Melanie's POV
menghadiri sebuah pesta besar bukanlah hal yang mudah bagi orang sepertiku. sejak ibuku meninggal, aku menjalani hidupku seorang diri. jika kalian bertanya tentang ayahku, jawabannya adalah aku tak tahu. ia meninggalkanku saat ibuku meninggal. aku berjalan masuk ke dalam ballroom dengan berbalut black and white tight dress, heels hitam dan topeng hitam mengkilap. kurasa ini adalah pakaian spesialku, ibuku membuatkannya untukku sebelum ia meninggal.
"ladies and gentleman welcome to black and white ball" kata sang pembawa acara yang tak lain adalah george, owner pesta ini. semua pengunjung bertepuk tangan keras. sebenarnya aku tak mendapat memo tentang pesta ini. jadi, aku tak tahu peraturan apa saja yang ada di pesta ini. aku datang karna temanku memintaku untuk mewakilinya. kulihat para pengunjung tampak membawa pasangan masing-masing. kurasa itu salah satu aturannya.
"sepertinya hanya kau gadis yang tersisa" kata seseorang sambil mengulurkan tangannya untukku. dengan tersenyum aku menerima uluran tangannya. kami mengambil tempat kosong ditengah-tengah ruangan. salah satu aturan yang kutahu ini adalah pesta dansa. alunan musik latin diputar memenuhi ruangan, semua pengunjung mulai melakukan gerakan kecil memulai dansa. aku meletakkan kedua tanganku dilehernya. ia membalasku dengan memeluk pinggangku. wajahku bertemu dengan wajahnya yang terlihat sangat familiar.
"you so familiar" kataku sambil terus berdansa
"yes i am"
"sorry?" kataku heran
"uhm, nothing" jawabnya absurd. kami berdansa selama beberapa menit hingga akhirnya musik dihentikan.
"okay everyone, semua pengunjung sudah mendapatkan memo. so, kalian tahu apa yang harus kalian lakukan" katanya bersemangat. laki-laki misterius dihadapanku ini memandangku heran.
"what?" kataku bingung sambil mengangkat bahuku.
"tidak. aku hanya tak yakin dengan ini" jawabnya.
" stand face to face with your own partner" kata george. aku menghadap laki-laki dihadapanku membuat kontak mata diantara kami. " then kiss your partner" sambungnya. terkejut cukup mendekskripsikan ekspresiku saat ini.
" inilah yang membuatku tak yakin" kata laki-laki ini gugup. aku berjalan mundur meninggalkannya.
" two people there, look arround you" teriak george menunjuk kearahku . aku melihat kesekelilingku, semua pengunjung menikmati ciuman mereka masing-masing. mulutku menganga seperempat.
" i guess you never kiss people" katanya menebak
" yes i am" jawabku sedikit malu. "aku tak yakin akan melakukan apa yang dilakukan orang-orang ini. bahkan aku tak tau siapa kau" sambungku menunjukkan ekspresi takutku.
"if we do nothing, george will punish us" katanya takut. siapapun george, aku akan membunuhnya.
" but,-
"dont be worry just do what do you know" potongnya. aku mengangguk pelan. ia mengambil langkah maju kearahku membuat jarak antara tubuhku dan tubuhnya semakin dekat. namun, aku masih tertunduk.
"just do what do you know" katanya sambil mengangkat daguku menghadapnya. dengan setengah ragu, aku memalsukan senyumku dan mengambil selangkah mendekat. wajahnya semakin dekat denganku aku hanya terpejam hingga kedua bibir kami bertemu. perasaan takut, bingung, kesalku hilang begitu saja. entah mengapa aku sangat menikmatinya. baru kali ini aku merasa sangat baik. suara tepuk tangan yang keras mengejutkanku dari ciuman kami.
"kalian melakukannya dengan baik" kata george bersemangat. semua orang kembali ke tempat semula mereka. " sekarang, kalian bisa membuka topeng kalian" sambungnya. laki-laki didepanku membuka topengnya cepat. kau tak akan bayangkan apa yang ada didepanku sekarang.
"h-ha-harrry? kataku terbata. aku tak tahu, apa aku berbicara terlalu keras atau apa. semua orang mengerubunginya membuatku terdorong menjauh. ini gila. aku berlari meninggalkannya yang kesusahan menghadapi orang-orang yang mengerubunginya.
if this happening to your life? what will you do?