Setelah kejadian kemarin, aku jadi berfikir keras. Mungkin Peter memang tidak menyatakan perasaannya kepadaku karena dia belum bisa move on dari seseorang yang disebutnya mantan. Oh ya mantan!
Mantan ialah seseorang yang pernah ada dalam hatimu tapi yang sebenarnya kau tal bisa lupakan ialah kenangan saat kau bersamanya.
Aku tiba-tiba kaget mendapat pesan dari Peter.
Peter: hey? Kau seharian ini kemana saja? Aku tak pernah melihatmu di kampus hari ini. Apa kau sedang sakit?
Aku berfikir keras untuk membalas pesan Peter. Kalau aku balas kesannya seperti aku memberi harapan kepadanya. Tapi kalau aku tidak membalasnya dia pasti akan berfikir yang tidak-tidak tentang diriku. Sebenarnya aku ragu untuk membalasnya dan juga sebenarnya aku malas untuk membalasnya. Sempat tersirat dibenakku untuk mengabaikan pesan dari Peter.
Me : ya aku baik-baik saja. Kau tak perlu khawatir.
Aku membalasnya dengan singkat, padat dan jelas. Lalu kumatikan hp ku dan hari ini aku butuh kesendirian. Aku butuh syair-syair dari lagu untuk menemaniku. Aku cukup lelah untuk berfikir keras lagi saat ini.
***
Aku terbangun dari tidur siangku yang cukup lama. Salah satu hobiku adalah tidur. Dimanapun dan kapanpun yang jelas ada kesempatan untuk tidur kenapa tidak.Sekarang waktu menunjukkan pukul lima sore. Dengan malas aku bergegas mengambil handuk dan masuk ke kamar mandi. Airnya sangat dingin. Seperti perasaanku saat ini dingin dan membeku.
Seperti malam-malam sebelumnya Peter akan menghubungiku, entah untuk menanyakan tugas atau memang dia lagi merasa kosong dan kesepian. Tapi, malam ini Peter tak menghubungiku. Terakhir pesan yang kudapat adalah tadi siang yang dia hanya menanyakan tentang kabarku. Aku tahu dia sedang sibuk bersama Tisya. Aku tak boleh cemburu toh aku juga bukan siapa-siapanya dia. Aku cuma teman barunya dikampus.
Aku tahu Peter menyukaiku. Tapi aku belum bisa membalas semuanya. Awalnya kukira Peter hanya ingin berteman denganku seperti mahasiswa baru yang lainnya. Tapi semakin kesini semakin dia menyukaiku. Padahal aku juga menyukai dia hanya sebagai teman. Peter anak yang baik. Aku selalu menemaninya berbelanja bulanan, beli sepatu, dll. Itu sungguh menyenangkan.
Tapi semuanya sudah berubah. Aku harus bersikap terlihat biasa saja di depan Peter. Aku harus terlihat sebagai teman sekaligus sahabat di depan Peter dan Tisya. Walaupun ada sedikit rasa cemburu.
***
"Omong kosong kalau ada persahabatan yang terjalin antara laki-laki dan perempuan" kata Cindy kepadaku. "Dalam persahabatan kalian pasti ada rasa atau bumbu cinta" aku hanya terdiam dan berfikir keras memikirkan kalimat yang diucapkan oleh Cindy barusan. Tapi aku tetap bersikeras untuk menjadikan Peter hanya sebatas sahabat. Jikalau Tuhan mengizinkan, Peter bisa saja menjadi pendamping dalam hidupku tapi jikalau Tuhan berkata dan berkehendak lain aku cuma bisa berusaha dan berdoa.
YOU ARE READING
Restart
RandomKarena kita tidak bisa merencanakan kapan kita akan jatuh cinta lagi. Mengulang semuanya dari awal kembali atau menemukan kisah baru entalah.