, drama korea judulnya High Society. Cowoknya ganteng ganteng loh. Episodenya sih udah kelar dari 2015, tapi gue nya yang telat nonton. Hehe." Kata Rere sambil mencoba melepaskan tangan gue dari rambutnya. Rere ini pecinta Korean Drama. Dia udah kayak kamus Korean drama yang hidup dan berjalan.
"Gak mau, pasti ceritanya tentang cebol cebol gitu, kan?" Gue gak terlalu suka Korean drama. Satu satunya drama Korea yang pernah gue tonton cuma The Heirs, itu pun karna gue kalah taruhan sama Rere.
"Hah? Cebol? Apa tuh?" Tanya Rere penasaran sambil mengangkat salah satu alisnya.
"Itu loh cebol, anak anak orang kaya dalam bahasa Korea, yang kayak Kim Tan di The Heirs gitu, Rere goblok. Masa kamu gatau sih? Payah ah."
"Chaebol, Kensya yang lebih goblok. Bukan cebol! Kamu itu bego level brapa sih, Ken? Masa bedain cebol sama chaebol aja ga bisa. Sekarang gue nge-raguin peringkat 2 elo dikelas." Kata Rere gemes.
"Ya kan sama aja, Re. Chaebol sama cebol kan bedanya cuma 2 huruf doang. Lagian lebih gampang ngomong ce-bol daripada cha-e-bol." Dengan tampang polos gue, gue menjawab Rere.
"Udah, Ken. Capek gue debat sama lo." Kata Rere pasrah. Hehe. Hehe. Akhirnya Rere menyerah kawan kawan.
"Kan udah gue bilang jangan panggil gue Ken, Rere kamperet! Gue bukan kentucky." Protes gue.
"Gak kok, lo bukan Kentucky... tapi Ken-----tut. Pft HAHAHAHAHAHA!"
"TAY(I) LO, RE!"
***
Setelah numpang makan plus numpang tidur siang dirumah Rere yang gede, gue pun pamit pulang. Dijalan pulang gue haus, jadi disinilah gue sekarang, di mini market yang hanya berbeda 1 lorong sama rumah gue. Fyi, tadi gue naik ojek dari rumah Rere, tapi istri si om ojek katanya udah di Rumah Sakit mau melahirkan, jadi gue diturunin deh di lorong depan kompleks.
Gue sih sebenarnya gak apa apa jalan pulang sendirian tapi ini kan udah malam, gue takyut diculik terus dijual man. Utang gue sama Rere kan masih banyak, jumlahnya sama kayak jajan gue selama 2 bulan. Belum lagi dosa gue yang lebih banyak dari kutu anjing temen gue. Bayangin deh, ntar gue masuk neraka bagian 'Administrasi Pelunasan Hutang' lagi.
Setelah membayar sebotol Aqu*a dengan uang gue yang pas-pasan, gue jalan lagi, tinggal satu lorong yang harus gue lewatin. Asekkk. Kurus nih gue pasti. Tapi gue gak gendut sih.
Tepat sebelum belokkan ke lorong gue, seekor anjing yang munculnya entah dari mana tiba tiba ngejar gue. "Guk guk guk! Guk!". Gue diam terus menatap si anjing yang semakin dekat. Setelah dia berjarak kira-kira 8 meter dari gue, akhirnya gue bisa melihat muka si anjing yang menyeramkan plus matanya yang sipit -maksud gue minimalis- kayak om Ernest gitu.
"AAAAAA! MAMAAAAAAAA!" Tanpa berpikir panjang, gue pun lari sambil neriakkin mama gue, tapi pasti gak kedengeran soalnya rumah gue paling pojok di ujung lorong. Sekarang gue bener bener nyesel punya rumah paling pojok.
Okey Raina cantik, tarik napas... tinggal 7 rumah doang yang harus gue lewatin. "AAAAAAAAAA!" Gue teriak lebih kenceng lagi pas gue nengok ke belakang, anjingnya tinggal beda 3 meter doang beroh!
KAMU SEDANG MEMBACA
Because Of Dog
Teen FictionRaina Redixa Kensya. Cewek yang dijuluki 'polos-polos bangs*at' sama sohibnya itu merupakan tipikal cewek penyayang (penyayang manusia, penyayang hewan, terlebih penyayang makanan) yang cinta damai. Raina juga merupakan salah satu orang aneh yang pe...