hari ini hari pertamaku bekerja. bekerja sebagai pembantu. Mrs. Anne yang memberikan pekerjaan ini padaku. beliau pernah berteman dengan ibuku.
"kau akan bekerja dirumah anakku" katanya pelan dan sesantai mungkin.
"sorry miss, you mean i-i work in your son house?" kataku terbata.
"yes, tak ada pembantu yang ingin bekerja dirumahnya" katanya sedih.
"tapi aku tak bisa" kataku menolak
"baiklah, jika kau tak mau" katanya semakin sedih
"miss, dont be sad" kataku perhatian."its okay. aku akan membantumu" sambungku penuh keraguan aku telah banyak berhutang padanya. aku tak ingin membuatnya susah,
" kau yakin?"
"ye-yes" kataku. " kurasa taksiku sudah menunggu"
"baiklah" jawabnya. aku berjalan keluar membawa tasku. aku melambaikan tanganku sekali padanya lalu masuk kedalam taksi. sebenarnya ia ingin mengangkatku menjadi anak. tetapi aku tak ingin membebaninya. selama ini, aku sudah cukup menyusahkannya. tak lama kemudian taksi yang kutumpangi berhenti didepan rumah megah dengan hiasan dan dekorasi yang menarik disekelilingnya. aku memberikan beberapa lembar uang kepada sang supir.
"ini adalah bagian dari keputusanku" tekadku sembari keluar dari taksi. aku memandangi rumah didepanku dengan ragu lalu berjalan mendekatinya.
"excuse me" kataku saat mulai menginjakkan langkah pertama kedalam rumah.
" i guess kau adalah pembantu baru yang mom kirimkan" jawab seseorang dengan suara dalam miliknya.
"uhm, yes" jawabku sopan.
"kamarmu ada diatas, disudut ruangan" jelasnya santai. aku berjalan mendekati tangga dan mulai menaikinya. setelah sedikit berjelajah aku menemukan kamar untukku. aku meraih handle pintu dan membukanya. sebuah ranjang susun disudut ruangan, almari, meja kecil dengan lampu diatasnya, rak kayu besar, meja rias, televisi dan pintu menuju balkon. kamar macam apa ini? mungkin ini bukan kamarku.
"kau sudah menemukannya" kata seseorang mengagetkanku.
"d-do you mean this is my room?" tanyaku heran.
"yes" katanya sambil berjalan meninggalkanku. aku memasuki kekamar istimewa ini dan melemparkan tasku entah kemana. aku berlari keatas kasur dan mulai meloncat senang diatasnya.
"kalau itu patah, kau harus menggantinya"
"oh-uhm, im sorry" kataku seraya turun dari kasur menahan malu.
"setelah ini kau harus memasak untuk makan siang, menyapu, mengepel,dan lain lain" jelasnya datar. tentu saja tak ada pembantu yang ingin bekerja disini, majikannya saja seperti itu.
"baiklah tuan" jawabku sopan
"no, just call me harry" katanya sambil berlalu. aku segera merapikan bajuku dan meletakkan semua barang-barangku. aku berjalan menuju dapur. setelah sedikit berkeliling aku menemukan dapur yang kucari-cari. aku mulai memilih bahan-bahan makanan yang akan kupakai untuk memasak. kurasa aku akan membuat vegetable soup dan grilled tuna. seusai makananku siap, aku menghidangkannya dimeja.
"tuan, makanannya sudah siap" panggilku. sosoknya keluar dari ruang tamu dan mendekatiku.
"sudah kubilang, jangan panggil aku tuan. panggil saja harry" katanya memperingatiku.
"maaf tuan, uhm harry" jawabku sopan. harry mengambil tempat duduk sembari mengambil beberapa sendok nasi dan menambahkannya dengan lauk.
"siapa namamu?" tanyanya.
"melanie" jawabku penuh senyum.
"kenapa kau berdiri? nanti kakimu patah "
"kau ini" kataku sembari duduk didhadapannya.
"kuakui, masakanmu sangat enak" pujinya dengan makanan yang penuh dimulutnya.
"thanks" jawabku ramah. aku memandangi sosoknya dengan cermat, masih sama seperti saat pertama aku bertemu dengannya dipesta beberapa bulan yang lalu. sampai saat ini, aku masih tak bisa melupakan moment itu. moment spesial dalam hidupku.