Nicotine Kiss

3.4K 289 76
                                    

Yunhyeong menutup pintu kelas perlahan, berusaha agar terlihat tenang. Benar-benar, Mrs. Lee itu guru yang sangatlah cerewet! Telinga Yunhyeong sudah memerah mendengar gerutu guru itu. Yah, marilah Yunhyeong menghela nafas sejenak. Memang izin ke kamar kecil adalah pilihan tepat. Ia melangkahkan kakinya ke arah kamar mandi yang terletak cukup jauh dari kelasnya. Langkah kakinya menuntunnya untuk melewati tiga kelas junior.

Yang Yunhyeong tahu soal satu dari tiga kelas itu adalah mengenai anak berandalan bak preman yang belajar di sana. Walau anak itu junior, ia lebih tinggi darinya. Suka menindas dan pandai berkelahi. Tapi, wajahnya cukup oke. Ia lumayan tampan (jika kau menyampingkan fakta bahwa ia terlihat begitu bengis). Ia ditakuti oleh sebagian besar murid di sekolah itu. Cari masalah dengannya = mati.

Yunhyeong menggelengkan kepalanya, ia merasa kikuk memikirkankan hal itu.

Ia memasuki kamar kecil. Niatnya memang hanya membasuh wajah dengan air di wastafel yang dingin. Namun, matanya malah menangkap hal lain yang seharusnya tak ia lihat. Asap melayang-layang di salah satu bilik yang terbuka. Seorang lelaki duduk di atas toilet, bibirnya mengeluarkan asap, matanya yang awalnya menerawang langit-langit kini menatap Yunhyeong tajam. Tanpa berpikir pun, Yunhyeong tau siapa dia. Itu-

Yunhyeong meneguk salivanya.

-Goo Junhoe si Berandalan.

"Hah, merepotkan."

Kala suara bariton itu terdengar, yang Yunhyeong pikirkan saat itu hanyalah kabur. Tapi, sudah terlalu terlambat, atensi Junhoe sudah terbidik padanya. Yunhyeong terjebak.

"Kau... sunbae?" Tanya Junhoe. Ia bangkit lalu berdiri di depan Yunhyeong. Yunhyeong menelan salivanya, ia merasa pendek. Asap berwarna putih berlomba-lomba keluar dari bibirnya, Yunhyeong menahan nafasnya. Kancing kemeja yang tidak terkancing dan menampilkan dada bidang Junhoe yang dibalut kaus putih tipis itu membuat wajahnya memerah.

"Ah, aku pasti sedang sial!"

Junhoe menggerutu, ia mengusap wajahnya kasar sembari membelakangi Yunhyeong.

"Aku diusir dari kelas dan dipergoki seniorku merokok."

Junhoe seakan mengadu padanya. Tapi, Yunhyeong yang sudah ketakutan setengah mati hanya bisa bergeming. Bagaimana tidak? Ia melihat tato naga di dada Junhoe.

Kurang nakal apa sih anak ini?

"Kau merokok? Bukankah itu bertentangan dengan aturan sekolah?"

Yunhyeong sadar bahwa pertanyaan itu terlampau bodoh saat Junhoe menarik kerah bajunya dan membenturkan tubuhnya ke dinding dengan kasar. Rasa nyeri menjalar dari tubuh bagian belakangnya. Yunhyeong meringis, bukan karena sakit, namun karena tatapan menusuk Junhoe. Yunhyeong terpaku, ia merasa sesak karena cengkraman tangan kekar Junhoe.

"Sunbae -tidak- Hyung." Junhoe memincingkan matanya. "Apa kau dungu?"

Glekh.

Saliva Yunhyeong tersangkut di tenggorokannya.

"Well, Hyung... Song Yunhyeong-Hyungnim." Junhoe membaca name tag yang tersemat di dada Yunhyeong. "Kau bisa lihat kan aku sedang membutuhkan bantuanmu? Kita bisa saling untung di sini."

"Apa maumu?"

Junhoe tersenyum. Bukan senyum tulus atau sebagainya, yang jelas,senyum itu membuat otak Yunhyeong mati rasa.

"Jika kau mau melakukan apa yang kumau, aku tidak akan menganggapmu ada. Bukankah keberadaanmu yang lemah ini tak ingin ditemui oleh orang sepertiku? Berandalan dan kau tak lebih dari sunbae cupu."

Nicotine KissTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang