Second

120 6 0
                                    

Saat Roro sudah sampai dirumahku, ia langsung ke kamarku. Jelas saja ia langsung ke kamarku. Karna dirumahku ini tidak ada orang.

"Hey! Kamu beneran jadi ke Korea? Yah nanti aku kangen kamu dong," kata Roro dengan raut sedihnya.

"Hey, tidak usah sedih seperti itu. Lagian aku juga setahun sekali pulang kok. Atau mau dua kali setahun aku pulang? Kalo kamu kangen kan tinggal video call aja atau gak skype-an," kataku sambil mengelus punggung Roro.

"Ah aku kesel sama kamu. Kamu kok mendadak gini sih perginya? Kan kalo kamu gak mendadak, aku bisa persiapin diri aku dulu supaya bisa tenang," jelas Roro.

"Emang kamu pikir, aku bakal ninggalin kamu selamanya gitu? Aku pasti bakal kembali kok. Eh, kamu suka siapa di Red Velvet?" Tanyaku kepada Roro.

"Itu lho yang rambutnya pink. Siapa namanya? Irene ya?" Tebak Roro.

"Iya. Jadi kamu suka Irene? Mau aku mintain tanda tangan gak? Atau foto selfienya dia atau kamu mau apa dari dia?" Tanyaku agar setidaknya Roro tenang terlebih dahulu.

"Wah? Serius? Aku maunya tanda tangannya dia. Trus aku mau skype-an sama dia ya," kata Roro dengan antusias.

"Sip. Yaudah. Sekarang kamu bantu aku buat beres-beres barang," kataku lalu membuka koper yang sudah kusiapkan sedari tadi.

"Nih," kata Roro sambil memberikan sesuatu kepadaku.

"Apa ini?" Tanyaku.

"Indomie, dan beberapa barang yang tadi kubeli. Anggepa aja, sebagai kenang-kenanganlah," kata Roro.

"Serius?"

Pertanyaanku dibalas dengan anggukkan oleh Roro.

"Kamu emang sahabat yang paling baik, Ro," kataku sambil merangkul pundaknya.

"Dasar lebay. Gini nih. Kalo udah dikasih sesuatu aja, langsung sifat baiknya keluar," kata Roro sambil memalingkan wajahnya.

"Maaf. Eh, calon artis kok digituin sih," kataku.

"Ohiya. Kamu kan bentar lagi jadi artis, minta tanda tangan dong sama mau selfie bareng," kata Roro sambil mempersiapkan segala peralatannya.

"Sabar. Aku masih mau membereskan baju-bajuku dulu," kataku sambil pergi menuju koper.

"Tidak. Kau harus melakukannya sekarang. Nanti kau lupa," kata Roro.

"Baiklah. Apa yang perlu aku lakukan?" Tanyaku.

"Tanda tangan disini, disini, disini, disini, dan disini," kata Roro yang membuat mulutku terbuka dengan sempurna.

"Hey! Kenapa malah memberikan ekspresi seperti itu? Ayo cepat tanda tangan,"

Akhirnya aku menyelesaikan sesi fansignku. Belum jadi artis saja, tanda tanganku sudah laris saja haha.

"Baiklah. Sekarang waktunya two-shoot," kata Roro sambil menarikku.

"Aish. Dasar,"

Cekrek. Cekrek. Cekrek.

"Baiklah. Sekarang aku sudah puas. Dan jangan lupa saat kau sudah sampai disana, langsung hubungkan aku lewat video call dan jangan lupa seret Irene haha," kata Roro.

"Tenang saja. Aku tidak akan melupakan hal itu. Eh, kita belum selfie dari ponselku. Ayo selfie,"

Cekrek. Cekrek. Cekrek.

"Hey! Bantu aku mengemas barang-barangku," kataku kepada Roro.

×××

Sekarang adalah saatnya aku harus berangkat ke Korea dan meninggalkan orang-orang yang kusayangi. Dan mereka mengatarkanku sampai bandara. Bahkan, Roro pun ikut.

"Mah, aku berangkat dulu ya," pamitku kepada one and only mother.

"Hati-hati ya. Jangan lupa makan, mandi, dan kalau sudah sampai disana, langsung hubungi mama," pesan sang mama kepadaku.

"Pah, aku berangkat dulu ya," pamitku kepada one and only superhero in my life.

"Hati-hati ya disana. Kalau ada apa-apa, langsung hubungi papa. Kalau nanti kamu sudah ngeluarin album, papa bakal jadi orang yang pertama beli," kata papaku yang membuatku tertawa.

"Ah papa bisa aja,"

"Ro, aku berangkat ya,"

"Aku bakal kangen kamu. Huwaaaa~" suara tangis Roro makin menggelegar.

"Aku bakal kangen kamu, Put," kata Roro sambil memelukku.

"Aku juga pasti bakal kangen sama kamu. Kalau kamu kangen kan tinggal line aku atau gak video call sama aku," kataku.

Perhatian, perhatian. Keberangkatan dengan tujuan Bandung-Seoul akan segera diberangkatkan dalam waktu 15 menit lagi. Silahkan memasuki pesawat sesuai dengan tiket anda. Terimakasih.

"Udah Ro. Aku udah dipanggil tuh katanya suruh berangkat," kataku sambil melepaskan pelukan Roro.

"Oke semua, aku berangkat ya," kataku sambil melambaikan tangan kepada mereka. Dan mereka membalas dengan lambaian tangan juga sambil meneteskan air mata.

Ohiya sampai lupa. Staff Red Velvetnya ada disampingku kok. Hhe.

"How's your feeling?"

"I'm nervous,"

"Why?"

"Cause I will meet my idol. And, that so unbelieveble,"

"Don't nervous. Cause, they're wait you. And they're so surprised when I tell them we recruit new member,"

"Really? But I'm so afraid if they're not like me,"

"They're love you. So, throw away your negative thingking about them. Cause, you will okay,"

×××

Akhirnya aku sampai di Korea. Negara impian semua anak kpop. Dan aku sekarang berhasil menginjakkan kaki di Korea. Lebih tepatnya Seoul.

Seoul adalah kota impian dan dambaan para anak kpop. Apalagi kalo udah ngomongin yang namanya boyband Korea, itu udah gak usah ditanyain lagi.

Mungkin, aku adalah satu dari sekian orang yang beruntung bisa menginjakkan kaki di Korea.

×××

Dan aku sampai di gedung S.M. Coba bayangkan! Jika kalian menjadi aku, apa yang akan kalian rasakan? Sudah pasti kalian pasti exciting sampe pengen nangis. Kayak yang aku rasain sekarang. Beneran gak nyangka abis-abisan.

Dan aku bisa ketemu member Red Velvet. Suatu kehormatan bisa bertemu mereka secara langsung tanpa harus membayar mahal-mahal.

"Okay, Putri, now, Red Velvet is wait you at Practice Room. Let's follow me!"

Astaga. Aku deg-deg-an banget. Gimana ya ekspresi mereka saat liat aku? Secara, aku gak terlalu putih, hidung seadanya, kurus, ceking, muka pas-pas-an, semuanyalah serba pas-pas-an.

Mereka bakal suka aku atau enggak ya? Aduh! Aku kan gak bisa ngomong pake bahasa Korea.

Ah, search aja dulu di google. Eh, tapi gimana cara ngesearchnya? Kan kartu disana sama disini beda. Ah, kita lihat nanti saja!

Saat aku sudah berada di depan Practice Room, aku menarik nafas panjang-panjang. Sekarang aku sangat deg-deg-an.

Saat staffnya masuk, sepertinya memberitahu bahwa aku sudah tiba disini. Soalnya, member yang lain pada bilang "Jinjja?" "Cheongmalyo?" Aduh! Aku harus gimana? Eotteokhe?

Saat Staffnya keluar, ia menyuruhku untuk masuk. Bagaimana ya ekspresi mereka?

×××

Semoga kalian suka ya sama fanfict nya! Author nulisnya juga deg-deg-an lho!

Vomments please

Readyfloner

Officially, I'm Red Velvet'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang